Leader 10 - Axio dan Vasko

1547 Words
Leader 10 - Vixo dan Vasko Vladimir sedang memandikan Vixo. Kuda pemberian Vasko. Ia harus merawat Vixo dengan sebaik-baiknya. Vlamdir heran, kenapa Vasko memberikan Vixo padanya? Padahal sepertinya Vixo ini adalah kuda kesayangannya. Vlamdir jadi ingat pertama kali bertemu dengan Vasko. Dulu saat kurang lebih empat tahun mengembara. Vladimir hampir mati kelaparan karena susahnya mencari buruan. Saat itu Vladimir sedang beristirahat di bawah pohon di pinggir jalan. Rasanya tubuhnya sudah tidak berdaya lagi. Sudah tidak mampu di gerakan. Vladimir sangat kelaparan dan kehausan di gurun pasir. Dia hanya membawa pedang peninggalan ayahnya yang tidak bisa di makan. Saat itu Vasko datang dengan kuda hitam yang gagah. Vasko menggendong tubuh lemah anak dua belas tahun itu. Vasko tidak mau membiarkan Vladimir kecil itu mati di Padang gurun pasir yang gersang. Pasti Vladimir kecil sedang kelaparan. "Malang sekali nasib kamu. Pasti kamu sangat kelaparan. Ikut aku ke rumah," setelah menaikan Vladimir ke atas kuda. Vasko ikut naik di belakang Vladimir. Saat itu Vladimir dalam keadaan hidup dan mati. Kalau tidak ada Vasko, mungkin Vladimir sudah mati kelaparan. Vladimir sudah beberapa Minggu tidak makan dan minum. Untungnya saja ia masih bisa bertahan hidup sampai sejauh ini. Alexander benar. Dunia diluar sana sangat kejam. Jadi Vladimir harus melewatinya meskipun tertatih dan terseok-seok. Sesampainya di rumah Vasko. Ia memberikan minuman dingin dan makanan yang cukup banyak. Vasko sengaja memberikan minuman dingin. Karena di luar memang sedang sangat panas. Teriknya matahari seakan membakar tubuh. Siapa yang akan tahan, jalan lama di bawah teriknya matahari. Pantas saja Vladimir sampai lemas tidak berdaya. Untungnya ada Vasko yang melintas. Kalau tidak, mungkin Vladimir sudah mati kelaparan dan kehausan. "Makan dan minumlah nak, jangan sungkan," ucap Vasko saat itu. Vlamdir masih ingat senyuman hangatnya. Vasko seperti dewa penolong agar Vladimir tetap bertahan hidup. Menjadi seorang pengembara tidak lah mudah. Vladimir menjadi seorang pengembara, karena keterpaksaan. Vladimir sudah sebatang kara. Tidak ada lagi orang yang bisa menjadikan perlindungan untuk Vladimir. Vladimir harus bertahan hidup demi dirinya sendiri. Bertahan di dunia yang keras itu sangat sulit. Vladimir harus tetap hidup agar bisa membalaskan dendam ayahnya pada raja yang telah membunuh ayahnya dengan kejam. Awalnya Vladimir malu-malu. Ia hanya menatap makanan dan minuman yang disodorkan padanya. Namun, saat meneguk minuman dingin yang ada di hadapannya dan menyatap makanan. Ia langsung memakannya dengan lahap. Perutnya sudah sangat kelaparan. Tidak ada toleransi lagi. Vladimir harus mengabiskan semua yang ada di hadapannya. Ia benar-benar sangat lapar. Tidak boleh ada rasa gengsi. Yang terpenting sekarang adalah mengisi perutnya. Tentunya untuk memberikan tenaga bagi tubuhnya yang sudah melemah. Vasko senang melihat Vladimir makan dengan lahap. Ia merasa iba melihat Vladimir kecil. Vasko menduga, kalau Vladimir ini sebatang kara. Kalau tidak, pasti Vladimir tidak akan terlantar di pingir jalan. Di gurun pasir yang gersang. "Bagus, kamu sepertinya memang sedang kelaparan. Nama kamu siapa?" Tanya Vasko. "Namaku Vlaidmir Gerald, tuanku. Aku dari Serbia," sahut Vladimir setelah meyelesaikan makannya. Kenyang sudah perut Vladimir sekarang. Ternyata rasanya seperti itu saat sangat kelaparan. Benar-benar seperti di ambang kematian. Satu Minggu lebih berjalan di bawah teriknya matahari. Tanpa makan dan tanpa minum. Mana ada hewan buruan di gurun pasir. Yang ada hanya pasir dan pohon kaktus yang berduri. Mana bisa di manakah? Vasko benar-benar penyelamat hidupnya. "Kamu berjalan dari Serbia ke sini? Pantas saja tadi kamu seperti mau mati. Sekarang kamu mau tinggal di mana?" Vasko benar-benar tidak habis pikir. Kok bisa anak seusia Vladimir berjalan sejauh itu. Vasko melihat Vladimir kecil dari atas kebawah. Ia melihat Vladimir tidak menggunakan alas kaki. Tanpa alas kaki berjalan sekuat itu. Vladimir kecil ternyata sangat kuat. Vasko lihat kakinya juga sudah mulai rusak, mungkin karena perjalanannya yang panjang. Betapa tegarnya anak itu. Vasko jadi penasaran, sebetulnya Vladimir mau kemana? Sampai rela berjalan berpuluh-puluh kilo tanpa alas kaki. "Tidak ada, tuanku. Aku juga masih bingung mau ke mana," sahut Vladimir. "Sudah aku duga. Ya sudah, untuk sementara kamu boleh tinggal di restoran ayam milikku di ujung jalan sana. Kamu mau kan bekerja di sana? Sebagai gantinya nanti akan aku berikan makanan dan upah yang sesuai dengan kerja kamu," tawar Vasko. Ia tidak tega melihat anak kecil malang itu. Dan Vasko juga memang membutuhkan pekerja tambahan untuk restoran ayamnya. "Baik tuan, tentu aku mau. Aku akan bekerja segiat mungkin." Vladimir langsung mengiakan tawaran dari Vasko. Dia memang sedang membutuhkan tempat tinggal dan pekerjaan. Restoran ayam sepertinya tidak cukup buruk. Vlaidmir akan giat belajar agar ia bisa mengerjakan semua pekerjaan dengan baik. Vladimir termasuk anak yang sangat gigih. Ia akan terus belajar hal baru dihirupnya. Mungkin ada baiknya Vladimir di restoran ayam milik Vasko dulu. Dari pada ia harus Luntang lantung di jalan tanpa arah dan tujuan yang jelas. Setidaknya di restoran ayam ini. Vladimir mempunyai tempat untuk berlindung. Tentunya sambil mencari tahu keberadaan sang raja yang telah membunuh ayahnya. "Baiklah, sekarang kamu istirahat dulu saja seharian ini. Tubuh kamu juga pasti masih sangat lelah. Besok aku antar kamu ke restoranku. Apa kamu masih lapar? Atau harus?" Vasko sangat baik pada Vlamdir. Padahal mereka baru saja bertemu. "Cukup tuanku, aku sudah kenyang," jawab Vladimir. Vasko tidak percaya pada Vladimir. Ia mengambilkan beberapa makanan dan minuman lagi. Vasko tahu Vladimir pasti masih kelaparan. Vladimir masih malu untuk bilang masih lapar. "Makanlah dan minum sampai kamu benar-benar kenyang. Kamu butuh asupan makanan. Agar besok punya tenaga untuk bekerja," ucap Vasko sambil menyodorkan beberpa makanan dan minuman lagi. "Baik tuanku, terimakasih," sahutnya singkat. Vasko tersenyum melihat wajah polosnya Vladimir. Vladimir seperti anaknya yang sudah lama tidak mengunjunginya. Sepertinya Tuhan sengaja mempertemukan Vasko dengan Vladimir. Agar rasa rindu ada anaknya sedikit terobati. Vladimir memankan dan minuman yang diberikan Vasko lagi. Masih ada ruang di perutnya sepertinya untuk makanan dan minuman itu. Vladimir ternyata masih lapar Vladimir akan berusaha memberikan yang terbaik untuk Vasko. Demi membalas jasanya yang sudah mau menerima Vladimir di sini. Vladimir harus mengumpulkan tenaga untuk balas dendam. Mungkin dengan tinggal di restoran ayam milik Vasko adalah jalan yang terbaik. Dari pada luntang-lantung tidak tentu arah. Untung saja tadi Vladimir tidak mati kelaparan. ******** Keesokan harinya. Vladimir lihat Vasko sedang merawat kuda hitamnya. Ia amat menyayangi kuda hitam yang sekarang Vladimir beri nama Vixo. "Vladimir cepat kemari! Bantu aku memandikan kuda," panggil Vasko saat melihat Vladimir sedang mematung di depan rumahnya. Vladimir langsung bergegas menuju Vasko dan kuda hitam itu berada. Dengan senang hati Vladimir akan membantu Vasko. Memang sejak kemarin, Vladimir selalu berpikir kapan ia bisa membantu Vasko. Vasko akan sangat berjasa bagi Vladimir. Maka apapun yang Vasko perintahkan Vladimir akan melaksanakan tanpa menolak. Vasko terlihat sekali sedang merawat kuda hitamnya. Kuda yang kemarin ia pakai untuk menolong Vlaidmir. "Vlamdir, aku akan ajarkan cara merawat kuda. Kamu perlu mengetahui cara merawat kuda pacu yang baik. Mengapa merawat kuda pacu begitu penting diperhatikan? Sebab, hewan ini membutuhkan energi dan kecepatan yang lebih daripada jenis kuda biasa. Dalam dunia pacuan, semakin cepat lari kuda maka semakin didambakan. Dengan begitu, perawatan kuda pacuan harus bisa berperan dalam meningkatkan kecepatan larinya," jelas Vasko. Ada beberapa cara merawat kuda pacu yang baik dan benar, antara lain. Seperti binatang yang lainnya, kuda pacu juga membutuhkan kandang yang layak untuk tempatnya tinggal dan beristirahat. Dalam hal ini kuda pacu membutuhkan tempat yang tinggal yang aman dan nyaman. Standar kandang untuk bintang balap tersebut setidaknya berlantai kering, aman, serta bebas dari jangkauan panas, salju, hujan, hingga angin. Selain itu, kita perlu memastikan kandangnya bebas dari serangga. Kandang kuda pacu sendiri juga harus berukuran panjang karena binatang tersebut akan tidur dengan posisi rebahan. Jangan lupa untuk memberikan alas dengan menggunakan jerami untuk tempat tidurnya di kandang. Konsumsi pakan kuda berukuran sedang rata-rata mencapai sembilan kilogram setiap harinya. Seperti mamalia herbivora lain, kuda pacu menjadikan rumput sebagai makanan utamanya. Selain rumput, kita juga bisa memberikan jerami sebagai selingan dan tambahan nutrisi. Disarankan untuk tidak memberikan jerami yang kuning dan mengering untuk membantu proses pencernaan. Makanan lain yang bisa diberikan pada kuda dengan gandum, campuran biji jagung, dan lain sebagainya. Untuk menjaga kesehatan kuda pacu, kita juga sebaiknya tidak memberikan sisa tanaman seperti sisa biji, tongkol jagung, dan lain-lain. Tak hanya makanan, kita juga harus menyediakan minumnya untuk menghindari dehidrasi. Dalam hal ini, kuda pacu sendiri bisa minum 30 liter setiap harinya, banyak bukan? Jelas Vasko panjang lebar tentang merawat kuda. Dan itu akan Vlaidmir ingat selalu. Karena sekarang ia akan selalu bersama Vixo. Yang mungkin kedepannya, Vladimir akan mengajak Vixo dan perangnya melawan raja Dimitar. Vixo sudah sangat menurut pada Vladimir. Padahal Vladimir adalah tuan baru baginya. Vasko sudah sangat merawat Vixo. Namun, ia malah memberikan Vixo pada Vladimir. Dan meminta Vladimir memberikan nama untuk kuda itu. Entah kenapa Vasko memang hanya memanggil kuda itu dengan sebutan hitam. Tanpa diberikan nama. Namun, sepertinya sudah saatnya si hitam mempunyai nama yang akan diberikan oleh tuan batunya. "Berikan nama yang bagus untuk kudamu Valdimir," pinta Vasko. Vladimir terlihat berpikir. Berhubung inisial nama mereka sama dari V. Vladimir pikir tidak ada salahnya, jika memberikan nama juga dari huruf V. "Vixo, aku beri nama kuda ibu Vixo," cetus Vladimir. "Baiklah, rawat dia dengan baik. Jangan lupa yang sudah aku bilang. Si hitam ini, maksudku Vixo termasuk kuda yang cukup penurut. Asalkan kamu baik padanya dan mengurusnya dengan baik. Vixo juga akan nurut dan melindungi kamu." Vasko sangat percaya Vladimir bisa mengurus Vixo dengan baik. Sudah cukup Vasko mengurus Vixo dari lahir. Sekarang saatnya Vixo memiliki tuan baru yang mengurusnya lebih baik lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD