bc

Assassin's Heart 2 - Re Game

book_age16+
37
FOLLOW
1K
READ
revenge
reincarnation/transmigration
second chance
kickass heroine
bxg
serious
sword-and-sorcery
rebirth/reborn
MMORPG
serial-killer
like
intro-logo
Blurb

Perlahan namun pasti, Sayuri mulai membangun kekuatannya di dalam Lord’s Regime untuk menghambat perkembangan dan menghancurkan salah satu sumber kekayaan Keluarga Boyd yang berasal dari permainan tersebut.

Di sisi lain, Sayuri yang dibantu oleh Kyle dan anggota dari tim unit khusus lainnya membuat Sayuri dapat dengan mudah memantau pergerakan yang dilakukan oleh Jerome Boyd di dunia nyata. Meski begitu, apakah ia bisa melaksanakan rencananya dan membalas semua yang dilakukan oleh Keluarga Boyd padanya dan orang – orang yang ia sayangi di kehidupan sebelumnya?

chap-preview
Free preview
Mimpi Buruk
Dadanya terasa sakit. Menarik dan menghembuskan napas membuatnya terasa semakin sakit. Saat itu, matahari sudah terbenam sepenuhnya. Sayangnya tidak terlihat bintang atau pun sinar bulan yang dapat membantunya untuk melihat lebih jelas. Bahkan tidak ada apa pun yang bisa ia gunakan sebagai sumber cahaya. Semakin lama, pandangannya semakin redup. Semakin tidak terlihat apa pun. Sampai akhirnya hanya ada kegelapan yang mengelilingi dirinya. Meski begitu, ia tetap tidak berhenti berlari. Setidaknya tubuhnya lah yang membuatnya tetap berlari, menolak untuk berhenti. Anehnya ... ia tidak ingat apa yang membuat dirinya berlari. Satu hal yang pasti, ia berlari dari sesuatu. Mencoba untuk terbebas dari sesuatu yang mengejarnya. Sampai akhirnya, ia terjatuh wajah terlebih dahulu karena tersandung sesuatu. Tubuhnya yang tidak berhenti berlari langsung memberontak. Seakan rasa lelah yang sebelumnya tidak terasa membeludak seketika. Membuat tubuhnya tidak memiliki kekuatan untuk bangkit dari jatuhnya. “Tolong! Seseorang tolong kami!” Teriakan itu membuat rasa sakit dan lemas di tubuhnya menghilang seketika. Suara teriakan dari seseorang yang ia kenal. “Rachel! Bawa anak–anak ke tempat yang lebih aman!” “Nyo—Nyonya Agnes, sesuatu ... seseorang memblokir pintu belakang! Aku tidak bisa membukanya!” “Jendela! Pecahkan jendelanya!” “Kenapa ... kenapa ada kayu yang menghalanginya!?” “Nyonya Agnes ... aku takut!” “Kenapa ini bisa terjadi? Sebelum pergi tidur aku tidak melihat apa pun yang aneh. Kenapa dalam waktu singkat hal ini terjadi? “Nyonya Agnes ... Nyonya Agnes! Asapnya semakin banyak. Tidak hanya itu, apinya sudah sampai ke ruang tengah ....” “Nyonya Agnes ... aku takut!” “Tolong kami!” “Nyonya Agnes ... Kak Rachel ... panas! Panas sekali di sini!” “Rachel, bawa anak–anak yang lain ke kamar mandi. Gunakan semua air untuk membasahi tubuh mereka. Sayang, tolong bantu Kakak Rachelmu ini untuk memadamkan api sebanyak yang kalian bisa, ya?” “Bagaimana denganmu, Nyonya Agnes?” “Aku akan berada tepat di lorong kamar mandi. Semoga saja aku bisa menghancurkan salah satu jendela di sana agar kita bisa keluar dari tempat ini.” “Kalau begitu, ayo cepat, semuanya. Tolong jangan ada yang tertinggal.” Suara langkah kaki, sekaligus suara tangis yang tertahan langsung terdengar di sekelilingnya. Seakan tubuhnya yang tidak bisa bangun dari jatuh ikut berada di tempat kejadian. Sayangnya, belum lama langkah kaki itu berlari, suara yang begitu mengerikan terdengar sangat keras. Ada sesuatu yang ... jatuh. Hancur. Suara kayu yang rusak dan hancur. Juga sesuatu yang lain. Yang sering ia dengar ketika ia sedang ... ‘bekerja’. Teriak kesakitan dan panik kembali terdengar oleh kedua telinganya. Mereka yang ia kenal, terus berteriak meminta tolong pada seseorang yang mungkin tidak pernah ada ... atau pun terlambat untuk menyelamatkan mereka. Teriakan yang semakin lama semakin pelan karena suara yang sudah habis digunakan. d**a yang semakin sesak karena menghirup terlalu banyak asap di sekeliling mereka. Serta keadaan sekitar yang semakin lama terasa semakin panas, yang membakar kulit, daging, bahkan sampai ke tulang mereka. Membakar semua yang ada, merubah semuanya menjadi kepulan debu yang menyedihkan. Mereka yang berteriak sekarang sudah tidak terdengar lagi, karena mereka sudah tidak bisa lagi merasakan penderitaan dan rasa sakit yang harus mereka rasakan saat panti asuhan yang menjadi satu – satunya rumah bagi mereka hangus terbakar. Yang juga membakar tubuh mereka bersamanya. Panti Asuhan itu berada sedikit jauh dari pusat desa. Tidak hanya itu, api mulai melahap seluruh bangunan itu ketika tengah malam. Saat semua orang sedang tertidur. Membuat keajaiban yang diharapkan oleh setiap orang yang ada di dalam kebakaran hebat itu datang terlambat. Sayangnya, mereka yang mungkin saja bisa membantu untuk memadamkan api yang mengelilingi panti asuhan, atau menolong anak–anak yang terkurung di dalamnya baru tahu ada kebakaran hebat ketika mendengar suara ledakan yang begitu besar. Yang sampai terdengar ke pusat desa dan membuat tanah yang ada di bawah mereka bergetar cukup kuat. Para penduduk desa melihat langit di ujung desa yang lebih terang dan berwarna merah tahu kalau ada sesuatu yang tidak beres. Dengan rasa takut dan puluhan pemikiran buruk yang ada di kepala, banyak dari mereka yang sudah membawa beberapa perlatan untuk memadamkan api. Ketika sampai pada sumber yang menyebabkan langit menjadi terang ketika malam yang masih larut, para penduduk desa tidak tahu apakah harus senang karena peralatan untuk memadamkan api yang mereka bawa akan berguna ... atau sedih dan kesal karena mereka datang sangat, sangat terlambat. Bangunan yang sebelumnya merupakan panti asuhan sudah berkurang menjadi puing–puing yang tidak bisa disebut sebagai bangunan lagi. Para penduduk desa terbagi menjadi dua tim, yang pertama berusaha untuk memadamkan api yang tersisa, dan satu lagi untuk mencari seseorang yang mungkin saja berhasil selamat dari kebakaran hebat tersebut. Sayangnya, kedua tim itu kembali dengan kabar yang tidak menyenangkan. Baik itu orang–orang yang mencari di sekitar panti asuhan untuk mencari seseorang yang mungkin selamat, mau pun mereka yang mencari di dalam puing–puing bangunan tersebut setelah berhasil memadamkan apinya. Yang membuat semua orang sangat sedih dan kesal adalah ketika mereka melihat ... tubuh yang sepenuhnya sudah terbakar, berkumpul dan terlihat saling memeluk satu dengan yang lainnya seakan mencoba untuk melindungi yang lain di ruangan terujung bangunan tersebut. Tidak ada satu orang pun yang selamat dari kebakaran itu. Tidak ada satu orang pun yang tahu bagaimana kebakaran itu dimulai. Penduduk desa yang tidak bisa melakukan apa pun lagi hanya bisa melaksanakan pemakaman yang sederhana untuk orang–orang yang tinggal di sana. Beberapa dari penduduk desa merasa aneh. Meski pun hanya ada Nyonya Agnes dan gadis yang bernama Rachel sebagai pengurus panti asuhan, dan sebagian besar yang tinggal di panti asuhan tersebut adalah anak–anak ... apakah tidak ada satu orang pun yang berusaha untuk membuat mereka keluar dari gedung ketika kebakaran itu dimulai? Atau setidaknya lari menuju desa dan meminta tolong kepada yang lain untuk memadamkan apinya? Banyak pemikiran dan perdebatan yang disebutkan oleh para penduduk desa karena kejadian tersebut. Sayangnya, karena tidak ada saksi mau pun korban yang selamat ... kejadian itu hanya dianggap sebagai kecelakaan karena kelalaian atau semacamnya. Tapi dia yang hanya bisa melihat tahu apa yang sebenarnya terjadi. Terlihat jelas dari pintu dan juga jendela yang tidak bisa dibuka dan dihancurkan dengan mudah kalau ada seseorang yang sengaja membakar panti asuhan itu. Api yang melahap dengan cepat bangunan tersebut, juga ledakan yang diakibatkan karena kebakaran ... sebelumnya pasti ada seseorang yang mengelilingi bangunan tersebut dengan bahan yang membuat api dengan cepat membakarnya. Seseorang sengaja melakukannya. Dan entah kenapa DIA mengetahui jawabannya ... Ketika ia sedang melihat nama pada batu nisan pada kuburan yang ada di depannya, tiba–tiba sekelilingnya berubah seketika. Tidak ada lagi kuburan dari saudara–saudaranya yang sudah kehilangan nyawa karena kebakaran. Tidak ada pula orang–orang yang sedang berusaha untuk membersihkan puing–puing dari sisa kebakaran panti asuhan yang menjadi rumah dari setengah masa hidupnya. Kali ini, hanya ada dinding yang menghalangi dirinya. Tubuhnya yang sebelumnya sudah tidak bisa lagi bergerak kembali meronta kesakitan. Pahanya terasa begitu panas, seperti ada sesuatu yang tertanam dengan paksa di dalamnya dan merobek dagingnya sampai ke tulang. Napasnya kembali terasa pendek, sama ketika ia baru saja selesai berlari. Karenanya, ia hanya bisa menyandarkan tubuhnya yang kelelahan pada bak sampah yang tidak terlalu jauh dari dirinya. Berusaha untuk mengistirahatkan tubuhnya, mungkin saja ia memiliki sedikit kekuatan. Untuk sesaat, izinkan iaa menutup kedua matanya untuk beristirahat ... Namun, sesuatu di dalam dirinya mengatakan kalau semua ini belum berakhir. Entah kenapa ia merasa ... kalau ia pernah berada di tempat ini sebelumnya, dan ia juga tahu kejadian apa yang akan terjadi padanya tidak lama lagi ... Tawa dari seseorang memantul pada dinding tempatnya berada, memaksanya untuk membuka kedua matanya yang sudah kelelahan. Ia hanya bisa tersenyum miris ketika melihat orang–orang yang rasanya sudah lama sekali tidak ia lihat. Yang sudah lama sekali tidak ia ... do’akan segera menghilang dari kehidupannya. "Sayuri! Bahkan kau memilih tempat yang tepat untuk mengakhiri hidupmu, ya?" katanya seorang wanita dengan dandanan yang tebal. "Menjadikan tempat sampah itu sebagai kuburanmu, cocok sekali!" tambah lelaki yang ada di sampingnya. Tubuhnya yang gagah terlihat cocok menggunakan jas, ditambah dengan wajahnya yang sangat tampan, namun terlihat bagaikan iblis bagi Sayuri. Sama seperti orang tuanya. Di belakang mereka berdua, ada lima sampai enam orang lainnya yang membawa berbagai macam senjata. Ujung bibir mereka semua terangkat, tertawa meledek pada Sayuri yang saat ini akhirnya ingat, dari apa ia terus berlari. Dari apa ia berusaha untuk melarikan diri sebelumnya. Wanita yang berada di depannya mendecakkan lidah. "Tatapan itu ... Kau belum menyerah juga, ya!?" "Dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi, Leena. Mungkin saat ini malaikat maut sudah berada di sampingnya." Kejadian ini ... Kenapa Sayuri kembali diperlihatkan oleh kejadian ini? Ia terus melihatnya berkali–kali. Seperti mimpi buruk yang tidak akan pernah hilang sebelum sesuatu yang mengganggu pikirannya diselesaikan. Perkataan demi perkataan yang selalu diingat oleh Sayuri, yang membuat hatinya semakin sakit dan terluka kembali ia dengar dari mulut dua orang yang membuat hidupnya hancur. Kesadaran Sayuri seakan hanyut antara kesadaran dan mimpi. Hanyut antara ingatan masa lalunya dan juga mimpinya ... Ia kembali bingung mana kenyataan dan mana yang bukan ... Fokusnya kembali pada Leena ketika pahanya yang tertembak oleh peluru diinjak olehnya. Kembali mendapatkan perhatian dari Sayuri, ia berkata, “Lalu, aku juga yakin kau khawatir pada panti asuhan kotor di mana sebelumnya kau berasal, ‘kan? Apa kau tahu? Setelah kau meninggalkan panti asuhan dan ikut bersama ayahku … ayahku meledakkan panti asuhan itu, tanpa bekas sekali pun. Tanpa ada seorang pun yang selamat.” Kejadian yang mengerikan seperti mimpi buruk yang ia lihat sebelumnya tiba–tiba kembali memenuhi penglihatannya. “Leena!” sahut Sayuri tidak bisa lagi menahan amarahnya. “Semua karena kalian! Aku berjanji akan menghabisi kalian semua! Keluarga Boyd, aku akan menghancurkannya dengan tanganku sendiri!” “Ah? Akhirnya kau kembali mendapatkan suaramu dengan baik! Katakan, katakan di mana kalung itu!” sahut Leena dengan keras. Kalung, lagi–lagi kalung itu. Kalung dengan batu rubi berbentuk hati yang ditinggalkan oleh ‘ibunya’ ketika ia masih bayi di depan panti asuhan yang saat ini sudah berkurang menjadi abu yang menyedihkan. Merasa kalau pertanyaannya tidak akan pernah dibalas, Leena mengangkat kakinya untuk menendang wajah Sayuri. Tapi, kejadian yang seakan terus berulang lagi dan lagi membuat Sayuri tahu harus melakukan apa. Dengan mudah Sayuri menangkap kaki Leena dan mendorongnya sampai tersungkur. Teriakkan yang menyakitkan telinga terdengar oleh telinga Sayuri. Dengan cepat, ia menarik pisau kecil yang ada di balik punggungnya, berusaha untuk melemparnya ke wajah orang yang berhati busuk itu. Tentu saja, semua usaha yang ia lakukan tidak akan berhasil. Ia sudah tahu apa yang akan terjadi setelahnya. Tapi mau bagaimana lagi? Berusaha untuk melakukan sesuatu ... atau memilih untuk diam dan menurut pada kedua orang itu ... Sayuri tetap akan kehilangan nyawanya. Suara tembakan terdengar dari suatu tempat, yang tentu saja sudah ia ketahui juga. Meski mata Sayuri melihat sebuah peluru yang terarah pada kepalanya dengan gerakan yang lambat, sayangnya tubuh yang sudah kelelahan tidak bisa mengikuti keinginannya. Dalam waktu yang bersamaan, Sayuri melempar pisau itu ke arah Leena. Namun ia tidak tahu, apakah serangannya berhasil mengenainya atau tidak. Bersamaan dengan peluru yang semakin lama semakin mendekat ke arahnya ... Sayuri terbangun dari mimpi buruknya yang panjang. Ia langsung duduk di kasurnya dengan napas yang memburu. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya, merasakan kalau mimpi itu benar–benar nyata ... Tunggu. Mimpi itu memang nyata. Semua yang ia lihat dalam mimpinya memang pernah terjadi di kehidupannya yang sebelumnya. Di kehidupan ketika Sayuri masih belum tahu kalau Jerome Boyd hanya menggunakan dirinya sebagai mesin pembunuh yang tidak memiliki perasaan yang melakukan pekerjaan kotor agar Keluarga Boyd menjadi semakin kaya dari pada sebelumnya. Untung saja, permohonan ketika jantungnya semakin lama semakin melemah dan akhirnya berhenti berdetak dikabulkan. Entah oleh itu oleh Tuhan, Dewa, atau pun Iblis. Yang jelas, ia kembali mendapatkan kesempatan kedua untuk membalas perbuatan yang dilakukan oleh Keluarga Boyd pada dirinya. Pada teman–temannya yang ada di panti asuhan. Mengingat itu ... apakah penglihatan tentang panti asuhan yang terbakar dan meledak benar–benar terjadi? Apakah semua kengerian itu dilalui oleh Nyonya Agnes, Rachel, Anna ... dan juga yang lainnya? Alasan itu membuat Sayuri semakin ingin menghancurkan Keluarga Boyd lebih cepat. Saat ini, ia sudah berada di Kota C, sama seperti kantor utama Keluarga Boyd berada. Tidak hanya itu, ia bisa memantau apa yang dilakukan oleh Jerome Boyd dengan menggunakan statusnya sebagai anggota dari Unit Khusus yang dipimpin oleh Seong Chung – Cha. Ia juga sudah mulai membangun kekayaan secara perlahan namun pasti di dalam Lord’s Regime, permainan VRMMORPG yang kelak akan menjadi salah satu sumber kekayaan Keluarga Boyd. Dirinya tahu, semakin lama kekayaan Keluarga Boyd semakin banyak. Untuk menghancurkannya akan sangat sulit. Tapi, masa itu baru akan tiba kira–kira lima sampai tujuh tahun yang akan datang. Karena itu, Sayuri berpikir untuk menyerang lebih awal ketika Keluarga Boyd belum memiliki kekayaan dan kekuatan yang sangat mengerikan seperti di kehidupan sebelumnya. Hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini. Ketika napasnya sudah mulai teratur, dan debaran jantungnya yang sudah kembali seperti biasa ... Sayuri memilih untuk bangun dari tidurnya meski hari masih pagi. Jika ia terus bermimpi buruk dan mengingat kejadian sebelum ia kembali ... cepat atau lambat ia akan berhenti tidur dan memilih untuk bermain Lord’s Regime saja ...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Scandal Para Ipar

read
694.2K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
860.9K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
625.0K
bc

Marriage Aggreement

read
81.1K
bc

Menantu Dewa Naga

read
177.2K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K
bc

Aku Pewaris Harta Melimpah

read
153.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook