Slice 24

1014 Words

Angkasa menemui Mas Pepenk terlebih dahulu di dalam cafe. Mereka melakukan tos dan bersalaman. "Sorry ya, Mas. Temenku ternyata ada urusan yang nggak bisa ditinggal tadi. Kunci mobilnya ternyata masih di rumah aku. Makanya aku yang disuruh ambil." Entah sudah ke berapa kalinya Angkasa mengarang cerita hari ini. Sepertinya sebentar lagi ia akan jadi seorang penulis juga, sama seperti Brasta. "Kirain mobilnya sengaja ditinggal, buat dikasih ke aku. Lumayan, jadi nggak usah nabung buat beli mobil." Mas Pepenk tertawa mengakhiri ucapannya. Laki - laki berambut gondrong dan berkaca mata itu, memang merupakan orang yang humoris. Angkasa pun ikut tertawa bersamanya. "Bisa aja Mas Pepenk, nih. Ya udah mobilnya aku ambil ya, Mas. Sekali lagi maaf dan makasih banget." "Makasih kayak sama siapa a

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD