Leader 27 - Larangan Putri Beatrice
Putri Beatrice mematut dirinya di depan cermin besar di kamarnya. Terpantul wajah yang sangat kesal. Setelah acara pesta penyambutan dan penobatan jenderal Vladimir dan wakil jenderal Norman. Putri Beatrice langsung masuk kamar. Di satu sisi, putri Beatrice memang senang peperangan sudah berakhir. Di sisi lain, ia benci dengan kenaikan jabatan Jenderal Vladimir. Lagi-lagi ayahnya sangat mengagung-agungkan Jenderal Vladimir. Nasibnya kini sudah di ambang batas. Sudah di pastikan ayahnya akan segera menikahkan putri Beatrice dengan jenderal Vladimir.
Putri Beatrice pergi dari kamarnya. Nampaknya ia sangat tergesa-gesa. Tidak sengaja ia berpapasan dengan jenderal Vladimir di koridor istana. Saatnya ia berbicara serius dengan jenderal Vladimir. Rasanya sudah tidak bisa ia tahan lagi.
"Lelaki munafik! Tetap saja kau pasti menginginkan kedudukan seorang raja! Pasti ini rencana busukmu. Berdalih menolong ayah dari serangan musuh. Namun, tujuan kau yang sesungguhnya adalah tahta raja. Benar kan?" Tuduh Putri Beatrice. Sejak awal Jenderal Vladimir masuk ke istana kerajaan Kuzkha. Putri Beatrice memang tidak menyukai jenderal Vladimir. Apapun yang jenderal Vladimir lakukan selalu ia selidiki. Bahkan asal usul keluarga Jenderal Vladimir juga pernah di korek-korek oleh putri Beatrice. Namun, tidak ada satupun yang berhasil mencari tahu tentang masa lalu Jenderal Vladimir. Yang mereka tahu hanya tentang Vladimir yang pernah bekerja di restoran ayam milik Vasko.
Beruntungnya, Vasko tidak banyak buka mulut tentang jenderal Vladimir. Bagi Vasko, Jenderal Vladimir sudah seperti anaknya. Vasko tahu jenderal Vladimir memiliki tujuan yang matang untuk sesuatu yang memang Vasko sampai saat ini belum tahu. Namun, Vasko tetap mendukungnya apapun itu. Karena Vasko yakin, jenderal Vladimir tahu. Mana yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya sendiri.
"Maaf, tuan putri nampaknya anda salah paham," ujar jenderal Vladimir.
"Salah paham? Lalu kenapa kamu menerima jabatan yang barusan ayah berikan? Benar-benar munafik. Melihat seorang raja tanpa ratu. Dan memiliki anak seorang perempuan. Tentu kamu mengincar kedudukan ayah. Kamu ingin jadi raja bukan? Wah hebat!" Putri Beatrice bertepuk tangan dengan kesal. Ketebak sudah tujuan utama dari jenderal Vladimir.
"Jangan berharap kamu akan menjadi raja. Sampai kapanpun kamu tidak berhak menjadi raja. Memenangkan satu kali peperangan. Bukan berarti kamu berhak menjadi raja. Bisa saja kamu sama seperti kerajaan Tanuz yang ingin menguasai daerah kekuasaan kerajaan Kuzkha. Pandai sekali kamu berkamuflase. Ayah benar-benar sudah terpengaruh oleh kamu. Pakai sihir apa kamu?" Caci maki keluar dari mulut putri Beatrice.
Sebetulnya Jenderal Vladimir merasa tidak enak saat raja Castillejo mengumumkan, mengenai kenaikan jabatannya. Makanya saat acara penobatan ia sempat melirik ke arah putri Beatrice bebeapa kali. Namun, ia juga tidak bisa menolak kesempatan emas itu. Hanya orang gila yang menolak kenaikan jabatannya. Meskipun tidak enak dengan putri Beatrice. Jenderal Vladimir harus tetap menerima jabatan itu.
"Maaf tuan putri. Perkara itu, aku tidak bisa menolak perintah yang mulia raja," sahut Jenderal Vladimir mencoba meredam emosinya. Jangan sampai ia tersulut emosi dengan caci maki yang putri Beatrice lontarkan.
Putri Beatrice tertawa sinis. "Kamu memang sangat pandai berkamuflase. Kamu pantas mendapatkan piala oscar dengan kepandaian kamu berakting. Ingat Vladimir, kamu hanya seorang b***k yang beruntung bisa menjadi seorang jenderal! Jangan berharap menjadi raja di kerajaan Kuzkha. Karena aku sampai kapanpun tidak pernah akan menyetujuinya!" Tegas putri Beatrice. Matanya penuh amarah dan kebencian. Sebetulnya putri Beatrice lebih kesal pada raja Castillejo. Karena ayahnya bertidak seenaknya. Main menjodoh-jodohkan dengan orang baru dikenal. Tanpa asal usul yang jelas. Tanpa bertanya apa putri Beatrice setuju apa tidak. Raja Castillejo hanya memilikikan egonya. Tanpa menanyakan perasaan anaknya terlebih dahulu.
"Maafkan, aku tuan putri jika acara tadi membuat anda kesal. Sungguh apa yang anda katakan tidak benar. Aku disini benar-benar hanya untuk mengabdi pada Kerajaan Kuzkha yang telah mengangkat dan menolong aku," jelas Jenderal Vladimir. Yang sudah pasti tidak akan di dengar oleh putri Beatrice. Tak apa yang penting jenderal Vladimir tidak mempunyai niat busuk sekalipun terhadap kerajaan Kuzkha.
"Omong kosong! Ingat! Aku akan membongkar tujuan kamu sebenarnya di depan ayah. Tunggu saja, aku pasti akan menemukan buktinya!" Acam putri Beatrice. Dia terus mencecar jenderal Vladimir tanpa ampun.
"Dan jangan pernah kamu berharap bisa menikah denganku. Jika kamu benar-benar mau menjadi seorang raja. Aku pastikan tidak akan lama," terusnya. Larangan putri Beatrice sangat keras. Ia benar-benar tidak mau kedudukan raja Castillejo di gantikan oleh jenderal Vladimir. Tanpa menunggu jawaban dari jenderal Vladimir. Putri Beatrice bergegas pergi dari koridor. Ia tidak mau berlama-lama lagi dengan lelaki munafik semacam Jenderal Vladimir. Perasaanmya hari ini sudah sangat berantakan. Apalagi tadi dayang Rumbia sempat membela jenderal Vladimir. Suasana hati putri Beatrice semakin memburuk.
"Keluar lah aku melihatmu!" Ucap Jenderal Vladimir. Sebetulnya sejak percakapan pertama dengan putri Beatrice. Jenderal Vladimir sudah tahu. Ada wakil jenderal Norman yang diam-diam menguping pembicaraan mereka.
"Maaf tuanku. Aku sudah lancang menguping pembicaraan kalian," sesal wakil jenderal Norman. Ia akan menerima konsekuensi apapun dari tindakannya yang cukup gegabah ini. Bahkan jika jenderal Vladimir menghukumnya. Norman akan terima tanpa mengeluh.
"Tidak apa-apa. Ya sudah kembali latihan!" Perintah Jenderal Vladimir tidak mau memperpanjang masalah yang tadi dibicarakan dengan putri Beatrice.
"Kalau aku boleh saran. Lebih baik tuanku tunjukan. Kalau apa yang dikatakan tuan putri itu salah. Aku tahu kok tuanku mempunyai tujuan lain saat masuk kerajaan ini. Namun, aku tahu pasti. Bukan karena tuan ingin menjadi raja, tapi ada dendam di mata tuan. Maaf kalau aku lancang berbicara soal ini. Aku tahu betul, saat latihan aku selalu memperhatikan tuan. Setiap anak panah yang di arahkan pada sasaran. Mata tuan penuh dendam seperti ingin melampiaskan pada seseorang," terka wakil jenderal Norman. Sepertinya Norman memang mudah dalam menebak seseorang. Sejauh ini memang belum ada yang tahu tentang tujuan Jenderal Vladimir menerima semua tawaran dari raja Castillejo.
"Sudah tidak usah diperpanjang lagi. Ayo kita latihan!" Jenderal Vladimir terus mengalihkan perhatian.
"Baiklah. Jika tuanku butuh bantuan. Atau sakadar ingin bercerita, tuan bisa ceritakan semuanya padaku. Aku berjanji tidak akan membeberkan pada siapapun. Aku akan merahasiakannya sampai aku mati," sahut Norman tanpa gentar. Rasanya wakil jenderal Norman sudah mulai dekat dengan jenderal Vladimir.
"Latihan!" Tegas jenderal Vladimir menggertak wakil jenderal Norman. Wakil Jenderal Norman langsung berlari ke arena latihan sambil senyam senyum. Ternyata lucu juga menggoda seorang jenderal. Wakil Jenderal Norman yakin Jenderal Vladimir bukan tipe orang yang suka marah-marah. Namun, jika memang tujuan Jenderal Vladimir datang kesini untuk melampiaskan dendamnya. Dendam pada siapa? Raja Castillejo kah? Atau siapa? Pertanyaan itu terus berkelbat di pikiran Norman.
**********
Putri Beatrice masih memasang wajah sebalnya. Sekarang ia sedang berada di kebun bunga istana. Ia sedang merangkai bunga anggrek kesukaan ratu Freya, mendiang ibunya. Kalau putri Beatrice sedang merindukan ratu Freya. Ia pasti merangkai bunga kesukaan ibunya.
Putri Beatrice memang belum pernah melihat ratu Freya secara langsung. Karena memang ratu Freya meninggal saat melahirkan dirinya. Putri Beatrice hanya bisa melihat ratu Freya dari lukisan yang sengaja di buat oleh pelukis kerajaan. Dalam lukisan itu, ratu Freya memang sangat cantik. Sama seperti putri Beatrice. Bagai pinang di belah dua. Namun, hanya ratu Freya yang memikat hati raja Castillejo. Kalau mengingat hal itu. Putri Beatrice rasanya ingin pergi bersama ratu Freya. Karena untuk apa hidup sebagai seorang putri kerajaan. Kalau sebenarnya di dalamnya merasa kesepian dan tanpa kasih sayang seorang ayah. Ayahnya saja lebih menyayangi orang lain dari pada dirinya. Raja Castillejo lebih sayang pada orang yang menolongnya. Ya, jenderal Vladimir. Yang benar-benar dipercaya oleh raja Castillejo untuk menjadi calon suaminya. Menjadi raja berikutnya di kerajaan Kuzkha.
"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi!" Umpatnya sambil meremas bunga anggrek yang mau ia rangkai. Rasa kesalnya terus menyelimuti hatinya. Mendapatkan kasih sayang dari ayahnya saja belum ia dapatkan. Ini malah muncul orang baru yang mau merebut segalanya.
"Awas tuan putri!" Ujar dayang Rumbia. Baru saja Putri Beatrice mengiris jarinya sendiri.
"Aawww!" Pekik putri Beatrice. Cairan kental berwarna merah mengalir dari bekas irisan kecil pisau yang biasa di pakai untuk memotong bunga. Kali ini pikiran Putri Beatrice sedang kemana-mana gara-gara jenderal Vladimir. Sampai-sampai melamun dan tanpa sadar mengiris jarinya sendiri.
Dayang Rumbia bergegas merobek lengan bajunya. Kemudian ia balut luka Putri Beatrice dengan robekan kain lengan bajunya. "Hati-hati tuan putri. Anda sedang melakukan apa sampai mengiris jari anda sendiri?" Tanya dayang Rumbia panik.
Putri Beatrice masih dalam posisinya. Sepetinya masih melamun. Dayang Rumbia tidak menunggu jawaban dari putri Beatrice. Ia langsung mencari tanaman obat untuk mengobati irisan jari putri Beatrice. Untungnya ada tanaman obat di samping kebun istana kerajaan Kuzkha. Ia mencari betul obat yang bisa segera mengeringkan luka. Tentunya menghilangkan bekas sayatannya juga. Karena bagi seorang putri kerajaan tidak boleh memiliki bekas luka. Karena itu akan menjadi aib keluarga kerajaan. Jika seorang putri memiliki bekas luka yang tidak bisa hilang. Biasanya tidak ada pangeran yang mau bersanding dengan sang putri.
Dayang Rumbia segera kembali ke tempat putri Beatrice berada. Putri Beatrice malah sedang asik merangkai bunga anggrek. Tanpa mempedulikan irisan luka di jarinya. Buru-buru dayang Rumbia mengobati jari telunjuk putri Beatrice yang teriris tadi.
"Tidak perlu khawatir seperti itu. Aku mempunyai bekas luka ataupun tidak. Itu tidak akan menjadi masalah. Karena aku sudah dijodohkan dengan seorang jenderal yang belum jelas asal-usulnya. Keputusan ayah pasti mutlak. Aku tidak akan di lirik oleh pangeran manapun. Jadi biarkalah luka itu sembuh sendiri. Tidak perlu di obati," ucap putri Beatrice.
Sekarang dayang Rumbia mengerti. Ternyata sejak tadi putri Beatrice melamun. Pasti sedang memikirkan tentang perjodohannya dengan jenderal Vladimir. Putri Beatrice belum menerima kehadiran jenderal Vladimir yang secara tiba-tiba. Ia masih mencurigai jenderal Vladimir sebagai mata-mata yang ingin merebut tahta kerajaan.
Dayang Rumbia juga belum tahu pasti apa tujuan datangnya Jenderal Vladimir ke kerajaan Kuzkha. Biasanya yang menjadi jenderal hanya dari kalangan bangsawan dan masih dari rakyat kerajaan Kuzkha. Sepenting itukah jenderal Vladimir di mata raja Castillejo? Namun, dayang Rumbia tetap berpikiran positif. Jenderal Vladimir murni datang ke sini untuk mengabdi pada kerajaan Kuzkha.
"Tuan putri, maaf atas kelancangan aku berbicara. Namun, ada kalanya kita tidak boleh menilai seseorang dari sisi buruknya saja. Bukankah jenderal Vladimir sudah memenangkan perang dengan kerajaan Tanuz? Secara otomatis beliau juga menyelamatkan rakyat dari kehancuran. Kalau sampai kerajaan Tanuz berhasil masuk wilayah kita. Sudah pasti rakyat yang berdosa banyak yang mati karena mereka memang ingin merebut wilayah ini. Jenderal Vladimir dan wakil jenderal Norman juga sudah merawat naga penjaga yang sudah selama bertahun-tahun menjaga menara wilayah Utara negeri empat menara," nasihat dayang Rumbia lagi.
Memang kalau dipikirkan secara logika seperti itu. Namun, entah kenapa kebenciannya pada sang jenderal masih saja berkecamuk dalam hati putri Beatrice.
"Dan katanya, kalau kita terlalu benci pada seseorang. Itu akan menjadi bumerang untuk kita. Malah kita akan sangat mencintai orang yang kita benci," pancing dayang Rumbia. Ia ingin tahu apa respon dari putri Beatrice.
"Tidak! Jangan sampai aku mencintainya. Asal usulnya saja belum jelas. Jangan pernah bahas dia lagi di hadapanku dayang Rumbia! Aku tidak suka!" Larangan dari Putri Beatrice. Ia berkata seperti itu, tapi kadang dia sendiri yang membahas soal jenderal Vladimir.
Dayang Rumbia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Di balik tangannya iya tersenyum puas. Ya, mungkin sekarang putri Beatrice membenci jenderal Vladimir. Namun, suatu saat. Akan ada satu hal di mana putri Beatrice jatuh cinta pada Jenderal Vladimir. Seperti prajurit dan orang-orang di istana yang sudah percaya dengan jenderal Vladimir.
Jenderal Vladimir memang ramah. Namun, tidak terlalu murah senyum juga. Lebih tepatnya dingin. Namun, ia selalu cepat dalam menyelesaikan masalah. Seperti kemarin bertindak menyerang balik kerajaan Tanuz di perbatasan. Sampai menyelamatkan sang naga dari kematiannya. Menurut pantauan dayang Rumbia. Sejauh ini jenderal Vladimir masih dalam batas yang wajar. Belum ada kecurigaan untuk menghancurkan kerajaan Kuzkha. Putri Beatrice saja yang terlalu sensitif soal ini. Mungkin karena kurangnya kasih sayang dari ayahnya. Hal itu membuat putri Beatrice ikut membenci orang yang lebih di sayang oleh raja Castillejo.
"Baiklah, tuan putri. Aku cuma memberi tahu saja. Yang sudah sudah. Orang yang terlalu benci pada seseorang. Akan berbalik mencintainya," goda dayang Rumbia lagi.
"Dayang Rumbia hentikan!" Teriak putri Beatrice dengan nada keki. Dayang Rumbia malah tertawa. Nampaknya, benih-benih cinta dari Putri Beatrice akan mulai tumbuh. Dayang Rumbia telah merawat putri Beatrice dari sejak lahir. Jadi dia tahu betul ekspresi dan apa yang di rasakan putri Beatrice. Meskipun membenci, tapi tetap memperhatikannya.
Seperti putri Beatrice membenci raja Castillejo. Ia tetap menanyakan kabar raja Castillejo. Setiap ayahnya pulang dari peperangan atau memantau rakyat dan kegiatan lainnya di luar istana. Pasti langsung memastikan kalau raja Castillejo baik-baik saja. Itu artinya memang putri Beatrice tidak benar-benar membenci ayahnya. Hanya saja putri Beatrice memang ingin di perhatikan oleh raja Castillejo. Selayaknya anak yang ingin di perhatikan oleh ayahnya.
Dari jauh ada jenderal Vladimir melintasi kebun bunga istana kerajaan Kuzkha. Putri Beatrice memperhatikan jenderal Vladimir dengan tatapan sinis. Mata mereka saling bertemu. Putri Beatrice langsung memalingkan wajahnya. Sementara Jenderal Vladimir fokus menatap ke depan. Berjalan cepat menuju arena latihan. Ia tidak boleh terlalu fokus pada sang putri yang terlalu curiga padanya. Yang terpenting sekarang adalah berlatih agar bisa mengalahkan raja Dimitar dari kerajaan Bednarek. Terserah apa yang di pikirkan oleh putri Beatrice. Yang jelas, tidak sedikitpun terbesit dalam pikiran Jenderal untuk merebut kedudukan raja dari tahta kerajaan Kuzkha.
Memang seharusnya dari awal jenderal Vladimir bilang soal rencana balas dendamnya pada raja Dimitar. Namun, bukan Vladimir namanya. Kalau bisa percaya begitu saja dengan orang. Jenderal Vladimir tipe orang yang sulit bercerita tentang masa lalunya. Tidak sembarangan orang yang bisa tahu tentang kehidupan masa lalunya.