Leader 9 - Putri Beatrice
Putri Beatrice adalah anak dari pasangan raja Castillejo dan Ratu Freya. Saat melahirkan Beatrice, ratu Freya meninggal akibat pendarahan yang sangat hebat. Ratu Freya adalah seorang bangsawan yang di jodohkan dengan raja Castillejo. Seorang raja tanpa ratu rasanya kurang lengkap. Meskipun mereka di jodohkan. Mereka saling mencintai satu sama lain. Bahkan menunggu kehadiran Beatrice saja sangat di tunggu-tunggu. Sayangnya fisik ratu Freya tidak begitu bagus. Ia sering sakit-sakitan sehingga sulit untuk hamil. Pada saat ratu Freya hamil. Raja Castillejo sangat menjaga ratu Freya dengan sangat ketat. Ia tidak mau hal buruk terjadi pada Freya dan calon anaknya.
Dari mulai pola makan sampai sedetail mungkin harus selalu laporan kepada raja Castillejo. Makanan yang diberikan pada ratu Freya juga, harus selalu di cicipi oleh kepala dayang yang selama ini bertanggung jawab mengurus segala keperluan ratu Freya.
Dayang Rumbia adalah seorang dayang yang sudah lama bekerja di kerajaan Kuzkha. Dia sudah bekerja sejak raja Castillejo masih sangat kecil. Sekarang dia di perintahkan untuk mengurus ratu Freya. Meskipun sudah tua sekarang. Dayang Rumbia sangat teliti dalam mengurus Beatrice. Raja Castillejo belum mau mengangkat dayang lainnya menjadi kepala dayang.
Selama sembilan bulan penuh raja Castillejo dan ratu Freya menunggu proses kehamilan ratu Freya. Tiba waktunya melahirkan, raja Castillejo memilih tabib yang terbaik di kerajaan Kuzkha. Namun, mekipun tabib itu yang terbaik. Tapi semua kehendak ada di tangan Tuhan. Satu jam setelah putri Beatrice di lahirkan. Ratu Freya meninggal akibat pendarahan hebat. Meskipun berbagai obat herbal di berikan pada ratu Freya. Tetap saja tidak dapat menghentikan pendarahannya. Hingga merenggut nyawa ratu Freya. Hal itu membuat pukulan yang sangat besar bagi raja Castillejo. Ia harus kehilangan ratu yang sangat dia cintai.
"Yang mulia ratu tidak bisa diselamatkan. Pendarahannya terlalu hebat. Sehingga berbagai macam obat yang kami berikan. Tidak bisa menghentikan kendaraannya. Ampuni aku yang mulia raja," lapor sang tabib saat keluar dari kamar. Sejak tadi memang raja Castillejo sangat cemas. Setelah tangisan bayi terdengar. Mengapa begitu lama bayi dan istrinya di dalam kamar. Seharusnya raja Castillejo dipersilahkan untuk masuk. Untuk melihat istri yang baru saja melahirkan. Dan anaknya yang baru saja lahir. Perasaan raja Castillejo sudah tidak enak. Raja Castillejo ingin sekali masuk ke kamar. Melihat hasil persalinan istrinya. Namun, sang tabib keburu keluar. Dan benar saja, ia harus kehilangan ratu yang ia cintai. Kabar yang selalu ia takutkan.
Sampai-sampai selama kehamilan. Raja Castillejo selalu menanyakan pada ratu Freya. Apa ratu Freya benar-benar kuat melalui proses kehamilannya. Karena memang selama kehamilannya juga, ratu Freya selalu sakit-sakitan. Setiap hari tabib harus datang untuk memeriksa keadaan ratu Freya. Sempat terbersit dalam pikiran raja Castillejo. Agar ratu Freya menggugurkan kandungan saja. Agar ratu Freya tetap sehat. Namun, ratu Freya tidak setuju dengan permintaan raja Castillejo. Ia memilih mempertahankan kandungannya. Seorang raja tanpa keturunan? Siapa yang akan melanjutkan tahtanya? kalau pun nantinya ratu Freya harus meninggal. Ia tidak perduli. Yang penting ia bisa melahirkan keturunan kerajaan Kuzkha. Ratu Freya berpikir. Lebih baik raja tanpa ratu dari pada raja tanpa keturunan. Ratu Freya malah memperbolehkan raja Castillejo menikah lagi saat nanti ratu Freya meninggal.
"Lalu anak aku mana?" Tanya raja Castillejo.
Asisten tabib yang lainnya memberikan anak yang sudah di bersihkan pada tabib. Kemudian tabib itu memberikan pada raja Castillejo. "Selamat yang mulia raja. Anak anda seorang putri yang sangat cantik," ucap sang tabib.
Awalnya saat di beri tahu oleh tabib. Kalau anak dari ratu Freya seorang anak perempuan. Raja Castillejo sedikit kecewa. Tadinya ia ingin seorang anak lelaki agar bisa meneruskan tahtanya. Namun, walau bagaimana pun raja Castillejo harus menerima takdir yang di gariskan.
Raja Castillejo menggendong bayi Beatrice yang sangat mungil. Wajahnya sangat mirip sekali dengan ratu Freya. Setelah itu raja Castillejo memerintahkan untuk menyiapkan pemakaman untuk ratu Freya dengan sebaik-baiknya. Raja Castillejo juga menunjuk datang Rumbia untuk mengurus segala keperluan putri Beatrice.
"Beatrice. Namanya adalah putri Beatrice," ucap raja Castillejo pada tabib itu. Ratu Freya selalu bilang kalau anaknya seorang perempuan. Maka ia ingin sekali memberi nama Beatrice.
"Baik yang mulia raja," sahut sang tabib.
Proses pemakaman ratu Freya di lakukan di kastil kerajaan. Ratu Freya akan di makamkan di dekat taman bunga kerajaan kesukaannya. Raja Castillejo tidak mau memakamkan ratunya terlalu jauh. Kalau di makamkan masih di wilayah kerajaan. Raja Castillejo bisa menemuinya setiap saat. Tanpa khwatir ada panah nyasar atau orang yang berusaha membunuhnya.
Sejak kecil putri Beatrice di urus oleh dayang Rumbia. Dayang Rumbia sudah seperti ibu kedua bagi putri Beatrice. Ayahnya yang seorang raja seperti tidak perduli padanya. Karena terlalu sibuk dengan urusan kerajaannya. Putri Beatrice tumbuh menjadi anak gadis yang sangat cantik. Harus raja Castillejo akui, kalau wajahnya sangat mirip ratu Freya.
Raja Castillejo memerintahkan salah satu prajurit terbaiknya, untuk mengawasi dan mengajarkan bela diri pada putri Beatrice. Berkuda, memanah dan memainkan pedang. Namun, putri Beatrice tidak berbakat dalam semua bidang itu. Dia hanya bisa memasak dan merajut. Raja Castillejo memerintahkan semua itu. Tidak lain, hanya untuk Beatrice. Kalau bisa bela diri. Saat musuh menemuinya. Putri Beatrice tidak akan terluka, karena bisa melindungi dirinya sendiri. Terkadang seorang prajurit yang banyak pun belum tentu bisa melindungi kita dari ambang kematian.
Mendengar putri Beatrice tidak berbakat soal bela diri. Raja Castillejo harus mencari orang yang bisa melindungi dan menjaga putri Beatrice. Yang nantinya akan menjadi suami putri Beatrice. Yang tentunya otomatis akan menggantikan posisinya sebagai raja di kerajaan Kuzkha.
"Apakah ayah mencintai ibuku, datang Rumbia?" Tanya Putri Beatrice yang telah menjadi gadis yang sangat cantik.
"Tentu yang mulia putri. Sejak meninggal yang mulia ratu. Yang mulia raja tidak pernah berniat menikah lagi. Padahal sudah banyak yang berniat menjadi ratu di kerajaan Kuzkha. Karena raja tanpa seorang ratu itu sangat berat. Dalam kerajaan perlu seorang ratu. Agar kerajaan tetap stabil," sahut dayang Rumbia.
"Lalu apakah ayah sayang padaku?" Sudah lama sekali sebetulnya putri Beatrice ingin menanyakan tentang hal itu.
"Tentu yang mulia putri. Yang mulia raja sangat menyayangi yang mulia putri. Beliau menyuruh yang mulia putri bisa bela diri. Karena yang mulia raja takut anda terluka. Namun, ternyata..." Kalimat itu menggantung. Ia tidak mungkin melanjutkan kalimatnya. Salah-salah kata dayang Rumbia bisa di hukum.
"Ternyata aku tidak berbakat dalam semua hal itu. Sehingga ayah tidak pernah mengunjungi aku. Betul kan?" Terka putri Beatrice.
"Bukan begitu yang mulia putri.."
"Ya sudah. Aku memang tidak bisa menjadi anak yang ayah inginkan. Aku hanya terpaksa lahir untuk menjadi pajangan istana saja. Jika saatnya nanti. Ayah pasti akan menikahkan aku. Memilih seseorang untuk meneruskan tahtanya. Dan aku hanya boneka yang menjadi alatnya untuk mencari orang tersebut." Putri Beatrice sangat kecewa pada raja Castillejo. Ternyata mempunyai wajah cantik seperti ibunya. Tidak memengaruhi raja Castillejo untuk lebih sayang pada putri Beatrice.
Sejak kecil ingin sekali putri Beatrice di gendong atau sekadar bercanda dengan raja Castillejo. Namun, semua itu hanya angan-angan saja. Waktu itu pernah kerajaan Kuzkha mengadakan acara pertemuan dengan empat kerajaan negeri empat menara. Banyak juga bangsawan dan para cendikiawan yang datang. Putri Beatrice melihat salah satu cendikiawan yang sangat perhatian pada anak perempuannya. Seorang ayah yang begitu sayang pada putrinya. Dari sanalah putri Beatrice mulai merasa cemburu. Mulai merasa kalau raja Castillejo tidak menyayanginya.
Sampai sempat terbesit dalam pikirannya. Untuk melarikan diri dari kerajaan. Namun, tidak bisa ia lakukan. Di luar sana akan lebih kejam dari istana. Bisa saja ia mati terbunuh karena mereka tahu. Kalau dia adalah seorang putri kerajaan yang kabur dari istana. Dengan terpaksa putri Beatrice harus menahan penderitaan ini sendirian. Tanpa kasih sayang seorang ayah. Kalau saja ratu Freya masih ada. Mungkin tidak akan seperti ini jadinya.
Ratu Freya akan menyayanginya sepernuh hatinya. Mengingat cerita dari dayang Rumbia tentang ratu Freya. Putri Beatrice ingin sekali bertemu dengan ratu Freya meskipun di dalam mimpi.
"Yang mulia ratu itu sangat baik hati. Ia selalu baik pada rakyatnya. Setiap hari ia selalu ke taman bunga ini. Merangkai dan menanam bunga adalah hobinya. Yang mulia raja selalu jatuh cinta ketika yang mulia ratu sedang bernyanyi sambil merangkai bunga," cerita dayang Rumbia pada putri Beatrice.
Pikir putri Beatrice, berarti ayahnya sangat mencintai ibunya. Lalu kenapa ayahnya tidak bisa menunjukan kasih sayangnya pada dirinya? Apa karena dia seorang anak perempuan? Yang tidak bisa meneruskan tahta kerajaan. Lalu kenapa raja Castillejo tidak meikah lagi, agar bisa mempunyai seorang anak lelaki dari istri barunya.
"Percayalah, yang mulia putri. Yang mulia raja sangat menyayangi anda. Yang mulia raja memang belum bisa menunjukan rasa kasih sayangnya sekarang. Aku yakin suatu saat, yang mulia raja akan menunjukan itu pada anda. Pekerjaannya sebagai seorang raja tidaklah mudah. Banyak yang harus yang mulia raja pikirkan. Jadi yang mulia putri harus tetap berpikir positif. Kalau yang mulia raja pasti sangat menyayangi anda." Dayang Rumbia terus memberikan pemikiran psitif pada putri Beatrice agar semuanya tidak semakin kacau.
Entah apa yang mempengaruhi raja Castillejo sampai tega berbuat hal seperti itu. Padahal Putri Beatrice adalah anak yang selama ini, raja Castillejo dan ratu Freya nantikan. Mungkin hanya waktu yang bisa menjawab semua pertanyaan yang belum terjawab itu.