“Bagaimana jika aku mengantar mu pulang?” tanya Dave kepada wanita itu setelah melihat jam yang terpasang di dinding restaurant miliknya telah menujukkan pukul setengah satu dini hari.
Wanita itu mengerutkan keningnya melihat gerakan bibir Dave dan Dave pun melakukan hal yang sama karna tidak mendengar jawaban dari wanita itu setelah pertanyaan itu ia lontarkan beberapa detik yang lalu.
Wanita itu tersenyum seraya berbicara menggunakan jemarinya namun pergerakannya terhenti, ia sadar bahwa Dave tidak dapat mengerti dengan perkataannya, ia juga yakin bahwa Dave tidak mengetahui bahwa ia juga tunarungu, sejak tadi ia berbicara pada Dave menggunakan bahasa isyarat seolah lupa bahwa tidak semua orang dapat mengerti bahasa isyarat. Bahkan ia membalas perkataan Dave melewati bahasa isyaratnya setelah menebak apa yang diucapkan oleh Dave melalui pergerakan bibir pria itu.
Wanita itu mengeluarkan smartphone miliknya lalu mengetikkan sebuah kalimat.
Maaf, tuan. Saya tunarungu dan tunawicara, sejak tadi saya mengajak anda berbicara menggunakan bahasa saya tanpa saya sadari bahwa tidak semua orang dapat mengerti bahasa isyarat. Ketik wanita itu di smartphone nya yang segera ia tunjukkan kepada Dave.
“Oh My God, I’m so sorry” ucap Dave seraya memegang kepalanya menggunakan kedua tangan lalu mengedarkan pandangannya, dengan panik ia mencari sebuah kertas dan pena guna mengatakan maksudnya kepada wanita itu.
Ia tidak terpikirkan untuk mengetikkan kalimat yang ia maksud menggunakan smartphone miliknya seperti yang dilakukan oleh wanita itu karna saat ini ia begitu gugup berhadapan dengan wanita yang ia cintai. Setelah ia menemukan satu lembar kertas di meja bartender dan sebuah pena, Dave segera menuliskan pertanyaan nya untuk wanita itu.
Bagaimana jika aku mengantar mu pulang? Tulis Dave.
Wanita itu tersenyum saat membaca kalimat yang Dave tuliskan pada sebuah kertas, ia kembali mengetikkan sebuah kalimat dalam smartphone miliknya.
Tidak perlu, Tuan. Saya bisa pulang sendiri.
Wajah Dave berubah murung ketika membaca kalimat tersebut. Ia kembali menuliskan kalimat dalam kertas yang berada dalam genggaman nya.
Aku memaksa mu, Nona. Jika kau tidak menerima ajakan ku maka aku akan mengurangi gaji mu sebesar 1EUR. Tulis Dave, ia menunjukkan tulisannya seraya tersenyum, ia tidak menyangka bahwa baru kali ini ia dapat memaksa keinginannya kepada seseorang. Berterima kasihlah kepada Brian dan juga Vinic yang selalu mengajarkannya untuk bersikap egois meskipun pemaksaan yang ia lakukan saat ini belumlah pada level yang serius.
Wanita itu hampir saja tertawa begitu melihat nominal gaji yang akan Dave kurangi jika ia tidak menerima ajakan pria itu. Ia mendongakkan wajahnya dari kertas yang ia baca dan mendapati senyuman manis di wajah Dave, melihat senyuman Dave membuat wanita itu menganggukkan kepalanya yang disambut oleh senyuman lebar di wajah Dave, dalam hati Dave memekik senang karna wanita yang ia cintai menerima ajakannya.
Mereka segera berjalan beriringan keluar dari restaurant milik Dave seraya menyembunyikan senyum mereka masing-masing. Wanita itu tidak takut kala Dave berniat mengantarkannya karna ia tahu bahwa Dave adalah pemilik restaurant tempatnya berkeja sebelum pria itu memaksanya beberapa detik yang lalu.
Ia menolak ajakan Dave karna ia segan dengan pria itu yang nota bene adalah atasannya, ia hanya tidak ingin para karyawan lain membicarakan tentang dirinya karna berani mendekati putra kedua dari pasangan Smith Abraham dan Bella Abraham yang terkenal di seluruh penjuru Los Angeles karena memiliki berbagai macam perusahaan dengan puluhan cabang yang tersebar di kota yang tidak pernah tidur tersebut.
Dave membukakan pintu mobil nya yang membuat wanita itu menggelengkan kepala, wanita itu kembali mengetikkan sebuah kalimat lalu menunjukkan nya kepada Dave.
“Apartement saya hanya berjarak satu blok dari restaurant anda, Tuan” ucap Dave kala membaca kalimat itu, ia mengernyit lalu kembali menuliskan sebuah kalimat untuk wanita itu.
Kau berjalan kaki setiap berangkat atau pulang kerja? Tanya Dave dalam kertas yang diangguki oleh wanita itu, Dave mengernyitkan keningnya lalu menganggukkan kepala.
“Baiklah, tidak ada salahnya berjalan satu blok” ucap Dave bermonolog pada dirinya sendiri karna selama ini ia jarang sekali berjalan kaki. Kehidupan mewah yang ia nikmati sejak kecil membuat ia jarang melakukan hal tersebut, ia selalu menggunakan mobil jika berpergian kemana pun, ia berpikir jika berjalan kaki maka ia akan semakin lama berbincang dengan wanita yang ia cintai.
Baiklah. Tulis Dave yang membuat wanita itu tersenyum.
Dave kembali menutup pintu mobilnya lalu berjalan beriringan dengan wanita itu, mereka memasuki sebuah jalan di sebelah retaurant milik Dave. Dave menyembunyikan kedua tangannya di saku celana miliknya, otaknya sejak tadi tidak berhenti memikirkan kalimat yang akan ia lontarkan kepada wanita yang berjalan di samping nya saat ini.
Sesekali Dave melirik wanita itu yang sedang menundukkan wajahnya, Dave kembali menarik kertas dan pena yang ia masukkan di saku jaket nya lalu menuliskan sebuah pertanyaan untuk wanita itu. Wanita itu sempat terkejut kala Dave menyodorkan kertas di hadapan nya ketika ia sedang menunduk memperhatikan jalan.
Siapa namamu? Tanya Dave dalam kertas tersebut.
Wanita itu menarik kertas yang disodorkan oleh Dave lalu meminta pena yang dipegang oleh Dave karna smartphone miliknya sudah ia masukkan ke dalam tas.
Sirena, Tuan. Jawab wanita itu membuat Dave tersenyum.
Sirena? Aku tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya. Pikir Dave dalam hati. Dave kembali menarik kertas yang dipegang oleh Sirena lalu kembali menuliskan sebuah kalimat.
Namaku Dave. Tulis Dave yang membuat wanita itu tersenyum.
Kini mereka tarik menarik kertas dan pena yang Dave bawa dari restaurant untuk mengungkapkan perkataan yang mereka maksud.
Saya sudah mengetahuinya, Tuan. Anda adalah atasan saya, pemilik restaurant tempat saya bekerja, bagaimana saya tidak mengetahui siapa nama anda?. Tulis Sirena yang membuat Dave menundukkan wajahnya, berusaha menyembunyikan wajahnya yang sudah ia pastikan memerah seperti tomat karena malu.
Kenapa aku memalukan seperti ini? Geram Dave dalam hati. Rasa yang ia rasakan pada Sirena membuatnya seperti remaja ingusan yang baru saja mengalami jatuh cinta untuk pertama kali meskipun kenyataan nya ia memang jatuh cinta pada wanita itu, namun ia sendiri merutuki tingkahnya yang begitu memalukan saat ini di hadapan wanita yang ia cintai.
Kau bukan remaja lagi, Dave. Bersikaplah gentle dan dewasa, jangan memalukan dirimu sendiri!. Peringat Dave dalam hati, ia menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu mendongakkan wajahnya, berusaha untuk tampil percaya diri di hadapan wanita yang ia cintai.
Maaf, aku kira kau tidak mengetahui namaku. Tulis Dave yang disambut oleh senyuman Sirena. Sirena kembali menunduk memperhatikan jalan, sebisa mungkin ia menjaga pandangan nya dari wajah tampan milik pria yang berstatus sebagai atasan nya tersebut.
Melihat Sirena yang kembali menundukkan wajah membuat Dave kembali berpikir dengan pembahasan yang akan ia bangun untuk menemani perjalanan mereka malam ini.
Ajari aku tentang bahasa isyarat. Tulis Dave membuat Sirena termenung untuk beberapa saat.
Ucapkan nama mu melalui bahasa spesial mu. Tulis Dave kembali yang disambut oleh senyuman Sirena.
Sirena segera menghentikkan langkahnya lalu mengepalkan tangan kanan nya dengan posisi ibu jari yang menutup keempat jemari lain nya di hadapan Dave yang membuat Dave mengernyitkan keningnya dan hal itu membuat Sirena kembali tersenyum.
Ia lalu menunjukkan jari kelingkingnya setelah itu menyilangkan jari telunjuk dan jari tengahnya kemudian menekuk kelima jemarinya tanpa menutupi seluruh permukaan telapak tangannya kemudian menyelipkan ibu jarinya di antara jari tengah dan jari manis dengan posisi tangan yang mengepal setelah itu mengepalkan seluruh jemarinya dengan posisi ibu jari yang berdiri sejajar dengan keempat jemarinya yang lain.
Dave melongo melihat gerakan jemari Sirena dan raut Dave saat ini membuat Sirena tersenyum, jika saja ia bisa mengeluarkan suaranya mungkin ia akan tertawa terbahak-bahak saat ini.
Bisakah kau mengulanginya pelan-pelan? Tanya Dave dalam kertas yang ia sodorkan pada Sirena yang membuat Sirena kembali tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.
Sirena kembali mengepalkan tangan kanan nya dengan posisi ibu jari yang menutup keempat jemari lain nya di hadapan Dave yang membuat Dave kembali mengingat tentang perintah yang ia lontarkan untuk Sirena sebelumnya.
Apakah itu huruf S? tanya Dave di kertas yang ia tunjukkan di hadapan Sirena, Sirena menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan dari Dave.
Lanjutkan. Tulis Dave kembali hingga Sirena kembali menunjukkan ejaan namanya menggunakan bahasa isyarat, sesekali Dave mengikuti gerakan jemari Sirena, tidak jarang pula Dave tertawa karna salah mengikuti gerakan Sirena hingga Sirena membantu Dave untuk mengikuti gerakan jemarinya.
Mereka tertawa riang di sepanjang perjalanan pulang menuju apartement yang disewa oleh Sirena karna Dave yang berulang kali salah ketika mencoba menyebutkan nama Sirena melalui gerakan jemarinya. Dave yang tertawa terbahak-bahak dan Sirena yang tertawa tanpa suara.
Dave tersenyum kala melihat tawa Sirena yang tanpa suara, Sirena bukanlah wanita pertama yang ia cintai dalam hidupnya namun Sirena begitu spesial di matanya. Tidak pernah Dave mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama sebelum ia bertemu dengan Sirena, semua wanita yang menjadi kekasihnya terdahulu adalah wanita yang ia cintai seiring berjalan nya waktu, bukan wanita yang ia cintai pada pandangan pertama.
Sesampainya mereka di apartement Sirena, Sirena mengajak Dave untuk berkunjung terlebih dahulu, ia tahu bahwa atasannya tersebut sedikit lelah akibat berjalan sepanjang satu blok dari restaurant namun ajakan Sirena ditolak oleh Dave.
Aku akan berkunjung lain waktu. Lebih baik kau segera beristirahat. Tulis Dave. Ia tahu bahwa wanita yang ia cintai begitu kelelahan setelah bekerja semalaman ini, bahkan saat ini jam telah menunjukkan pukul satu dini hari.
Sirena menganggukkan kepalanya setelah membaca tulisan Dave, ia lalu meletakkan kedua tangannya di dahi dan dagunya lalu menggerakkan ke depan.
Apa maksudnya? Tanya Dave dalam kertas yang membuat Sirena menjawab pertanyaan itu dalam kertas yang sama.
Gracias (terima kasih). Tulis Sirena membuat Dave tersenyum. Dave kembali menuliskan sebuah kalimat dalam kertas itu lalu menunjukkan nya pada Sirena.
Buenas noches (selamat malam). Tulis Dave yang diangguki oleh Sirena seraya tersenyum.
Setelah Sirena menutup pintu apartement nya, Dave segera melonjak kegirangan seraya berulang kali menggumamkan kata YES. Ia tersenyum puas seraya menatap kertas yang ia bawa dari restaurant, tulisan miliknya dan tulisan Sirena memenuhi kertas tersebut.
“Aku akan menyimpan kertas ini” ucap Dave dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.