Transformation 27

1162 Words
Yeona pikir, hari itu dia hanya akan berurusan dengan Ralph dan beberapa temannya, tapi setibanya di club malam tempat mereka membawanya, Iyan juga terlihat. Pria itu sedang minum-minum ditemani beberapa wanita, terlihat jauh berbeda dari image lembut dan baik hati yang selama ini dia perlihatkan di guild. Yeona tersenyum dalam hati, tidak ada yang lebih baik dari sekali mendayung dua tiga pulau terlewati, setidaknya dia bisa menyelesaikan dendamnya sekaligus. Sebagai seseorang yang penampilannya cukup mencolok dengan rambut yang tidak biasa, juga topeng dan sosoknya yang cukup fenomenal, kedatangan Yeona langsung menarik perhatian semua orang. Untungnya Ralp langsung sigap menariknya ke dalam ruang pribadi yang telah mereka pesan sebelumnya, atau situasi club akan riuh. "Kenapa kau bisa datang bersamanya kemari?" Iyan menyusul masuk dengan wajah kesal. "Apa kau tidak tahu hubungannya dengan Qiu Shen?" "Tahu, tapi dia setuju-setuju saja dibawa, jadi seharusnya tidak apa-apa." Ralph mendudukkan diri ke sofa dan mengangkat kaki. "Lagipula berita tentang mereka yang berpacaran tersebar hanya karena tebakan orang-orang, Qiu Shen tidak pernah mengkonfirmasinya secara pribadi." Yeona hampir tertawa saat mendengar penjelasan Ralph itu. Memangnya Qiu Shen itu tipe pria yang akan mengatakan sesuatu jika tidak ditanya? Bertanyapun, masih untung jika dijawab dan bukannya ditatap dengan tajam. Karena melihat Iyan masih ragu-ragu, Ralph menambahkan lagi. "Lagipula, apakah menurutmu Qiu Shen akan melupakan Yeona dengan mudah setelah melihat bagaimana dia mencarinya mati-matian dua tahun lalu?" Pembahasan ini sedikit menarik bagi Yeona, karena dia tidak mungkin bisa mendengarnya dari mulut Qiu Shen sendiri. "Apa yang terjadi pada Qiu Shen saat gadis bernama Yeona itu menghilang?" Yeona bertanya dengan suara yang sengaja dilembutkan untuk menyamarkan suara aslinya. "Kau tertarik?" Ralph penyeringai. "Ya, aku pernah mendengar bahwa Qiu Shen memang sempat dekat dengan seorang gadis sebelum bertemu denganku, tapi detailnya aku tidak tahu." Yeona menunduk dengan sedih. "Qiu Shen juga tidak mau memberitahuku apa-apa." Melihat reaksi gadis yang digosipkan oleh khalayak umum sebagai kekasih Qiu Shen itu tampak tidak begitu diperhatikan oleh pria yang selama dua tahun ini susah payah dia hindari, Iyan menurunkan kewaspadaannya dan duduk untuk menuangkan alkohol untuk dirinya sendiri. "Beberapa bulan pertama, Qiu Shen mencari tanpa henti, bahkan setelah keluar dari guild, dia menjalankan semua misi tingkat tinggi dan menjelajah hingga ke tempat-tempat terjauh dari dinding." Ralph melempar kacang ke dalam mulutnya dan mendengus. "Sekarangpun, dia terus mengajakmu keluar dinding hampir setiap minggu, aku yakin dia masih mencarinya. Dia jelas hanya menjadikanmu pelampiasan, bahkan memberi nickname laba-laba." Yeona mengangguk pelan, dengan raut sedih tentu saja. "Lalu, Apakah kalian tahu kenapa gadis itu menghilang?" tanyanya lagi. Iyan menghentikan gerakannya dan mendongak. "Kenapa kau bertanya terlalu banyak?" "Aku, hanya penasaran," cicit Yeona. "Karena aku dengar dia dibuang oleh rekan timnya sendiri, makanya Qiu Shen keluar dari guild." "Memang benar dia ditinggalkan, tapi saat itu anggota tim yang menjalankan misi bersamanya berpikir bahwa dia membawa tanda Black Butterfly." "Jangan menjelaskan lagi, sebenarnya kau membawanya kemari untuk apa?" hardik Iyan, kemudian menatap Yeona dari atas ke bawah. "Kalau mau melayani kami, cepat buka baju." Yeona tersenyum tipis dan mengabaikan pria itu, tapi sebenarnya Wyn sudah turun dari kepalanya dan merangkak ke tubuh salah satu pria. "Jadi, apakah gadis itu mati?" "Mati. Kata ketua guildku, dia dimakan oleh laba-laba albino." Yang menjawab pertanyaan Yeona bukan Iyan, tapi teman-teman mereka yang tadi hanya sibuk minum-minum. Lucu sekali, semua orang di dalam ruangan ini adalah anggota tim yang meninggalkan Yeona, tapi mereka semua menjawab seakan hal itu tidak ada hubungannya dengan mereka. Yeona tersenyum tipis. "Benarkah?" Dia lalu melepas jubahnya, memperlihatkan rambut putih peraknya secara keseluruhan, juga kulitnya yang terlihat begitu pucat dibawah tamaram lampu. "Lalu apakah kalian pernah melihat laba-laba albino?" Yeona melewati mata lapar Ralph dan menghindar ketika pria itu hendak menyentuhnya, lalu hanya dengan satu gerakan tangannya, pria itu langsung terlempar ke sofa dengan beberapa jarum baja di pundaknya. Iyan berdiri dengan waspada. "Kau!" "Menurut informasi yang sebenarnya terbatas, laba-laba albino adalah salah satu monster tertua semenjak The Disaster Era, juga merupakan monster paling misterius yang pernah ada." Yeona mendudukkan diri ke meja dan memiringkan kepala. "Tapi, sebenarnya, laba-laba albino itu hidup sangat singkat, hanya saja setelah mati dia selalu meninggalkan satu pewarisnya." Iyan menyipitkan mata. "Siapa kau?" Yeona tertawa pelan. "Bukankah dari nickname saja seharusnya sudah jelas?" Tidak ada yang bersuara selain Ralph yang terus mengerang sakit. Dari belakang, salah satu pria mengeluarkan senjata dan hendak menyerang Yeona, tapi tiba-tiba saja jatuh dengan mulut berbusa. Yeona sama sekali tidak terganggu dan masih menatap lurus ke Iyan. "Apakah kau sudah mendengar kabar dari Raya?" Yeona yakin, kabar tentang kematian tiga teman Raya, juga tentang tersangka yang menjadi pelaku pembunuhan adalah Raya sendiri sudah terdengar hingga ke telinga Iyan. "Kau pelakunya." "Ya, aku merencanakan semua kematian mereka." Iyan membelalak, sekarang ini sebuah tebakan muncul begitu saja di kepalanya, yang sebenarnya tidak mau dia percayai tapi semakin dia memikirkannya, semakin meyakinkan pula tebakan itu. "Senang bertemu denganmu kembali Iyan?" Yeona melepaskan topengnya, menyambut tatapan tak percaya Iyan dengan senyuman lebar layaknya kawan lama, tapi matanya penuh dengan dendam. "Bukankah kita punya masalah yang harus diselesaikan?" Beberapa saat kemudian, pintu yang lama tertutup kembali terbuka. Di luar telah berkumpul banyak orang yang penasaran dengan keributan yang terjadi dan spontan mundur begitu melihat seorang gadis dengan tubuh penuh percikan darah keluar. Darah merah itu, terlihat begitu mencolok di kulit Yeona yang pucat, tapi justru menyebabkan banyak orang tidak bisa mengalihkan tatapan. Yeona menghapus darah yang hampir menetes ke bibirnya dan bertanya, "siapa manager club ini?" Salah satu pria diantara kerumunan di dorong keluar. "Kau managernya?" Pria itu mengangguk beberapa kali. Yeona tersenyum tipis dan meletakkan beberapa kristal nukleus tingkat tinggi ke tangan pria itu. "Apakah ini cukup untuk merenovasi sebuah ruangan sepenuhnya." "Cu-cukup." Lebih dari cukup malah, tapi si manajer tentu tahu bagaimana caranya meraup keuntungan lebih. "Oke, yang ini untuk biaya pembersihannya. Permisi." Yeona kemudian meninggalkan club saat itu dengan banyak jejak-jejak berdarah di belakangnya. "Ahh!" Yang melihat ke dalam ruangan pertama kali adalah pelayan club tersebut, tapi sekali melihat keadaan di dalam saja, kepalanya tiba-tiba pusing. Di dalam ruangan yang seperti kapal pecah itu, sejumlah pria terjebak di dalam jaring laba-laba tajam yang menusuk langsung ke tubuh mereka, menggantung mereka seperti kain basah yang airnya perlu di keringkan Di lantai, darah menggenang tanpa meninggalkan celah, seolah telah membentuk kolam merah yang menyeramkan. Tapi ada satu pria yang duduk di sofa, terlihat masih hidup namun dengan mulut menganga dan mata melebar, entah apa yang sedang dia lihat, hingga teriakan ketakutannya saja membuat semua orang merinding. Sosok itu adalah Iyan, tetap berada di posisi yang sama selama beberapa saat sebelum meraih botol yang terletak di meja, memecahkannya sebelum mengarahkannya ke lehernya sendiri. Di luar, Yeona sedang berjalan sambil mengelus laba-laba yang bertengger bahunya. "Kerja bagus Wyn, sebagai hadiah, kau bisa makan sepuasnya hari ini?" Laba-laba Albino mini itu melompat kegirangan sebelum bergerak ke kepala Yeona kembali dan menyamankan diri. "Qiu Shen!" Tak jauh di depan, Yeona melihat Qiu Shen sedang bersandar menunggunya di bawah pohon. Dia mempercepat langkahnya dan menghampiri pria itu dengan senyum lebar. Bersambung ...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD