"Hallo, Sayang ...." Samuel melirik sinis pada Meisya saat mendengar panggilan sayang yang keluar dari mulutnya, jelas-jelas tadi yang meneleponnya Naka, walaupun Samuel belum mengangkatnya tetapi ia yakin jika pasti yang berbicara dengan Meisya itu Naka. Samuel sengaja berpura-pura membuka laptop dan memangkunya sambil bersandar di kepala ranjang, tetapi saat ini yang lebih dominan ia fungsikan adalah telinganya. Mencuri dengar apa yang Meisya bicarakan dengan Naka sedangkan mata dan tangannya berpura-pura sibuk pada pekerjaan yang ia bawa. "Kangen juga, dong, Sayang ...." "Ah, terima kasih, jadi yang cantik kukunya doang, nih, akunya enggak?" Dengan nada lemah lembut Meisya berbicara, ia duduk bersandar di atas sofa yang ada di sudut kamar itu, sesekali ekor matanya melirik pad