Menerima persetujuan dari Xan kalau ia dan teman-temannya akan berkunjung secara bersamaan, membuat Sayuri langsung menyelesaikan waktu belanjanya dan kembali ke Red Moon Flask.
Ketika Sayuri sudah berada di dekat Red Moon Flask, ada tiga orang pemain yang berkumpul di depannya. Tetapi tidak ada seorang pun yang mencoba untuk masuk.
Mungkin mereka yang sering lewat jalan ini melihat perubahan kalau ada sebuah gedung baru yang dibangun dengan gaya yang sangat berbeda dari gaya bangunan yang ada di Atrea, dan cukup mirip dengan gedung bisnis modern yang ada di dunia nyata.
Sayuri memanfaatkan kesempatan itu dengan masuk ke dalam Red Moon Flask tanpa ragu, membuat para pemain yang dari tadi hanya melihat dan berbisik sendiri mulai mendekati pintu masuk Red Moon Flask.
Sama seperti toko pada umumnya yang ada di Kota Ander, bunyi dari lonceng kecil yang terpasang di atas pintu masuk ketika seseorang melewatinya langsung memenuhi ruangan.
Seseorang ... atau lebih tepatnya seorang NPC yang ditugaskan untuk melayani tamu langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu masuk. Dengan senyuman bak sinar matahari, ia menyambut Sayuri yang baru saja masuk ke dalam toko.
Tidak sia-sia Sayuri memilih seorang NPC yang parasnya bagus dengan level kemampuan melayani yang tinggi. Meski pun gajinya juga tidak kecil, setidaknya pelanggan bisa puas dengan hal itu.
Sebelumnya, Sayuri sudah mengatur para NPC agar tidak membuat perlakuan istimewa padanya. Untuk saat ini, Sayuri masih memilih siapa saja yang bisa tahu kalau dia merupakan pemilik dari Red Moon Flask.
Dia akan mengungkap kalau dirinya adalah pemilik dari Red Moon Flask ketika waktu yang tepat tiba. Mungkin ... ketika ia bisa mulai membentuk sebuah Guild.
Untuk Xan, Sayuri sengaja memberi tahunya kalau ia pemilik dari Red Moon Flask karena dia akan membentuk Guild Silver Horn. Mungkin jika di kemudian hari ia bertemu dengan ketua dari Guild terbaik di Kerajaan Atrea, ia akan mengenalkan dirinya sebagai pemilik Red Moon Flask untuk membuat koneksi yang baik.
Para pemain yang sebelumnya berada di luar toko akhirnya ikut masuk setelah melihat Sayuri yang tidak ragu untuk masuk ke dalamnya. Dengan cepat, Sayuri langsung memasukkan semua barang yang sebelumnya ia beli ke dalam tempat penyimpanan. Tidak lupa juga untuk menaruh beberapa healing dan mana potion untuk dijual bersamaan dengan R - Potion.
“Ah ... ternyata sebuah toko ramuan,” kata pemain A yang sebelumnya hanya memanjangkan lehernya untuk melihat ke dalam Red Moon Flask. “Tapi aneh sekali, kenapa toko ini dibangun dengan bentuk yang berbeda dari toko lain yang ada di Ander?”
“Tidak hanya itu, sebelumnya hanya ada taman kosong dan beberapa kursi untuk tempat duduk di sekitar sini, ‘kan?” tanya pemain B.
“Mungkin ada penambahan toko bersamaan dengan pembaruan kemarin?” tanya pemain C. “Tokonya juga terlihat besar dengan banyak etalase dan ... apa itu? Meja transaksi jual beli? Tapi kenapa hanya sedikit barang yang ditampilkan dan hanya ada satu NPC saja?”
“Sekecil apa pun pembaruan sistem yang ada, pasti akan ditulis juga di pesan sistem,” balas pemain A. “Bahkan untuk memindahkan seorang NPC sejauh dua meter saja ada pemberitahuannya. Ini? Adanya toko baru yang lebih penting dari pada NPC yang dipindahkan tempatnya, bukankah seharusnya juga ada?”
“Bagaimana jika kita tanyakan saja ke NPC yang ada di sana?” usul pemain C.
“... Memang kita bisa melakukan itu kepada seorang NPC pedagang?” pemain B malah balik bertanya.
“Duh, apa kau belum pernah menggoda seorang NPC sebelumnya? Balasannya lebih menarik dibandingkan dengan pemain biasa!” balas pemain A.
“Ugh, terkadang aku bertanya-tanya, apakah berteman dengan kalian jawaban yang tepat ...” gumam pemain B yang tentu saja masih terdengar jelas oleh Sayuri.
Sayuri yang sedang berpura-pura melihat etalase berisi ramuan yang sama seperti etalase lainnya di ruangan itu melirik ke arah tiga pemain yang ikut masuk bersamanya sedang berjalan mendekati NPC yang ada di balik salah satu meja transaksi.
NPC yang didekati oleh seorang pemain secara otomatis langsung berkata, “Selamat datang di Red Moon Flask! Ada yang bisa saya bantu?”
“Selamat pagi menjelang siang. Sepertinya toko ini baru dibuka dan hanya menjual ramuan, ya?” tanya pemain A.
“Itu benar, Red Moon Flask baru saja dibuka, dan untuk saat ini kami baru menjual beberapa ramuan saja. Ke depannya, kami akan menambah ramuan-ramuan baru yang tidak akan kalah dari toko lainnya,” balas NPC itu.
Sayuri menganggukkan kepalanya setuju di pojok ruangan. Hm, tidak salah dia merekrut NPC ini.
“Hei! Hei! Lihat ... lihat menu ramuan yang dijual di toko ini! Bukankah ramuan ini yang sedang ramai dibicarakan itu?” tanya pemain B sambil menepuk bahu pemain C.
Pemain C yang bahunya dipukul beberapa kali hanya bisa meringis pelan sambil membuka menu Red Moon Flask. Beberapa detik kemudian ia berkata, “R - Potion! Toko ini menjual R - Potion! Lalu hanya 15 perunggu saja kita bisa mendapatkan R - Potion tingkat D, kemudian 25 perunggu tingkat C!”
Pemain A yang penasaran ikut membuka menu toko, dengan mata yang terbuka lebar, ia langsung berkata, “Benar! Apa itu berarti toko ini dibangun oleh seorang pemain? Atau toko ini sebenarnya toko tersembunyi yang menjual R - Potion? Lalu pemain yang menemukannya menjual ramuan itu di sistem lelang?”
“Duh, mana ada toko di tengah alun-alun seperti ini tersembunyi! Bukankah sudah jelas? Pemain yang menjual R - Potion membangun toko ini untuk menjual ramuannya!” balas pemain B dengan semangat. “Lagi pula, R - Potion sudah dijual sebelum toko ini ada, ‘kan?”
“Itu berarti ... toko ini milik seorang pemain?” tambah Pemain C.
Mereka bertiga langsung melirik ke arah Sayuri. Dengan cepat, Sayuri langsung memutar tubuhnya membelakangi mereka, berharap kalau mereka tidak berpikir kalau Sayuri lah pemilik dari Red Moon Flask.
“Hei, cepat beli semua R - Potion yang dijual! Sebelum pemain yang ikut masuk bersama kita membelinya terlebih dahulu!” bisik pemain A.
“Kau punya uang berapa?” tanya pemain B.
“Enam puluh perunggu. Sial, aku baru saja beli senjata baru jadi uangku habis,” balas pemain C.
“Gunakan saja semua uangmu itu untuk membeli R-Potion. Menjual ramuan ini di sistem lelang bisa balik modal berkali-kali lipat!” desak pemain A.
“Kita gabungkan semua uang kita, dan hasil dari penjualan R - Potion kita bagi tiga?” tanya pemain B lagi.
“Memang kau punya uang berapa?” tanya pemain A dan C bersamaan.
“Sepuluh perunggu,” balas pemain B dengan polosnya.
“Enak saja, itu sih kau yang diuntungkan,” desis pemain C. Kemudian dengan cepat ia langsung menggerakkan tangannya di udara beberapa kali, kemungkinan sedang menggunakan menu untuk membeli ramuan. “Aku beli satu R - Potion tingkat C, dan dua R - Potion tingkat D.”
NPC yang melayani mereka langsung membungkukkan tubuhnya sedikit, kemudian berkata, “Terima kasih atas pembelian anda,” katanya sambil menggeser tangannya dari kiri ke kanan di atas meja. Bertepatan dengan itu, ramuan yang dibeli oleh pemain C muncul di atasnya.
“Kau benar-benar menghabiskan semuanya? Bukankah uangmu sisa lima perunggu?” tanya pemain A.
“Tidak apa-apa, jika harga di sistem lelang masih sama seperti sebelumnya, beberapa jam ke depan aku bisa memiliki uang yang lebih banyak dari pada sebelumnya,” balas pemain C.
“Benar juga. Kalau begitu aku beli satu R - Potion tingkat C, dan satu R - Potion tingkat D,” kata pemain A.
“Hei, apa aku boleh pinjam? 5 perunggu saja?” mohon pemain B.
Sayuri tidak tahu apakah ia harus bersyukur atau apa kepada para pemain yang mengikutinya masuk ke dalam Red Moon Flask. Tapi setidaknya, untuk saat ini Sayuri memilih untuk bersyukur karena mereka sepertinya tidak memiliki sedikit pun rasa curiga kalau Sayuri lah yang memiliki toko tersebut.
Untuk saat ini, Sayuri tidak mempersalahkan apakah para pemain yang membeli R - Potion di tokonya kembali di jual di sistem lelang lagi. Karena, semakin sering dan banyak sebuah barang di jual di sistem lelang, semakin lama harga yang ditawarkan akan semakin kecil pula.
Karena itu, cepat atau lambat harga R - Potion di sistem lelang akan menurun dan mungkin, bisa serupa dengan harga yang Sayuri tentukan ketika ia menjualnya di Red Moon Flask.
Lagi pula, tidak lama lagi ia yakin tokonya akan banyak dikunjungi oleh pemain. Seperti rencana sebelumnya, minggu ini ia masih akan membatasi berapa banyak R - Potion yang dijual perharinya. Minggu setelahnya ia akan melipat gandakan jumlahnya dan terus seperti itu sampai ia bisa mendapatkan jumlah dan pembelian yang seimbang.
Tepat setelah ketiga pemain yang menjadi pelanggan pertama Red Moon Flask keluar, lonceng pada pintu masuk Red Moon Flask kembali berbunyi. Kali ini, ia melihat wajah yang ia kenal diikuti oleh beberapa orang yang belum pernah Sayuri temui sebelumnya.
Ketika pandangan Sayuri dan Xan bertemu, Xan langsung berkata, “Sepertinya tokomu ini sudah mulai beroprasi?”
Sayuri hanya tersenyum tipis sambil menggerakkan tangannya ke arah sofa yang tidak terlalu jauh darinya, meminta Xan dan teman-temannya untuk duduk. “Itu benar, aku sudah mendapatkan izin untuk membuka usaha di Atrea.”
“Kenapa aku tidak pernah sadar kalau ada toko ramuan di dekat alun-alun?” tanya salah satu pemain yang ikut bersama dengan Xan masuk ke dalam toko.
“Bukan tidak pernah sadar, tapi toko ini memang baru dibuka. Beberapa hari kemarin aku sempat melihat toko ini, tapi sepertinya masih tutup,” balas temannya yang lain.
Xan hanya bisa tersenyum miris pada Sayuri, kemudian ia berkata, “Apa ini juga alasannya kau meminta aku membawa teman-temanku yang lain? Menarik perhatian pemain dan membuat mereka sadar kalau ada toko baru di sini?”
Senyuman di wajah Sayuri semakin mengembang, kemudian ia membalas, “Jika ada kesempatan untuk mempromosikan toko yang baru buka secara gratis, kenapa tidak?”
Xan hanya bisa mendesah pelan sambil menggelengkan kepalanya, kemudian ia duduk di sofa yang ditunjuk oleh Sayuri. “Tapi kenapa hanya ada sedikit produk dan ... hanya ada satu ... NPC?”
Suara teriakan dari salah satu teman Xan membuat Sayuri kembali menutup kembali mulutnya yang belum sempat menjawab pertanyaan dari Xan.
“R - Potion! Toko ini menjual R - Potion!”
Mendengar perkataan itu, hampir semua teman Xan langsung berjalan mendekati meja transaksi dan membuka menunya secara bersamaan.
Xan yang melihat reaksi dari teman-temannya setelah memeriksa menu yang tersedia di meja transaksi langsung mengangkat kedua alisnya kepada Sayuri.
“Untuk saat ini ramuan yang dijual di Red Moon Flask memang masih sedikit, tapi ke depannya aku pastikan ramuan yang dijual di tempat ini akan lebih lengkap dari toko mana pun,” balas Sayuri. “Karena barang yang disediakan masih sedikit, dan untuk menghemat biaya juga, aku memilih hanya membuka satu meja transaksi saja. Membayar gaji NPC tidak murah, loh.”
Untuk sesaat Xan hanya bisa membuka dan menutup mulutnya beberapa kali, sampai akhirnya ia bertanya, “Jadi ... R - Potion yang dijual di sistem lelang juga ... ?”
Meski pertanyaannya tidak selesai, Sayuri menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan itu dan menambahkan, “Aku menjualnya beberapa kali untuk menentukan harganya.”
Xan menyandarkan punggungnya ke sofa sambil tertawa pelan seakan tidak percaya. “Apa kau tahu, R - Potion sangat membantu di dungeon mingguan baru yang bernama Collapsed Sewage?”
“Aku tahu, aku yang menemukannya pertama kali,” balas Sayuri tanpa basa-basi lagi. “Omong-omong, aku, Emil dan tim yang biasanya sudah menyelesaikan dungeon itu dengan tingkat kesulitan Spesialis.”
“Apa aku dan teman-temanku bisa melakukannya juga dengan bantuanmu?” tanya Xan yang sepertinya tidak mau basa-basi juga.
“Tentu bisa. Ada ketentuan yang harus dipenuhi juga untuk menyelesaikannya,” balas Sayuri sambil mengeluarkan R - Potion tingkat B dari dalam sistem tasnya, dan menaruhnya di meja antara dirinya dan juga Xan. “Sebagai permintaan maafku karena aku mengundur janji kita yang sebelumnya, aku ingin memberikanmu ini.”
Sayuri tidak pernah tahu kalau wajah Xan yang dari awal sudah terkejut, bisa terlihat lebih terkejut lagi setelah melihat R - Potion tingkat B yang ada di depannya. Ia hanya bisa mengalihkan pandangannya antara Sayuri dan R - Potion tingkat B yang ada di depannya berkali-kali.
Sampai akhirnya ia berkata, “Red Lily ... aku ... apa yang harus aku lakukan untuk membalas semua kebaikan ini?”
Sayuri tertawa satu kali, kemudian membalas, “Kebaikan apanya? Ini hanya permintaan maafku karena mengingkari janji kita sebelumnya. Untuk yang lainnya, bukankah kita sudah sepakat untuk menjalankan hubungan bisnis, baik di Lord’s Regime, mau pun di dunia nyata?”
“Tapi ... aku bahkan belum memulai sesuatu yang bisa membuktikan keberhasilanku di dalam Lord’s Regime, kau juga masih belum mengenal diriku dengan baik di ... dunia nyata,” balas Xan. “Bagaimana jika aku tidak bisa memenuhi harapanmu?”
“Xan, aku memilihmu karena memercayaimu. Jika kau sendiri tidak percaya dengan kemampuanmu, siapa lagi yang bisa?” balas Sayuri. “Bagaimana kalau begini. Kita kesampingkan ini semua, dan mulai mendiskusikan bagaimana dan kapan kita bisa mulai masuk ke dalam Dark Forest.”
Xan mengedipkan matanya satu kali, seakan baru sadar kalau tujuan utamanya ia lupakan sendiri. “Benar juga, aku minta maaf.”
“Bagus. Untuk Dark Forest, lihat bagaimana aku mengarahkan tim, dan mengendalikan keadaan di dalam dungeon itu,” balas Sayuri. “Tanya apa pun padaku jika ada sesuatu yang tidak kau mengerti. Setelah kita selesaikan Dark Forest, kita coba selesaikan Collapsed Sewage, tapi kau yang memimpin. Aku hanya akan mengawasi dan bertindak jika ada kejadian yang berbahaya. Bagaimana?”
“... Baik, akan aku usahakan kalau aku bisa mendekati harapanmu, Red Lily,” balas Xan dengan pandangan yang Sayuri sukai. Pandangan penuh percaya diri.
Meski Sayuri berkata seperti itu, sebenarnya Sayuri merasa kalau Xan akan kesulitan untuk melakukannya. Tapi, ia sengaja melakukannya untuk lebih cepat mendorong kemajuan pesat untuk Xan dan juga Silver Horn.
Lebih cepat Silver Horn bertambah kuat, lebih baik.
Sayuri juga yakin, dengan apa yang ia berikan dan lakukan pada Xan dan teman-temannya, tingkat kepercayaan dan juga ketergantungannya pada Sayuri akan lebih meningkat.