#7 Honeymoon At Santorini

1305 Words
Adek-adek episode 7 masih honeymoon, Maaf diskip aja dulu.———————————————— Jam pada Ponselku menunjukan pukul 10.25 waktu setempat, dan pada jam tangan Cartier ku menunjukan 15.25 WIB. Bukan perjalanan mudah untuk sampe Oia, Santorini. Gimana tidak? Perjalanan ke Santorini dari Jakarta tidak sebentar, butuh waktu 11 jam tanpa transit, yang kemudian naik mobil 30 menit untuk sampe hotel. Sesampainya Di Hotel, tak mudah dilewati karena jalanan Naik-turun dan Sempit ditambah Beberapa Koper yang harus dibawa secara manual, meski ada Porter hotel yang membawanya. Semakin atas Hotel, akan semakin bagus pamandangan dan begitupun juga harga permalamnya akan semakin mahal. Aku Masih dengan Gaun pengantin melekat di badanku, yang ditutupi jaket Jeans. Bukan perjalanan yang nyaman tentunya untuk sampe di sini, dengan masih memakai stiletto yang senada dengan gaun Pengantin. Hotel yang dipesan Aldo adalah Hotel terbaik, dengan menyandang predikat bintang lima, the best view, review dan recommend. Namun menurutku, jika dilihat dari Kamar versi suite hotel biasa saja yang membedakan hanya old Greek style sangat bersih dan terawat. Sangat mudah untuk mencapai bangunan satu ke bangunan lain yang dituju, hanya mengikuti arah yang dituju dengan jalan setapak bertembok. Seru khan? Rata-rata semua Rumah, Hotel, penginapan dan restaurant bercat Putih dengan beratapkan Cat berwara merah bata, dan jika menemukan atap warna Biru maka itu gereja. Sejauh Mata memandang, hanya ada Lautan berwarna Biru yang sama seperti Langit sebagai atap. Gunung bebatuan yang kokoh berdiri sebagai degradasi warna, dan kapal pesiar lalu lalang membuat Cantik pemandangan Langit Yunani. Sesampainya di Hotel, Aku langsung ke menuju Kamar mandi. Sudah tak sabar ingin cepet-cepet Mandi, keramas dan berendam supaya capek dan lelahku hilang. Setelah Mandi, akhirnya bisa kurebahkan badanku di kasur masih dengan menggunakan handuk kimono dan satu anduk melilit di kepalaku. Lalu, Aldo gantian masuk Kamar mandi, setelah menungguku lama. Perutku berasa lapar, maklum sedari pesawat sampe sekarang belum makan lagi. “Are u Ok?” Tanya Aldo, sembari berganti baju piyama berwarna biru Laut garis-garis vertical. “Mmm... I’m Ok,” lirihku. “Mau makan Apa?” Tanya lagi, sembari menata Baju-bajunya ke Lemari Hotel. Tampaknya Aldo adalah tipe orang yang ingin semuanya bersih dan rapih tertata. Berbalik denganku yang tampak tak acuh dan urakan, bahkan Aku sendiripun belum membuka Koperku. “Apa kita cari makan di luar? Atau mau pesen Hotel aja?” Tanya Aldo. Sembari duduk di sebelahku, setelah lumayan lama menata pakaian-pakaiannya. “Pesen hotel aja ya, Aku Gak bisa jalan lagi nih,” jelasku. Selain “mager” Aku juga kecapean Kaki pegel-pegel dan juga pangkal pahaku masih Sakit. “Kenapa? Kamu Sakit Apa?” Lagi Aldo kaget dan penasaran. “Sakit Semuanya, Kok Abang gak paham juga kenapa? Kakiku lecet karena pake heels berjam-jam dan Aku udah diperawanin jadi sakit buat jalan-jalan, jelas!” keselku gak bisa ditanan lagi. “Ohh gitu, Maaf ya Sayang Aku gak peka,” ucap Aldo. Dengan mendekatiku dan memelukku dari belakang. Aroma pasta Gigi tercium ketika menempelkan ke Bibirnya ke leherku. Jantungku mulai lagi deg-degan, hampir sesek nafas karena takut dihajar lagi seperti tadi di Pesawat. Tangannya kekar dengan jemari lentik itu mulai membuaiku, membelaiku dan membalikan badanku. Kali ini Aku menatapnya jelas secara Eyes to eyes. Setelah kami saling bertatapan, lalu Aldo memelukku Erat dan berbisik “I love u so much, jangan pernah tinggalkan Aku,” ucapnya. Aku wanita yang tidak punya banyak pengalaman “diginiin” sama cowok, hanya bisa klepek-klepek “lumer” tak berdaya. Lagi dan lagi hanya membalas pelukannya erat, tanpa membalas Kata I love U too. Jujur, Aku merasakan kenyamanan yang luar biasa. Sesudah itu, Aldo Mulai mencium bibirku dengan sangat pelan dan halus ala French Kiss, Aku hanya bisa menerima itu dan merasakannya tanpa membalasnya. Tapi tak lama kemudian, Aku mulai memberanikan diri belajar untuk membalas ciuman itu meski ragu, tapi setelah Aku membalas ciuman yang ada malah nafas Aldo semakin memburu tak beraturan. “Istriku Sayang, ayo balas lagi dong,” pinta Aldo. Sesekali menghela nafas untuk mengambil banyak oksigen dan menciumku lagi. “Mmm...”gumamku singkat. “Ikutin terus ciumanku dan balas ya”, ucapnya tersenyum berhenti sejenak, lalu meneruskan lagi kegiatan Kami bertukar saliva. Ciuman dan Cumbuan itu mulai menghipnotisku secara perlahan dan berhasil membawakku ke terbang bersama awan. Lalu ciuman itu pindah ke leher dan tengkuk, membuatku seperti orang “mabuk” yang terus terbang melayang. Kemudian tangan Kekar itu mulai menyingkap Handuk Kimono yang masih kupakai. Behenti sejenak untuk memandangi Tubuhku yang tanpa sehelai benangpun, hanya ada Handuk yang melilit di Kepala sehabis keramas. Lalu Aldo memelukku erat, mencium leherku dengan Tangan mulai menguleni kedua gunung kembarku yang sudah menegang. Aku diangkatnya ke Kasur ala bridal di Film, drama-drama dan n****+ romance. Direbahkan di Kasur dan dicumbu tanpa ampun, sepeti Harimau sebulan tanpa Makanan dan tiba-tiba dapat mangsa empuk. Harimau itu tengah kelaparan, lalu memangsaku mulai lagi seperti di pesawat, dari ujung rambut sampe ujung Kaki semua dihisap habis tanpa sisa. Aku cuma pasrah tak berkutik, dengan mata terpejam menikmati semuanya dan hanya suara-suara desahan juga erangan yang keluar dari mulutku. Setelah selesai menjilati jari-Jari Kakiku, Aldo langsung menghisap Vaginaku dan memainkan k******s dengan Lidahnya. Membuat gerakan memutar dan maju mundur. Desahan dan eranganku rupanya membuat Aldo semakin nafsu untuk menghajarku lebih, yaitu Dengan memasukan Jarinya pada Vaginaku membuat rasa perih hilang sesaat ganti dengan rasa yang nikmat menggoda. Aku merasakan nikmat luar biasa, kemudian keluar cairan dari Vaginaku dan itu keluar tanpa Aba-Aba. Tak ada rasa jijik, Aldo kembali menyeruput cairan Vaginaku. Setelah Aku terkulai lemas, Aldo mengarahkan Choco Banana itu ke arah mulutku, Aku tahu maksudnya dan Aku pun langsung membuka mulutku. Choco Banana masih wangi sabun Hotel, dan Aldo mendorong Kepalaku untuk membuat gerakan maju mundur lebih cepat. Lalu Aldo pun mulai memindahkan Mr. Banana itu ke Vaginaku dan mulai membenamkan itu secara perlahan. Aldo sangat tau kalau Aku masih kesakitan dan belum bisa nikmatin, jadi Aldo menghisap p******a dan sesekali mengkulum mulutku. “Ahhss hmmm... enak, sempit banget sayang, ini enak dan nikmat,” bisiknya. Dengan gerakan maju mundur memompaku dari perlahan, sampai sangat cepat. Entahlah Aku belum bisa nikamatin semua itu, yang ada Hanya rasa perih seperti luka lecet karena dihantam benda tumpul. Setelah berganti beberapa posisi yang berbeda, Aku hanya bisa merasakan bagian bawah Tubuhku seperti disembur Cairan hangat. Ya Rahimku berasa hangat dan Aldo terkulai lemas disampingku dan memelukku erat diikuti kata I Love you my lovely Rose,” bisiknya. Setelah itu Dia menggendongku ke Kamar Mandi dan Mandi bersama. Aku dimandikan layaknya Bapak sedang memandikan Anaknya. Kupesan Makanan Hotel dan Tak lama kemudian Makanan pun datang. Lalu Kami pun makan bersama. Tidur dan lelap karena Tubuhku mersakan sakit luar biasa Sekujur Tubuhku. Yup. Keesokan harinya Aku mendapati Badanku tanpa sehelai benang pun dan ada dipelukan Lelaki gondrong dan brewokan ini. Aldo memelukku erat sepanjang malam, sangat erat. Kulit kami bersentuhan dan merasakan Nyaman yang luar biasa. Aku membuka paksa tangan Kekar yang memelukku, tapi itu susah. Aku bilang ke tolet dulu sebentar cuma mau pipis. Akhirnya melepaskan Tanganku. Setelah itu Aku pipis ke toilet dan tak lupa Mandi, lalu membuka koper untuk mencari barang-barang bawaanku. Tapi Pas kubuka Koper ku, tak ada Baju satupun yang ada hanya Buku-buku Kuliahku. Aku menjerit kesel dan nangis sejadi-jadinya. “Trus Aku pake Baju apa?” Keselku. Aldo ada di belakangku dan Ikut tertawa lepas. Lalu Aldo menyodorkan sebuah Kemeja putih polos untuk ku pakai. Kemeja itu tampak oversize ketika kupakai, karena Aldo raksasa dan Aku mini Kurcaci, OMG! Sumpah gak bisa kemana-mana, jangankan baju daleman pun Aku gak bawa. Mungkin bisa jadi ketuker sama Koper lain. Aku cuma bisa ketawa dalam Hati, Apa ini emang udah di rencanain sebelumnya sama Ibu.. Diluar saat ini hujan deras, so gak bisa kemana-mana juga untuk sekedar beli Bra and Panty. Seperti cuaca mendukung untuk tetep tidur di balik selimut. Aldo tanpa ragu dan malu memelukku erat dari belakang. Entahlah Baru berapa jam bareng Aldo, Gue sepertinya merasa nyaman dan aman.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD