Setelah beberapa barang-barang yang begitu banyak. Anggara melepaskan lemahnya. Dia duduk di sofa. Merentangkan kedua tangannya Di atas sofa. Dan, kedua kami menyilang dengan punggung bersandar. Kepala mengantar mengantarkan lemahnya. Dia perlahan memejamkan matanya sejenak. Mengatur nafasnya. Dia ketika membuka matanya lebat saat mengingat Nayla lagi. Wajahnya semakin pucat pasi. Saat giba-iba Nayla berada tepat di belakangnya. Wajahnya menatap wajah Anggara yang masih menatap ke depan. "Kenapa kamu mengejutkannya?" geram Anggara. Dia hampir saja jantungan gara-gara melihat djaja Nayla dari bawah. Dia mengira jika ada hantu di sana. "Ada apa?" tanya Anggara. "Anggara... Aku mau bilang padamu Jika ayah kamu sakit di rumah. Dia ingin kamu menjenguknya." ucap Nayla terus terang. Dia