Leader 21 - Perjalanan Menuju Menara Perbatasan

1050 Words
Leader 21 - Perjalanan Menuju Menara Perbatasan Sepanjang perjalanan menuju menara perbatasan. Jenderal Vladimir meminta untuk pasukannya tetap waspada. Karena meskipun ada naga penjaga. Bisa saja serangan udara menghantam mereka. Seperti yang sudah di katakan oleh jenderal Vladimir. Mereka harus saling melindungi satu sama lain. Agar pasukan tidak terbunuh dengan sia-sia. Dalam perjalanan mereka memang harus mendaki dan menuruni gunung. Melewati hutan dan lembah perjalanan memang sangat jauh. Yang dikhawatirkan oleh jenderal Vladimir justru sekarang bukan prajuritnya. Ia khawatir pada naga penjaga. Jenderal Vladimir takut saat tiba di sana sang naga sudah mati. Pasukan kerajaan Tanuz pasti banyak membawa pasukan. Sekuat apapun sang naga, tetap saja akan kalah jika melawan begitu banyak pasukan. Naga penjaga dulu di temukan oleh raja Castillejo. Naga sebelumnya memang telah mati di saat penyerangan ke menara perbatasan. Naga yang di temukan raja Castillejo ternyata telur dari naga sebelumnya yang menjaga menara kerajaan Kuzkha. Saat menemukan telur tersebut, awalnya raja Castillejo bingung bagaimana merawat telur naga agar tetap bisa menetas tanpa induknya. Akhirnya setelah beberapa bulan telur itu di temukan. Naga kecil menetas juga. Biasanya saat hewan menetas dari telurnya. Dia akan menganggap orang yang pertama di lihat sebagai ibu atau ayahnya. Namun, tidak dengan naga itu. Naga kecil itu terus mencoba melawan raja Castillejo dengan tubuhnya yang kecil. Tapi lambat laun, sang naga mulai jinak. Karena merasa di urus dan di rawat oleh raja Castillejo. Sampai pada akhirnya sang naga menjadi penjaga di menara perbatasan. Dan hari ini sebetulnya raja Castillejo sangat mencemaskan sang naga. Raja Castillejo ingin sekali pergi ke menara perbatasan. Hanya saja jenderal Vladimir melarangnya. Jenderal Vladimir tidak mau terjadi sesuatu pada sang raja. Dan lagi pula, penyerangan ini bukan sesuatu yang sangat ngenting. Sampai-sampai raja harus turun tangan. Jenderal Vladimir ingin menyelesaikannya dulu dengan pasukannya. Sebagai tanda balas Budi atas pengangkatannya sebagai seorang jenderal di kerajaan Kuzkha. Ini juga perang pertamanya dengan membawa pasukan. Saat masih kecil, jenderal Vladimir sudah banyak melalui peperangan bersama ayahnya. Namun, saat itu Alexander lah yang lebih banyak melindungi Vladimir kecil. Alexander selalu mengutamakan keselamatan anaknya. Vladimir baru bisa mandiri saat usia delapan tahun. Saat mulai bisa berburu seekor rusa. Saat Vadimir berhasil membunuh beruang hutan. Masih teringat betul saat Vladimir membunuh sang beruang hutan. Suatu hari, saat Vladimir sedang berburu. Ia malah bertemu dengan beruang hutan yang sangat ganas. Terjadi kejar-kejaran antara Vladimir kecil dan beruang hutan tersebut. Semua anak panah sudah Vladimir bidik ke badan si beruang. Namun, hal itu masih saja belum bisa melumpuhkan si beruang hutan tersebut. Vladimir kecil bersembunyi di balik pohon. Sementara si beruang masih saja mengincarnya. Vladimir kecil masih terus mencari cara bagaimana ia bisa bebas dari beruang ganas tersebut. Saat dirasa sudah cukup beristirahatnya, Vladimir kecil kembali berlari secepat mungkin. Beruang itu kembali mengejarnya. Sepetinya beruang itu sangat kelaparan. Vladimir kecil lah yang menjadi target santapannya. Vladimir kecil berpapasan dengan ayahnya yang sedang mencari kayu di hutan. Seketika dia merebut perang ayahnya. Kemudian dia berbalik dan menusuk beruang itu tepat di jantungnya. Akhitnya beruang itu mati. Ayahnya Vladimir yang melihat kejadian itu cukup terkejut. Anaknya yang baru berusia delapan tahun, sudah bisa membunuh seekor beruang yang sangat besar. Sebagai hadiah untuk Vladimir. Ayahnya Vladimir membuatkan pakaian untuk Vladimir dari kulit beruang yang baru saja di bunuh. Vladimir sangat senang sekali. Akhirnya, apa yang dia lakukan mendapatkan pujian ayahnya. Meskipun seperti itu, ayahnya Vladimir tetap mendidiknya dengan keras. Bahkan mengajarkannya cara membuat pedang yang bagus. "Sebuah pedang pasti mempunyai roh masing-masing. Jika kita berniat jahat dengan menggunakan pedang itu, maka pedang itu akan menebas siapapun yang si pemiliknya akan tebas. Namun, jika niat kita menolong atau memperjuangkan. Pedang itu bisa kita kendalikan, pemiliknya bisa mengontrol siapa saja yang harus di tebas," ucap ayahnya Vladimir. Seakan ia ahli pedang yang sedang menasehati muridnya. Padahal ayahnya Vladimir hanya seorang pandai besi. Yang kebetulan terlibat perang di wilayahnya. Sering banyaknya perang di wilayahnya. Menjadikan ayahnya Vladimir sangat di hormati oleh warga sekitanya. Bahkan mereka berniat menjadikan ayahnya Vladimir sebagai raja atau pemimpin di wilayah tersebut. Karena memang keahliannya dalam berperang sudah tidak di ragukan lagi. Berkali-kali ia mampu lolos memenangkan perang. Meskipun istrinya yang menjadi korban peperangan tersebut. Ia masih terus berperang. Bahkan peformanya tidak pernah menurun. Ayahnya Vladimir bukan tipe orang yang telalu terhanyut dalam kesedihan. Setelah Istrinya mati di medan perang. Ia hanya meneteskan air mata saja. Sambil terus menggendong dan melindungi Vladimir bayi saat itu. Sebelum meninggal istiranya berpesan agar anaknya diberi nama Vladimir. Ayahnya Vladimir menambahkan nama belakangnya Gerald. Jadilah sebuah nama Vladimir Gerald. "Istirahat dulu sepuluh menit!" Teriak jenderal Vladimir memberikan instruksi. Ia kembali lagi dari lamunan masa lalunya. Rasanya hal itu memang sangat membahagiakan dan sekaligus menyedihkan. Semakin bisa mandiri, malah ternyata ayahnya semakin dekat dengan ajalnya. Andai saja saat itu Vladimir bisa mewalan raja Dimitar dan Penyihir Aleka. Mungkin saja ayahnya masih hidup bersamanya sampai saat ini. Sekarang bukan saatnya untuk bersedih meratapi kepergian sang ayah. Yang harus jenderal Vladimir pikirkan adalah bagaimana caranya membalaskan dendam ayahnya. Raja Dimitar tidak boleh mati begitu saja. Sebelum mati dia harus menderita dulu. Namun, sebelum mengalahkan raja Dimitar. Jenderal Vladimir ingin sekali memberikan pelajaran untuk penyihir Aleka yang sok tahu. Dia pikir semua ramalannya tentang masa depan selalu tepat. Dan betapa bodohnya raja Dimitar percaya pada penyihir Aleka. Saat istirahat perjalanan menuju menara perbatasan. Beberapa dari mereka berburu dan memanggang hasil buruan mereka. Ternyata insting pemburu mereka sangat tajam. Baru-baru ini jenderal Vladimir belajar berburu dengan menggunakan senapan api. Senjata yang baru saja di suplai dari kerajaan Delroy. Jenderal Vladimir juga mengajarkan pada pasukannya tentang tips berburu rusa. Berburu rusa hampir selalu menjadi pengalaman yang unik, walau nanti entah bisa mendapat hasil yang besar atau tidak. Namun, harapan kita tentu harus bisa mendapat yang besar, cepat, aman, dan juga tidak mengganggu ekosistem alam. Jika kamu ingin menaikkan tingkat kesuksesan dan supaya terasa menyenangkan. Jika tembakanmu mengenai rusa, jangan tinggalkan rusa, namun jangan langsung dikejar. Beberapa rusa malah akan sanggup berlari hingga bermil-mil jauhnya walau sedang terluka karena adrenalinnya terpacu, lalu mereka akan mati sia-sia karena kehabisan darah. Jenderal Vladimir harus mengajarkan para prajuritnya tentang bertahan hidup juga. Karena keahlian dalam berperang saja tidak cukup. Cara bertahan hidup juga perlu mereka kuasai. Siapa tahu nanti mereka akan berperang di hutan. Dan mereka harus bertahan hidup. Kan lumayan ilmu yang telah mereka dapatkan bisa mereka pakai disaat yang seperti itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD