Samuel melingkarkan tangannya di pinggang Meisya saat berjalan meninggalkan halaman rumah orang tua Meisya, taksi online yang ia pesan sudah menunggu lambaian tangan seluruh anggota keluarga Meisya melepas kepergian mereka, bahkan si bungsu menangis karena belum rela berpisah dengan kakak sulungnya. Namun, pekerjaan mereka mengharuskan keduanya kembali ke Surabaya, dengan sebuah janji yang mereka ucapkan untuk segera kembali. Meisya melirik tangan Samuel yang masih betah hinggap di pinggangnya meskipun mobil sudah agak jauh berjalan, seharusnya sesaat ini sudah tidak perlu lagi ada sandiwara antara mereka. Tetapi sepertinya Samuel belum menyadarinya, dan Meisya pun tetap membiarkannya hingga beberapa saat sampai jiwa usilnya kembali bangkit. "Kalau cuma akting jangan sampe lupa darat