Bab 26

1187 Words
Hari dimana cuaca sangat panas, ditambah dengan seorang siluman yang terlihat memiliki percaya diri yang tinggi berada di tengah kerumunan orang. Membuat Kelly merasa ingin melenyapkan siluman itu. Kelly dan Robert memandangnya dengan pikiran berbeda. Kalau Kelly mempunyai hasrat ingin membunuh, sementara Robert memikirkan banyak cara untuk memperoleh perdamaian. Mungkin terlalu pengecut, tapi untuk saat ini yang terpenting adalah keselamatan. Kelly tipe yang keras kepala dan juga ceroboh. Dia tak akan berpikir panjang, memilih melakukan dengan kekerasan. Jika mengingat tentang sifat gadis itu, bayangan wajah Eden terlihat jelas dibenaknya. Tak bisa dipungkiri, jujur ia sangat khawatir dengan siluman itu. “Aku tak akan membiarkan kalian pergi.” Siluman yang memakai topeng itu mengayunkan jubahnya dengan elegan. Secara tiba-tiba, ketiganya berpindah ke bukit yang sangat hijau. Kelly menoleh ke kanan, dan ke kiri-sedikit takjub dengan pemandangan itu. Robert memilih berdiri tepat di depan gadisnya karena merasa terancam. “Refleks yang bagus, aku suka tindakanmu.” Siluman itu terkekeh ketika melihat kelemahan Robert. “Kita bisa bicara baik-baik. Jangan bertindak berlebihan.” Mungkin terlalu protektif, tapi inilah Robert tak ingin kehilangan Kelly. Merasa di lindungi, gadis itu berdiri sejajar dengannya. Dia seolah enggan mendapatkan perilaku istimewa. “Ini urusanku dengan dia, Rob. Jangan menghalangiku.” Si keras kepala Kelly memasang kuda-kuda hendak menyerang. “Tapi, Kel,” sela Robert dengan cepat, dan Kelly langsung menjentikkan jarinya agar dia diam. Benar saja, tubuhnya tak bisa bergerak, begitu juga dengan mulutnya yang seperti di lem. “Maafkan aku. Ini antara aku dan dia. Kau hanya boleh menonton.” Kelly maju beberapa langkah ke depan. Mereka berdua pun saling berhadapan. Siluman bertopeng dengan gadis siluman rubah, yaitu Kelly. “Aku tak akan sungkan.” Kelly berlari, kuku panjangnya hendak menebas langsung tubuh siluman itu. akan tetapi sayangnya, dia menghindar dengan cepat dan santai membuatnya merasa geram. Kelly tak terima langsung mengeluarkan bola api ditangannya untuk dilempar ke arah siluman bertopeng itu. Duar Bunyi ledakan menggema di udara, Robert berusaha melepaskan diri dari ikatan mantra milik Kelly. Dan akhirnya, setelah beberapa detik berusaha membuahkan hasil. “Kelly!” teriaknya dengan keras membuat konsentrasi dia buyar. Kesempatan itu digunakan siluman bertopeng berteleportasi tepat dibelakangnya. “Jangan bergerak.” Dia mengarahkan kukunya yang tajam pada leher putih milik gadis itu. “Sial! Jangan sentuh dia!” Robert berlari secepat kelat, hendak merebut kelly dari sisi siluman bertopeng, tapi semua yang dilakukan sia-sia karena kekuatannya sangat unggul. “Jika kau melakukan hal konyol, dia akan mati.” Kukunya menancap ke leher kelly. Darah merah segar keluar meskipun sedikit. Gadis tersebut meringis kesakitan merasakan benda tajam asing menggores kulitnya. “f**k!” umpat Robert dengan amarah yang meluap karena merasa sangat lemah di depan siluman bertopeng itu. “Aku menginginkanmu,” bisik siluman bertopeng tepat di telinga Kelly. Dia pun merinding karena hembusan nafas yang terus menggelitik telinganya. “Kau tak bisa bersama rubah sialan itu. Karena kau rubah merah.” Kelly terkejut bukan main seakan dihantam ribuan petir yang menyambar tubuhnya. Kenapa rahasianya bisa dilihat dengan mudah oleh siluman yang tak dikenal sama sekali? “Apa yang kau katakan? Aku tak mengerti.” Kelly berusaha setenang air karena lawannya mengetahui tentang jati dirinya. Siluman bertopeng itu terkekeh, menjentikkan jari dan dalam waktu sekejam, Robert menghilang entah kemana. “Kembalikan dia!” bentak Kelly dengan keras. Raut wajahnya pun mulai berubah menjadi rubah. “Dengar...., sebaik apapun kau mencoba membantu para siluman, kau tak akan bisa merubah sifat aslimu. Karena rubah merah terkenal kejam dan juga tak berperasaan.” Siluman bertopeng itu memegang erat pergelangan tangan Kelly yang dikunci olehnya. “Hanya dengan bersamaku, hidupmu akan jauh lebih baik.” “Persetan!” kelly menginjak kaki siluman bertopeng itu dengan sangat keras sampai dia kesakitan dan kuncian nya longgar. Gadis itu langsung memukulnya dengan keras. “Enyah dariku, b******k! Jangan pernah muncul di depan mataku. Atau aku akan membunuhmu.” Gadis itu menghilang dari pandangan siluman bertopeng dengan cepat, dan muncul di pusat ibu kota. Ia langsung mencari keberadaan Robert, bahkan juga melakukan telepati, tapi hasilnya nihil. “Kemana kau pergi, Rob?” Sedikit penyesalan timbul dari tindakan gegabah yang baru saja terjadi. Kelly meneteskan air mata, takut kehilangan Robert. Karena walau bagaimanapun, ia sangat mencintai siluman itu. Dari jauh, siluman bertopeng terkekeh sebab melihat kepanikan Kelly yang terus mencari Robert. Ia terlihat senang diatas penderitaannya. Bagaimana tidak senang, pertemuan mereka hari ini adalah pertemuan yang menyenangkan. Kelly terduduk lesu dengan linangan air mata yang terus membasahi pipinya. Sudah tiga kali ia berkeliling ibu kota, tapi tetap saja Robert tak dipertemukan keberadaanya. Ini semua karena siluman bertopeng menyebalkan. Jika bukan karena siluman itu, pasti dia akan baik-baik saja. “Aku harus menemukan Robert.” Ia hendak bangkit, tapi diurungkan karena melihat sepasang sepatu yang asing menurutnya. Kepalanya pun mendongak ke atas. Karena silaunya matahari yang menyengat, wajah dari siluman yang berdiri di depannya tak terlihat. “Apakah kau sudah lelah mencarinya?” Suara itu terdengar lembut dan merdu membuat Kelly serasa terbang di atas awan ketika mendengarnya. Siluman yang berdiri itu pun langsung jongkok, dan mereka berdua berhadapan. Sepasang mata emas sempurna dengan bibir merah seperti stroberi membuat kelly mengedipkan mata berulang kali. Dia yang ada dihadapannya tersenyum miring seolah mengejeknya. Kelly pun tersadar seketika. “Siapa kau?” Kipas yang dipegang siluman itu dikibar-kibarkan. Aroma harus yang berasal dari tubuhnya mencuat sampai indra penciuman milik gadis tersebut. Kelly memicingkan mata, menatap penuh selidik. Bau yang familiar itu mengingatkannya pada sosok. Tiba-tiba, ia mundur beberapa langkah ke belakang dengan posisi waspada. “Apa mau mu?” Geraman jelas terdengar oleh siluman yang memiliki paras tampan itu. “Bukankah aku sudah bilang, lebih baik kau bersamaku.” Dia mengibaskan kipas lagi membuat para siluman yang berada di ibu kota terlena oleh ketampanannya. “Dimana Robert? Kembalikan kekasihku?” Kelly tak mengerti dengan tindakan siluman yang sialnya tampan itu. Yang ada di otaknya adalah memasang tameng setebal mungkin agar tidak terpesona. Siluman itu terbang mendekati Kelly untuk meraih pinggang. Mereka berdua melayang di udara. Kelly tersentak kaget dengan tindakan impulsif itu. Yang dia lakukan adalah memejamkan mata, dan bahu siluman itu dengan erat. Mereka berdua turun di sebuah bukit dengan hamparan bunga matahari. Kelly membuka mata kananya untuk melirik tempat yang di pijaki saat ini. a takjub akan semua yang ada dihadapannya. Kupu-kupu terbang, burung berkicau saling menyahut, dan juga kelopak bunga matahari yang berterbangan. Kelly lupa dengan tujuannya untuk mencari Robert. Lupa akan segala hal yang berhubungan dengan siluman rubah coklat itu. “Apakah kau senang?” Dia melepas pelukan itu, dan terus melihat ke arah Kelly yang memandang pemandangan itu takjub. “Jika kau bersamaku, kau akan melihat semuanya ini setiap hari.” Bukan hal yang sulit membuat rubah merah jatuh cinta padanya. Karena dia tahu akan kelemahan dari rubah merah. Kelly tersentak, meruntuki kebodohannya sendiri karena terhanyut akan buaian dari siluman yang tak dikenalnya. “Omong kosong! Kembalikan Robert padaku!” “Dia sudah aku penjarakan, dan tak akan pernah kembali ke sisimu.” Aura merah langsung keluar dari tubuh Kelly. Lambat laun aura itu terus menebal. Siluman itu mudur beberapa langkah, merubah dirinya kembali menjadi siluman bertopeng. Dia mengeluarkan sebuah tombak bersiap hendak menyerang. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD