Transformation 28

1148 Words
Setelah membunuh beberapa anggota mereka sekaligus, BeeOne Guild pasti tidak akan tinggal diam. Terlebih ketika Yeona saat itu tidak berusaha menyembunyikan identitasnya sama sekali. Jadi, Yeona tidak begitu terkejut ketika mendapat panggilan ke pusat informasi atas permintaan BeeOne Guild. Karena distrik seratus satu tidak memiliki hukum, biasanya segala masalah akan diselesaikan dengan adu kekuatan, entah itu secara bebas atau melibatkan orang ketiga. Dalam hal ini, BeeOne Guild tidak ingin langsung berduel, tapi ingin berdiskusi, tapi karena mereka tidak tahu di mana harus menemukan Qiu Shen dan Yeona, mereka akhirnya meminta bantuan dari pusat informasi. Yeona sebenarnya ingin pergi sendirian, tapi Mila bersikeras ikut sedang Qiu Shen tidak menerima penolakan. Jadi begitu mereka mencapai ruangan yang telah disediakan pegawai pusat informasi untuk berdiskusi, para anggota lama BeeOne Guild yang telah siaga dengan senjata tiba-tiba mematung. Mereka semua tahu, bahwa yang membunuh Iyan, Ralph dan rekan mereka yang lain adalah Silver Spider yang notabene kekasih Qiu Shen, tapi tidak ada yang menyangka bahwa Mila juga bersama mereka. Mila menatap semua orang yang ada di dalam ruangan tanpa sedikitpun keramahan dan membantu Yeona menarik kursi, dengan postur seolah sedang melayani. Yeona menahan senyum. "Apa yang kau lakukan?" "Sstt ... Aku sedang berusaha membuatmu terlihat seperti bos." Kali ini, Yeona benar-benar tertawa pelan. "Tidak perlu, sana duduk." Dia mendorong gadis itu untuk duduk di kursi yang ditawarkan tadi dan menarik kursinya sendiri, sedangkan Qiu Shen baru duduk setengah Yeona juga duduk. Karen memperhatikan interaksi mereka bertiga dengan kening berkerut sebelum kembali memusatkan perhatiannya pada gadis berambut putih keperakan di tengah. Dia tidak mengerti mengapa Qiu Shen dan Mila ada di sisi gadis itu, tapi yang pasti tujuannya hari ini hanya dia, jadi Karen tidak bermaksud menyangkut pautkan dua mantan anggota guildnya itu "Aku tidak ingin berbasa-basi, kemarin sore, lima dari anggota kami mati secara mengenaskan di dalam ruang pribadi sebuah club, dan menurut orang-orang, yang melakukannya adalah Silver Spider." "Ya." Yeona mengangguk santai. "Aku memang melakukannya." Karen tidak menyangka akan mendapatkan respon sesantai itu, seolah pembunuhan yang dia lakukan sangat biasa. "Kenapa kau melakukannya?" "Dendam." "Dendam?" Karen melirik Qiu Shen dan Mila lagi sebelim lanjut berbicara. "Tapi setahuku, tidak pernah ada interaksi antara anggota guildku dan kamu." Yeona menopang dagu. "Dulu ada, mereka sengaja meninggalkanku di tengah hutan yang berbahaya dan berusaha membunuhku tanpa alasan, bukankah itu interaksi yang bisa menimbulkan dendam?" Karen membelalak, menatap Qiu Shen dan Mila lagi. "Kamu ... "Ya, ini aku ketua." Yeona tersenyum tipis. "Aku tidak akan mengatakan senang bertemu denganmu karena sebenarnya aku dipenuhi kekecewaan." Napas Karen tercekat, matanya memperhatikan setiap detail penampilan Yeona dan masih tidak mengerti mengapa gadis itu bisa berubah seperti ini. Yeona melepaskan topengnya dan kembali memasang wajah serius. "Apa yang aku lakukan adalah balas dendam, jika kau keberatan, kita bisa menyelesaikannya di arena." Setelah Yeona menghilang, Karen dipenuhi banyak penyesalan tapi saat dia menoleh ke belakang, ke semua kerja keras dan anggota guild yang berhasil dia kumpulkan, rasa bersalah itu dengan cepat tenggelam. Karen mencintai guildnya, jadi berpikir bahwa mengeluarkan beberapa anggota senior hanya karena seorang pemula sama sekali tidak sepadan, dan dia benar-benar berpikir hingga kini bahwa keputusan itu benar, bahkan ketika Ben meninggalkannya karena itu. Tapi, baru sekarang Karen menyadari kesalahannya. Karena pada akhirnya, semua orang yang terlibat hari itu mati juga, di tangan korban mereka sendiri. Karen menghela napas dan menolak untuk berduel, tapi tidak pernah bisa melontarkan kata maaf yang selama ini dia pendam. Saat akhirnya Yeona keluar dari ruangan, Karen berpikir bisa menarik napas lega, tapi tidak. Karena Qiu Shen tetap tinggal dan menatap mereka dengan datar. "Qiu Shen ... "Guild yang kau cintai ini, jika bukan karenanya, sudah lama hilang." Qiu Shen mengatakan kalimat itu sebelum meninggalkan ruangan. Banyak member yang tidak mengerti maksud pria itu, tapi Karen dan Cathy mengerti dengan sangat cepat. Maksud Qiu Shen, jika dua tahun lalu pria itu percaya bahwa Yeona telah meninggal, maka seluruh anggota BeeOne guild tidak akan hidup sampai sekarang, bahkan dirinya sendiri tak terkecuali. Jadi, selain rasa bersalah, Karen seharusnya merasa bersyukur. *** Setelah meninggalkan gedung pusat informasi, Yeona mengajak Mila dan Qiu Shen ke pasar untuk membeli beberapa bahan makanan. Tapi sebelum itu, dia menarik keduanya ke toko baju. "Tidak, aku punya banyak baju." Mila menggantung baju-baju yang harganya selangit itu ke tempatnya kembali dengan sangat hati-hati dan mundur beberapa langkah. "Apakah punya banyak baju berarti tidak boleh beli baju baru?" "Tidak ... Tidak ... Bahkan jika harus beli, kenapa harus ke toko mahal seperti ini sih? Aku akan beli yang ada di luar saja. Lagipula, bajunya akan tetap sobek jika bertarung." Yeona menghela napas pelan. "Sayangnya, kau harus beli, atau kau tidak akan memakai apa-apa saat pulang." "Hah?" "Aku sudah membuang semua baju yang kau punya di rumah." "Hah?" "Jangan cuman hah? Sana pilih, tenang saja. Qiu Shen mengumpulkan banyak kristal nukleus dari pasang Zombie waktu itu." Mila melirik Qiu Shen yang sedang berdiri diam di depan patung, entah mengamati baju yang terpasang atau sedang belajar bagaimana caranya berdiri tanpa bergerak. "Apakah tidak apa-apa?" "Tidak apa-apa, sana pilih. Atau mau aku pilihkan sendiri?" "Tidak, aku cari sendiri saja." Mila dengan cepat pergi dari hadapan Yeona, sebelum gadis itu membuatnya semakin mungil karena jumlah belanjaan yang menggunung. Yeona kemudian menghampiri Qiu Shen dan menggandeng lengannya. "Kenapa kau tidak pilih baju juga?" "Ini cocok untukmu." Qiu Shen mengarahkan jari telunjuknya pada patung di depan mereka yang sedang memakai dress selutut berwarna violet. "Tidak. Hari ini yang belanja cuma kamu dan Mila." Tapi, saat Yeona mencoba menggerakkan Qiu Shen, pria itu berdiri tegak seolah ada paku di kakinya, tidak bergerak sedikitpun. Sebagai tambahan, dia juga menatap Yeona tanpa berkedip. Maksudnya jelas, beli atau kita tidak bergerak dari sini. Yeona menghela napas pelan. "Baiklah, aku beli ini, dan selanjutnya kita pilih untukmu tuan Fu, ayo." Melihatnya bersikeras seperti ini, Yeona yakin kalau Qiu Shen pasti membaca pikirannya lagi yang memang langsung menyukai dress itu begitu masuk ke toko. *** Selesai berbelanja, wajah Mila sudah pucat pasi karena sakit hati dengan harga yang harus dibayar untuk baju-baju yang dia beli. "Yang ada di tanganku ini, jumlahnya sama dengan biaya hidupku dalam satu tahun," ujarnya lemah. "Jangan bercanda." "Aku tidak bercanda, aku serius! Jika tidak percaya, aku punya catatannya di rumah." "Oke, aku percaya." Yeona mendorong Mila untuk berjalan ke depan sebelum gadis itu mulai mengoceh tentang biaya hidup yang harus hemat, juga ini dan itu. Saat menyusuri pasar, tiba-tiba saja meleset cepat ke arah Yeona, cukup cepat hingga Qiu Shen tidak sempat menangkapnya. "Mommy!" "Huh!" Yeona seketika mematung, karena tiba-tiba saja ada makhluk berambut biru kecil yang memeluk kakinya. Ketika menunduk, retina monochromianya bertemu dengan kristal topaz biru yang begitu jernih di mata bocah itu, bahkan dengan penampilan lusuhnya pun, Yeona tahu bahwa manusia mini berusia dua tahun ini sangat menawan. "Kau bilang apa?" "Mommy." Bocah itu tertawa hingga semua giginya terlihat. "Aku menemukanmu." Saat mengatakan kalimat terakhir, mata biru anak itu sekilas menyala, lalu redup lagi. Bersambung ...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD