"Namanya Meisya." Meisya mengangguk sopan pada Asih, yang masih diam tanpa ekspresi saat Naka memperkenalkannya. "Meisya?" gumam Asih. "Iya, Bun, Meisya ini kerja di salah satu rumah makan kita. Waktu itu karena buru-buru, Ayah mau titipin Qinara sama bulek Ratmi, tapi Bulek Ratminya lagi enggak ada makanya Ayah titipin Qinara sama Meisya. Eh, ternyata Qinara bisa nyaman sama Meisya jadi selama beberapa hari ini ayah titipin lagi Qinara sama dia." terang Naka, agar sang istri tidak merasa salah faham. "Asih." Asih mengulurkan tangannya sambil mengucap nama, sebuah senyum manis ia berikan pada Meisya yang juga tersenyum manis seraya mendekat untuk menyambut uluran tangan Asih. "Saya Meisya, Bu." Kini berganti Meisya yang menyebutkan nama untuk memperkenalkan diri. "Panggil say