Bab 23

1210 Words
Kelly terus berjalan tanpa arah, menjauh dari rumah sederhana itu. Ia merasa keberadaannya di sana tak berarti sama sekali. Terlebih lagi, Eden sekarang seperti tak peduli padanya. Gadis itu mengingat masa kecil mereka, dimana tak ada jarak yang memisahkan meskipun beda kelamin. Ia menganggap Eden sebagai saudara, sekaligus sahabat terbaik. Namun sekarang, semua itu telah terhapuskan karena dia bukanlah siluman yang sama. Terkadang Kelly merasa lelah dengan semuanya. Kehidupan yang bahagia seperti dulu, kini sudah tak ada lagi. “Hah!” helaan nafas Kelly terdengar jelas di telinga Mike yang mengikutinya dari belakang. Pria itu tahu bahwa sang adik butuh waktu untuk menyendiri. Dan dia menyadari bawa ia berada di belakangnya. “Kau tahu, Mike. Eden sekarang sulit dikendalikan.” Kelly monoleh. Rambutnya yang panjang diterpa angin malam. Bayangan tubuh yang terkena sinar bulan terlihat jelas. Di sana, ada tiga ekor rubah yang bergerak-gerak. “Jangan terlalu memikirkannya, tugasmu sudah selesai, Kel.” Mike tak ingin Kelly ikut campur masalah Eden terlalu jauh, karena sangat berbahaya. “Aku sangat menyayanginya, Mike.” Itu perkataan tulus dari lubuk hati Kelly, bahwa rasa sayangnya adalah nyata. Bagaimanapun Eden, tetaplah Eden. Dimatanya tak berubah sama sekali. “Meskipun jiwanya berganti, tapi aku merasa dia memanglah Eden.” Mike berjalan mendekat untuk memeluk Kelly-menyalurkan kehangatan sebagai seorang kakak. Hanya gadis itu yang bisa membawa kebahagian di dalam keluarganya. Untuk itu sebisa mungkin, ia harus melindungi dia. “Hiduplah bersama Robert, Kel.” Keputusan itu sudah mutlak. Sedangkan Kelly yang mendengar tercengang, kaget dengan perkataan Mike. “Kenapa?” Kelly melepas pelukan itu. “Kenapa kau melarangku? Kenapa aku tak bisa membantunya?” Ia menangis tersedu-sedu karena tak boleh ikut campur. “Dengar....” Mike mengusap lembut air mata yang menetes itu. “Ini berhubungan dengan kerajaan siluman. Kau tak boleh ikut campur. Sudah cukup semua yang kau lakukan untuk Eden.” “Tidak!” tolak Kelly mentah-mentah. Wajahnya mulai berubah, diiringi kedua taring yang mencuat. Gadis itu mengeram tertahan. Semua kuku jarinya pun memanjang. Melihat sang adik hendak berubah menjadi rubah, Mike mencoba menenangkan dirinya. “Pikirkan kebahagianmu, Kel! Pikirkan keluargamu!” Ia menatap sayu ke arah Kelly yang mulai tak terkendali. Grrrrrr “Eden temanku!” sentak Kelly dengan keras. Gadis itu sangat sensitif jika berhubungan dengan Eden, dan Mike tahu itu. “Apa yang dikatakan Mike benar, Kel.” Tiba-tiba suara Eden terdengar jelas, tak jauh dari mereka. Kelly dan Mike menoleh bersamaan, melihat Eden keluar dari balik pohon. Bisa dilihat bahwa dia menguping pembicaraan mereka. “Di sana sangat berbahaya, dan apa yang kau lakuakn sudah cukup. Kau bisa memulai hidupmu dengan Robert.” “Hiks... hiks... Eden...” Kelly tak ingin Eden meninggalkannya. Apalagi sekarang dia tak punya kekuatan sama sekali. “Aku akan mengantarnya ke ibu kota. Kau tenang saja, Kel.” Mike berada di antara mereka. “Apakah kau lupa, Hem? Aku adalah mantan pemburu siluman. Mudah bagiku menyelesaikan misi ini.” Eden ingin bekerja sendirian, jika Kelly ikut tentu saja akan merepotkan. Lebih baik gadis itu tinggal dengan Robert karena ditampatnya sangat aman. “Aku tak ingin kehilanganmu.” Kelly lari, memeluk Eden dengan erat untuk menyalurkan rasa sayangnya. Dipeluk erat, penuh kasih sayang membuat Eden merasa kehangatan luar biasa. Dalam hidupnya, tak pernah ada orang yang memberikan perasaan tulus kecuali Marreta ddan James. Dan ternyata kehidupan menjadi siluman tidaklah buruk sama sekali. “Aku akan kembali hidup-hidup dan menjadi kuat, Kel.” Meskipun Eden tak tau kedepannya seperti apa, tentu ia bisa memastikan bahwa nyawanya tak akan mudah melayang. “Berjanjilah padaku. Kau akan kembali dalam keadaan utuh.” Kelly melepas pelukan itu, tersenyum melambaikan tangan. “Aku akan merindukanmu.” Ia menghilang-berteleportasi ke tempat Robert. Setelah Kelly benar-benar menghilang, Mike mendekati Eden. “Terimakasih sudah meyakinkannya.” “Cukup mudah untuk membalasnya. Kau bawa aku ke ibu kota dan masuk kerajaan dengan mudah.” Eden meninggalkan Mike yang tengah tersenyum. “Selain mencari cermin, kau harus mencari keberadaan ayahku.” Tiba-tiba Mike berada di depan Eden yang sedang berjalan. “Jangan membuatku jantungan, Mike!” Eden berdecak kesal melihat tingkah Mike yang selalu usil. “Kita perlu bciara.” “Aku tak mau. Kau bau, bau rubah busuk!” “Oh s**t! Jangan mengolokku, Eden. Kau yang busuk seperti bangkai!” Mereka berdua saling melontarkan cacian dan olokan satu sama lain hingga kembali kembali ke rumah sederhana itu. Dan keduanya tak menyadari jika ada dua bayangan berada di balik pohon besar yang terus mengintai. “Lebih baik kita pulang.” Suara pria yang terus membujuk salah satu temannya. “No! Mereka sengaja mengusirku.” Dia melirik ke arah rumah sederhana dengan kesal. “Ayolah, Kel..., Jangan keras kepala. Apa salahnya menuruti kemauan kakakmu. Lagi pula semua demi keselamatanmu.” “Sebenarnya, kau berada di pihak siapa, Rob? Aku atau Mike.” Kelly berkacak pinggang menatap Robert dengan tajam. “Oke, aku mendukungmu. Jangan marah.” Robert memegang tangan Kelly, dan mereka menghilang lalu mencul di ruangan yang banyak bukunya. “Sial! Aku akan terus mengawasi mereka.” Kelly melepas tangan Robert dengan kesal. Jangan kira ia akan terusir dengan mudah. Oh... tidak bisa, ia adalah Kelly, si keras kepala dengan mental baja. “Jadi, apa yang akan kau lakukan setelah ini?” Robert sebenarnya tak ingin Kelly terlibat terlalu jauh. “Menguntit mereka.” Kelly tersenyum semirik karena sudah memiliki rencana-rencana di dalam otaknya. “Dan kau harus ikut denganku, Rob.” Lihat tingah Kelly yang percaya diri membuat Robert tersenyum. Jarang-jarang gadis itu bersikap serius. “Kenapa kau seperti orang gila?” Kelly memicingkan mata menatap aneh kepada Robert. “Nothing. Aku hanya senang melihat sisi ini darimu.” Robert langsung menarik pinggang gadis itu dengan cepat, membuatnya terpekik kaget. Mereka pun saling pandang satu sama lain, terhanyut akan pesona keduanya. Perlahan tapi pasti, wajah mereka mendekat. Bibir Robert mendarat ke bibir Kelly tanpa peringatan. Basah, harum, manis, dan lembut itulah yang dirasakan oleh Robert yang sedang menikmati sensasi ciuman itu. Ia pun melakukan kegiatan itu berdasarkan naluri, dan terus memaksa masuk ke dalam rongga mulut hingga akhirnya keluar decapan yang e****s menurutnya. Jantung Robert menggila, seolah meronta keluar dari sarangnya. Setiap lumatan yang dilakukan mampu membangkitkan gelora gairah yang tersimpan ratusan tahun. Sementara Kelly terhayut akan kepiawaian dari ciuman itu. Tanpa sadar, ia menutup mata untuk menikmati sensasi demi sensasi manis yang membuat darahnya memgalir dengan deras. Robert pun melepas ciuman itu. Mereka berdua terengah-engah satu sama lain. Senyum malu-malu jelas terlihat olehnya di wajah kelly. Tak ingin mengambil langkah lebih jauh, ia melepaskan tangan yang tadinya mendarat dipinggang agdis itu. “Maaf, aku tak bisa menahannya.” Robert merasa pikiran gilanya menguasai otak realistis yang selama ini di bina. Oh s**t! Semua karena gadis bernama Kelly. Kelly terlihat kecewa dengan permintaan maaf Robert karena ciuman itu. Jujur, di dalam hatinya yang dalam ia sangat menginginkanya. “Aku mengerti.” Kelly berbalik arah, tapi langsung dipeluk oleh Robert dari belakang. Dagunya pun bertumpu di bahunya, mengusap wajah dengan manja. “Jangan marah padaku. Aku tidak menyesal dengan ciuman itu. Aku hanya takut kalau mengingkanmu lebih dari ciuman.” Pipi merah merona terlihat jelas di wajah Kelly. Ia tak menyangka kalau Robert bisa semanis ini. Tidak heran kalau dirinya mencintai pria yang tengah memeluk manja dirinya. ‘Oh astaga! Aku bisa gila!’ Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD