Kesalahan

1551 Words
"BLACK EAGLE DISERANG!" Si gadis cantik yang sedang bermain tenis dengan teman temannya, mendadak menjatuhkan raket di tangannya dan ia memilih pergi meninggalkan lapangan. Hal itu membuat si tampan Laksmana berdiri dengan kedua mata yang terus menatap pemilik punggung ramping itu sampai menghilang. kenapa dia? Ingin sekali mengikuti gadis itu, namun sepertinya Laksmana tidak akan bisa dan bahkan mungkin tidak akan diijinkan oleh si cantik jelita itu. "Amar dan Kamal sudah sadar. Dan dia menanyakan cewek itu." Rollan menepuk pundaknya Laksama. Dia adalah temannya Laksmana, namun juga salah satu anggota dangerous Rick muda. Dan Kamal serta Amar adalah laki laki yang mau melecehkan Nirvana. Saat ini kedua laki laki itu sedang berada di rumah sakit, dan sepertinya sudah sadar. Dia mengalami patah tulang dan babak belur kemudian koma selama beberapa jam karena dihabisi oleh Nirvana. Gadis misterius yang ternyata kebal hukum juga. Entahlah, Laksmana tidak tahu kekuatan apa yang membuat gadis itu masih bisa berkeliaran sementara kedua laki laki itu kini sedang berada di rumah sakit. "Oh, kirim beberapa orang untuk melihat setiap kegiatan kedua laki laki itu. Pastikan semua pembicaraan mereka masuk ke telinga saya. Aku ingin tahu apa rencana keduanya pada gadis itu." Laksmana merasa perlu menjaga gadis itu. Bukan! bukan karena ia menyukainya. Hanya saja, kalau seandainya terjadi peristiwa untuk kedua kalinya, maka Laksmana tidak bisa menjamin bahwa gadis itu masih bisa mengampuni kedua laki laki itu. "Pastikan gadis itu aman," tambahnya. Sementara itu Nirvana segera pergi ke atas gedung kampus dan naik heli. Ia segera menuju ke istana, karena dari alat komunikasi yang ada di telinganya itu. Ia mendengar bahwa Black Egale di serang. "jadi bagaimana keadaan tuan Ethan dan nyonya Klarisa?" Nirnava sudah menaiki heli. Gadis itu berbicara dengan Troy. "Kamu tidak boleh ke istana, nirvana. Ini perang saudara!" Troy berkata dengan tegas. Bagaimana pun Nirvana harus aman. Ini adalah masalah perang saudara antara Jovan dan Ethan. Ketua mereka yang ternyata masih saja memiliki masalah besar. Perang dingin, sejak lama masih belum diselesaikan. "NO! aku mau melindungi Tuan ethan. AKu tidak mau melewatkan ini semua. Om troy enggak berhak melarang aku!" "Nirvana dengarkan saya! ini perintah dari tuan ethan." "NO! aku mau berjuang melindunginya. Apapun yang terjadi, aku akan datang ke istana dan menyelesaikan semuanya!" Lalu Troy menghela napas lelah. Nirvana sama persis seperti Sinta dan Erlangga. mereka keras kepala dan membuatnya sakit kepala. Sementara itu Reksa sudah sampai di istana dan berdiri di depan kedua orang tuanya. Reksa menjaga kedua orang tuanya dari serangan orang orangnya Jovan. Lalu Rayyan dia sedang membawa Celsy meninggalkan istana. Ethan memerintahkan Rayyan untuk melindungi Celsy. Gadis itu pasti shock dan dia bisa saja pingsan. Celsy ini lebih lemah dan sering mengalami ketakutan yang enggak jelas. Celsy pernah trauma, ketika Jovan dan orang orangnya menyerang istana. Sehingga terbawa sampai gadis itu berusia 21 tahun saat ini. "Tuan! Nirvana ke istana!" teriak Troy di alat komunikasinya Reksa. Hal itu tentu saja membuat Reksa cemas. Ia takut terjadi sesuatu pada gadis itu. Ia sudah berjaga jaga agar gadis itu tidak datang ke istana. Namun ternyata sikap kerasa kepalanya memang tidak bisa hentikan. "DI MANA DIA!" Reksa sangat cemas, hingga rasanya nyaris gila. Ia harus melindungi kedua orang tuanya namun juga harus mencari gadis nakal menyebalkan itu. Ia tahu Nirvana sangat tangguh. Namun ia sangat takut gadis itu terluka, bahkan se inci pun ia sungguh tidak mau menerimanya. "Kamu cari dia ... papah bisa melindungi mamah mu." Ethan menggenggam tangan istri tercintanya itu. Namun Reksa menggeleng cepat. "Tidak! aku akan di sini. AKu akan bersama papah dan ibu." bantah reksa. "Nirvana lebih butuh kamu, nak." Ujar Ethan lagi. "TIDAK!" "Pergilah!" kali ini suaranya Klarisa. "Jangan sampai anaknya sinta terluka. Dia satu satunya anak dari sahabatnya ibu. Tolong jag nirvana untuk ibu. Di sini ada papah dan juga om leo. Kamu tahu kan mereka sangat hebat." "Baik! setelah perang ini. Reksa mau kita meninggalkan istana. Berikan saja Black Eagle padanya. Dan kita akan hidup tenang!" Sudah berapa kali reksa mengingatkan pada Ethan, bahwa meninggalkan istana dan menyerahkan Black Eagle pada Jovan, itu mungkin akan lebih baik. Jujur saja, Reksa sudah mulai bosan dengan serangan demi serangan yang ia terima dari pihak Jovan. reksa ingin seperti manusia yang lain, yang hanya kerja dan menikmati waktu di akhir pekan. Banyak sekali yang membuat Reksa sibuk. pekerjaan nya yang tiada henti. Dan akhir pekan, ia hanya ingin menghabiskannya bersama Nirvana saja. Lalu kemudian kembali ia harus menerima pil pahit karena istana lagi lagi diserang oleh pihak Jovan. Laki laki itu masih ingin merebut Black Eagle, karena merasa bahwa itu adalah bagiannya sebagai anak tertua. Namun nyatanya Ethan tidak mau menyerahkan Black Eagle lagi padanya. Hingga terjadila penyerangan yang mulai sering terjadi. Reksa berlari ke arah bagian sisi istana untuk mencari Nirvana. "Kamu di mana Nirvana!" langkahnya tidak mau berhenti, meski ia terus bicara dengan gadis itu. "NIRVANA JAWAB!" Kesal sekali rasanya Reksa pada gadis itu. kenapa juga ia tidak menjawab pertanyaan nya. Padahal ia sedang cemas setengah mati. "NIRNAVA! Teriak Reksa lagi, membuat si gadis jelita yang baru saja memasuki istana melalui jalan rahasia menghela napas dalam. kenapa juga laki laki itu malah berteriak teriak dan memekakan telinganya saja. "Ikhs berisik!" keluh Nirvana. "Kamu di mana aku tanya?" ulang reksa. "Aku di istana. Kan aku bilang mau ke istana. Kakak bawel banget sih!" "AKu bukan bawel. AKu sudah ingatkan om troy agar kamu enggak datang ke sini!" "mana bisa aku enggak datang ke istana, kalau tuan ethan berada dalam bahaya!" "Aku bisa menjaganya. Dan kamu tahu itu." "Memangnya kamu saja yang ingin melindungi tuan? aku juga mau, dan aku enggak mau kehilangan kesempatan ini. Pokoknya kakak enggak bisa halangin aku!" "Di sini berbahaya kalau kamu mau tahu!" "Memangnya kenapa kalau berbahaya? aku sering berurusan dengan sesuatu yang berbahaya!" HUH! Reksa kehabisan kalimat. kalau berbicara dengan gadis itu memang tidak akan pernah menang. Gadis itu memang selalu saja membuat kepalanya mendidih. Tidak hanya dengan kelakukan nya saja, tapi juga ucapannya yang tidak mau kalah meski salah. Nirvana membuat Reksa kesal sekaligus gemas menjadi satu. Boleh tidak reksa memenjarakan gadis itu dan hanya ada di kamarnya saja, eh. "OK, ok. Please tell me. Di mana kamu sekarang?" "Aku di jalan rahasia." "Kenapa ke sana? Jovan berada di sana bersama orang orangnya." Reksa mendadak lebih panik lagi. Ia segera menggunakan jurus lari ninjanya menuju ke arah jalan rahasia itu. Reksa tahu kalau saat ini jalan itu sudah tidak aman lagi. Jovan mengetahui titik titik itu. Mereka sedang di kepung oleh orang orangnya Jovan saat ini. "Tenang kah ka ... aku bisa ..." "Jangan bergerak. Biar aku yang ke sana. Kamu sembunyi." "Ka ..." "DENGAR AKU NIRVANA!" Duh ... laki laki itu menyebalkan sekali. Kenapa harus membentaknya sampai seperti ini sih? Perlukan Nirvana ingatkan bahwa ia bukan lah lagi seorang anak kecil. Nirvana sudah 20 tahun, dan ia tahu apa yang harus ia lakukan. Nirvana menguasa lari dengan jurus ninja. Nirvana juga menguasai serangan jarum seribu. Selain itu, Nirvana juga menguasai loncat setinggi 30 meter dengan sempurna. Lalu apa yang ditakutkan laki laki itu. Nirvana rasa, Reksa itu sangat berlebihan. "menyebalkan ..." Nirvana itu bukanlah seorang gadis lemah. Sehingga gadis itu sama sekali enggak mendengarkan apa yang dikatakan Reksa. Lihat saja, dia terus melangkah seperti yang ia inginkan. Lorong jalan rahasia itu sebenarnya memiliki jebakan yang unik. Namun tentu saja Nirvana sudah tahu seperti apa jebakan itu. Secara, jebakan di sana pun ia yang membuatnya. Namun ... gadis itu tiba tiba loncat ketika banyak pisau menyerangnya. Sepertinya ia salah menginjak dan membuat jebakan itu menyerangnya sendiri. Satu pisau berhasil melukai lengannya sehingga gadis itu meringis pelan. Tapi ini bukanlah masalah besar. Mungkin akan lebih baik, Nirvana kembali berbalik ke lorong utama, karena sepertinya ada yang mengubah jebakan itu. "Ada apa nirvana?" Troy mendengar ringisan gadis itu. "Jebakan nya ko beda om? apa sistemnya di ganti?" yang Nirvana rasa, jebakan itu menjadi berbalik tandanya. Nirvana sudah menginjak bata berwarna tanah, dan mestinya pisau tidak akan menyerangnya. Karena benda itu akan muncul ketika seseorang menginjak bata warna merah. "Tidak nirvana. Kamu terluka?" "Hanya ... hanya sedikit. AKu baik baik saja, aku kembali ke lorong utama." Gadis itu kemudian berlari dengan menggunakan jurus ninjanya. karena ternyata darahnya mengalir semakin banyak. Sepertinya tusukan pisau itu agak dalam. Ia harus mencari tempat aman dan mengobati lengannya itu. "Perih juga ..." ia berlari ke taman istana dan duduk seraya mengeluarkan obat yang ada di tas kecilnya. Obat yang selalu ia bawa ke mana pun, karena takut takut ia mengalami serangan mendadak seperti barusan. "Ko bisa om sistemnya di ganti kaya gitu?" tangan lentik itu mulai membersihkan lengannya oleh alkohol dan kapas. "Mungkin bisa saja mereka meretas sistemnya. Makanya tuan reksa bilang kamu jangan masuk ke sana. Kamu bandel banget sih." kesal Troy. Laki laki itu masih berada di dekatnya Ethan dan Klarisa. Troy sangat cemas pada gadis itu. Sinta adalah satu satunya perempuan yang ia cinta. Ia sudah mati hanya dengan mengijinkan perempuan itu menikah dengan Erlangga. Troy enggak mau mati untuk kedua kalinya, dengan membiarkan gadis itu terluka. Dan Nivana memilih diam, karena tangannya sibuk sekali. Sementara itu reksa sudah sampai di dekat gadis itu dan menggeleng tidak habis pikir. Ia segera merebut kapas itu dan menggantikan tugas gadis itu. "Kamu sepertinya harus aku penjara, Nirvana!" Ujar Reksa dengan suara pelan dan dalam di telinga gadis itu, membuat Nirvana menunduk dalam, karena ia menerima kesalahannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD