“Kib....,” panggil gadis itu. Ia berusaha menggapai lengan Akib yang berjalan di depannya. “Honey please...,” panggilnya lagi yang membuat Akib menghentikan langkahnya. Lelaki itu membiarkan Cinthya meraih tangannya. Kini gadis itu berada di depannya—menatap dalam ke matanya. “Jangan dengerin omongan apapun dari mulut Gara,” ucapnya lalu mengelus punggung tangan Akib. “Kamu....hhhh,” ia menghentikan ucapannya. Lalu menundukkan wajah seraya menarik nafas. “Gara....dia mencintaiku,” lirihnya yang seketika membuat Akib menatapnya. Mata lelaki itu mengerjab-erjab penuh tanya. Bukan apa-apa. Karena selama ini yang ia tahu Gara mencintai Airin bukan Cinthya. Atau....gadis ini sedang membual? “Aku serius,” ucapnya saat menangkap ekspresi kebingungan milik Akib. “Aku menolaknya makanya.....dia ja