“Hai, kau mau pulang?”
Valora yang berdiri di pinggir jalan menatap terkejut pada Ares yang naik dengan motor Kawasaki ZX 25R miliknya. Ares membuka helm dan tersenyum manis pada Valora.
Valora menelan salivanya susah payah, refleks tubuhnya dengan cepat menyapirkan rambutnya ke belakang, sehingga terlihat sekali, kalau Valora sekarang sedang salah tingkah.
“Ha-ah?” Valora tambah kaget, ketika Ares menarik tangan Valora, lalu menyuruh gadis itu untuk duduk di atas motornya.
“Kau mau bawa aku ke mana?” Tanya Valora pada Ares.
Ares tertawa kecil mendengar pertanyaan dari Valora. “Pulang ke rumahmu. Memangnya kau mau pulang ke rumahku Valora? Aku tidak keberatan kalau kau mau untuk mampir ke rumahku. Malahan aku sangat senang.”
Ares masih memberikan senyuman terbaiknya pada Valora yang diam dan menggigit bibirnya. Ares kembali memegang bibir Valora, lalu setelahnya menggeleng pada gadis memakai kacamata itu.
“Jangan digigit. Aku sudah bilang padamu bukan? Kau tidak boleh menggigit bibirmu itu, bagaimana kalau bibirmu itu terluka Valora?” Tanya Ares merasa khawatir.
Deg. Deg. Deg.
Bunyi jantung Valora yang membuat Valora mundur dua langkah. Valora takut, kalau Ares akan mendengar detak jantungnya. Mata Valora melotot, tangan kekar Ares menarik pinggang Valora dan kini tubuh Valora hanya berjarak beberapa centi saja dengan tubuh Ares.
“A-ares—” Valora berucap gugup.
Ares menyentuh pipi Valora lembut.
Cup!
Ares mencium pipi Valora, menarik tangan gadis itu untuk naik ke atas motornya.
“Ayo, naik. Kau tidak mau berdiri di sini dengan memegang pipimu terus bukan?” Tanya Ares menggoda Valora.
Valora merasakan pipinya sekarang memanas. Dan matanya menatap pada Ares yang tertawa kecil menggoda pada dirinya. Valora dengan cepat naik ke atas motor Ares.
“Peluk pinggangku Valora. Aku tidak mau kau jatuh, dan membuat aku harus menyalahkan diriku sendiri. Karena membuat gadis secantik dirimu terluka.”
Pipi Valora semakin memanas dan memerah mendengar ucapan Ares barusan. Lelaki itu bisa saja untuk membuat dirinya tersipu malu dan terbuai dengan apa yang dikatakan oleh lelaki itu. Jantung Valora semakin berdetak sangat kencang sekali. Valora memegang dadanya dan menatap tangannya yang melingkar di perut Ares.
Ia bisa merasakan bagaimana kerasnya perut lelaki itu. Dan tangannya yang digenggam oleh Ares membuat Valora tersenyum dengan kelakuan lelaki tersebut.
“Jantungmu bertalu sangat kencang sekali Valora.”
Valora menunduk malu mendengar apa yang dikatakan oleh Ares barusan padanya. Ia berusaha untuk menghentikan degupan jantungnya, namun tidak bisa. Jantung Valora terus saja berdetak sangat kencang.
“Mau makan dulu?”
“Hah?”
Ares tertawa kecil. “Kau mau makan dulu tidak? Kita makan dulu ya. Aku lihat tadi di kantin kau hanya makan sedikit.” Ares membelokan motornya ke salah satu kafe yang lumayan ramai.
Ares turun lebih dulu dari atas motornya, tangannya memegang tangan Valora. “Takut kau jatuh. Motor ini sangat tinggi untuk gadis semungil dirimu. Lihat ini, jari-jarimu sangatlah imut sekali dan imut.” Ucap Ares, sampai mencium punggung tangan Valora.
Napas Valora memburu, seumur hidup dirinya tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh lelaki. Pipinya semakin memerah dan salah tingkah dengan apa yang dilakukan oleh Ares padanya.
“Kak…”
Ares menaikan sebelah alis. “Jangan panggil Kak baby. Walau aku kakak tingkatmu di kampus. Tapi aku tidak suka dipanggil Kak. Bagaimana kalau kau memanggilku sayang? Aku sangat senang sekali, kalau kau memanggilku sayang.”
Ares semakin gencar menggoda gadis memakai kacamata di depannya ini. Gadis yang belum pernah dirayu oleh lelaki manapun. Sekarang dirayu oleh sang casanova kampus yang sering dibicarakan oleh gadis-gadis di kampus.
“Kita tidak ada hubungan.”
Ares menyeringai mendengar ucapan Valora. Baru sehari lalu— BOM! Gadis itu langsung mengkode dirinya dalam sebuah hubungan.
“Sekarang kita memang tidak ada hubungan Valora. Tapi nanti? Aku yakin sekali, kalau nanti kita pasti memiliki hubungan. Aku mau mengenal dirimu dulu.”
Valora semakin malu. Kenapa dia harus mengatakan hal itu tadi. Sama saja dia meminta hubungan yang jelas pada Ares.
“Bukan seperti itu maksudku … aku-”
“Tidak usah malu Valora. Aku tidak marah kalau kau mau menjadi kekasihku. Malahan aku sangat senang sekali, karena kamu mau menjadi kekasihku Valora. Tapi, kita baru kenal tadi pagi. Aku hanya mau meyakinkan kamu, kalau aku itu lelaki yang baik. Mungkin kau sudah mendengar dari beberapa mahasiswa kalau aku katanya bukan lelaki yang baik. Tapi, tidak usah kau dengarkan tentang itu. Kau bisa menilai sendiri nanti.”
Valora mengangguk, sembari menatap ke sembarang arah. Dia masih malu, karena berani sekali berkata seperti itu. Meminta status pada lelaki tersebut. Ya Tuhan! Dirinya sangat malu sekali.
“Kenapa melihat ke arah lain Valora? Kau tidak mau melihatku? Akh! Apakah wajahku jelek sekarang? Atau ada sesuatu di wajahku sehingga kau tidak mau melihat padaku.” Ares memegang wajahnya panik.
Valora menggeleng kuat. “Bukan itu! Bukan! Aku hanya malu saja. Kenapa aku bilang tidak ada hubungan. Aku belum suka sama kamu. Ya! Aku belum suka sama kamu.” Bohong Valora, padahal dari awal dia sudah suka pada Ares. Saat lelaki itu mendekati dirinya waktu di kantin.
Ares menaikan sebelah alisnya lalu setelahnya terkekeh kecil mendengar ucapan Valora. “Tidak masalah. Kalau kau belum suka padaku, maka aku akan membuat kamu suka padaku Valora. Tentu saja aku akan membuat kamu mencintaiku Valora.” Ucap Ares menaik turunkan alisnya.
Valora tersenyum paksa. Sembari tangannya terkepal sisi kiri dan kanan. Jantungnya semakin berdetak sangat kencang sekali, bagaimana dia bisa menolak Ares hah? Tentu saja dia semakin suka pada lelaki tersebut.
“Kau yakin bisa untuk–”
Cup!
“Sudah, jangan banyak bertanya lagi atau mengatakan hal kalau aku tidak bisa untuk membuatmu jatuh cinta. Aku Ares Amarnath, akan membuat Tuan Puteri ini jatuh cinta padaku.” Ares tertawa kecil menarik tangan Valora untuk masuk ke dalam kafe.
Mata Valora menatap pada tangannya yang digenggam oleh Ares. Dan kedua kalinya Ares mencium pipi Valora.
AAAAA! VALORA SANGAT SENANG SEKALI!
Dia begitu bahagia sekali, karena Ares menyukai dirinya. Valora pertama kalinya jatuh cinta. Dan itu pada Ares yang sangat tampan dan juga perhatian padanya. Betapa beruntungnya Valora.
Ares yang menatap ke depan menyeringai. Easy bukan? Tidak ada yang sulit bagi Ares Amarnath. Semuanya akan didapatkan oleh Ares dengan mudah dan tanpa susah.