#6 Let’s Flying More High

1262 Words
Vampire Berasa Leher digerogoti vampire yang haus darah, dan menyisakan cap merah seperti habis disengat serangga atau lebah. Cumbuan demi cumbuan bertubi-tubi terus menghujam tanpa ampun mulai dari Tengkuk, Punggung, Pinggang, b****g, Paha, Betis, Kaki dan Jari-jari Kaki semua disesapnya. Mirip Anak kecil makan eskrim habis tak tersisa tanpa se-inch pun terlewatkan. “OMG, apaan ini? Kok enak banget, Gue berasa melayang jauh entah kemana, sama dengan Pesawat yang berada di ketinggian 32.000 kaki,” beoku dalam hati. “Aauu ahh... Gue belum ngerti beginian, jujur Gue bingung. Gue kudu ngapain? Apa Gue harus diam aja dan menikmati? Atau harus balik nyerang? Tapi Gue gak tau gimana caranya?” Bathinku berfikir keras dan kebingungan. Aku cuma bisa mengerang hebat karena rasa geli dan enak menjadi satu, yang berhasil membuatku tegang, lemas, pasrah dan menggelinjang hebat. Karena itu berhasil memancing libidoku meminta hal lebih dari ini, tapi sebenernya Aku malu untuk mengakuinya. Tiba-tiba kedua Tangan besar dan jari lentik itu mulai meraba gundukan kembar, lalu Tangan kanan memainkan seperti sedang mengulen adonan roti, dengan diakhiri menyentuh halus ujung p****g dan memilin-milin seperti sedang memilih gelombang radio. “Aghhh aw... Abang sakit, pelan-pelan ya,” pintaku berbohong, padahal enak banget dan geli. “Upss, sorry,” ucap Laki-laki berambut gondrong itu. Tapi bukannya makin pelan, malah makin bringas menggerakan dengan kedua tangannya, seperti sedang menguleni adonan roti yang belum kalis. Tak ketinggalan Bibir Aldo langsung melumat Bibir Gue ala French Kiss dengan sangat lembut. “Ini tujuannya apa sih ciuman gini? Padahal kan jorok bertukar air liur, Oh jadi gini toh rasanya saling beradu Bibir itu?” Rutukku dalam hati, jadi inget DraKor si pemeran utama selalu ciuman. “Awwww, ughhh, hempphhh.” Bisik Gue. Jujur, ini antara geli, malu dan enak. Untuk pertama kalinya berhasil bikin Tubuh Gue menegang dan bergelinjang tak berdaya. v****a Gue seolah meminta lebih dan pengen lebih dari ini secepatnya diserang. “Awww, akhhhh aw aw aw... Sakiiiittt tau jangan digigit,” bisikku. “Hehehe... sorry” balas Aldo. Terdengar nafas Aldo semakin bergemuruh hebat tak beraturan “ngos-ngosan”, seperti Orang lari marathon atau ketakutan karena dikejar Deb Kolektor. Aldo mulai menghisap dan menggigit rakus Gunung kembarku seperti bayi yang sedang kehausan. Aku cuma bisa pasrah dan menikmati semuanya, dengan kedua tangan menopang Badanku ke belakang, sementara kedua Kaki Gue udah kebuka lebar karena dorongan tangan Aldo. Aldo itu ibarat kata tour guide yang mengarahkan Aku harus kemana? Dan bagaimana? Akupun nurut dan mengiayakan saja. Setelah kenyang dengan Gunung kembarku, disusul turun mencium Perut dengan memainkan brewoknya yang menelusuri sampai ke pangkal paha. Salah satu tangannya masih tak mau lepas dengan adonan roti tadi, dan satu tangan lagi mulai bergerilia ke arah bawah. Menyibakan “si gundul” yang belum sempet Aku rapihin karena Aku tak tahu jika mau ada yang datang. Aldo mulai mengelus-elus k******s sambil terus menyesap Putingku dan gerakan ini semua bikin Aku “Mabok” dan melayang jauh entah kemana. Bosan dengan menyesap gundukan kembar, kedua tangan kekar itu membuka paksa paha Aku supaya kebuka lebih lebar lagi, lalu mulut Aldo pun turun mencium dan mulai menyesap Organ intimku dengan rakus. Menyesap k******s berkali-kali dan menjilati ujungnya menggunakan lidah juga pangkal hidungnya secara bergantian. Lalu memasukan jari tengahnya dengan sedikit memaksa, tapi ada batas penghalang yang bikin Aku menjerit kesakitan ketika Jari tengah berusaha masuk. “Aw, aw sakit, Sakit banget,”lirihku. Dengan sedikit menarik b****g karena jari tengah Aldo terus memaksa masuk. “Sakit ya?” Tanya Aldo. “Mmm,” keselku. “Kamu masih perawan ya Sayang,” goda Aldo. Aku cuma melengos kesel, menggelinjang dan merengek karena kesakitan. Selain di korek dengan jari tengahnya juga dihisap habis punyaku dan membuatku o*****e berkali-kali atau lebih mirip mau keluar pipis, dengan tak ada rasa geli Aldo menyesap cairan o*****e dari Vaginaku, yang Akupun sendiri berasa jijik, yakkk! “Manis banget Sayang,” bisik Aldo. Lalu lagi dan lagi Vaginaku dijilat, dihisap dan sesekali Klitorisku diadukan dengan hidungnya dan berhasil membuatku menjerit tak berdaya. Badanku menggeliat seperti meminta lebih, tapi jujur Aku malu mengakuinya dan ingin cepat sesuatu yang lain masuk ke v****a untuk menghajarku. Aku tahu ini bakal sakit, Jadi kuputuskan kupejamkan Mataku dan hanya pasrah dan relax tanpa ada perlawanan. Aldo membuka celana boxernya yang berwarna hitam, “Awww... Gede banget, berotot, dan berdiri tegak,” beoku terkaget yang tepat di depan Mataku. “Ehh buset, Emang bisa masuk? Tapi itu gede banget maliihhh! Gue takut ah,” beoku dalam hati. Akupun langsung merapatkan kedua kakiku karena takut, berdiri tegak benda coklat tua berotot atau lebih mirip terong ungu. Lalu Aldo menarik wajahku dengan tangan kanannya, dan menyodorkan Penisnya ke mulutku tapi Aku hanya bisa bengong tak tahu harus gimana? “Ayo buka mulut Kamu Sayang,” pinta Aldo. “Hisap!” pintanya. “Oh suruh ngerokok daging toh! bilang dong,” bathinku kesel. Akupun mulai membuka mulutku untuk mengikuti perintah “boss”, menghisap dan mengulum sampai ujung tenggorokanku malah, karena saking panjangnya berasa mau muntah. Begitupun Aldo, sama merasakan kenikmatan yang luar biasa seperti yang Aku rasakan tadi, dengan memejamkan matanya dan bersuara aaahh uhhh ohhh. Tak lama kemudian, Aldo mulai lagi membentangkan kaki dan Pahaku supaya terbuka lebar, mirip sayap burung terbang. Lalu, Aldo mulai mengesek-gesekan penisnya ke Klitorisku. “Ambil nafas panjang ya sayang ini akan sakit tapi enak kok, dan besok ataupun lusa sudah gak Sakit lagi. Ok!” rayunya. Sembari tersenyum lebar dan mulai memasukannya. “Aku tahu, ngerti dan paham bakal Sakit,” Posisi kami berada di Kursi pesawat yang telah disulap menjadi kasur empuk untuk tertidur. Hawa dingin Pesawat berubah menjadi panas dan Kami pun bercucuran keringat. Blesss! Sesuatu yang tumpul itu meringsak masuk, dan menghajar organ intimku, lalu menembak selaput daraku dengan sekali hentakan kasar. “Awww, awww arghh... Sakitttt, aduhhh sakittt banget,” lirih Gue. Kemudian Aldo sempat natap Gue bahagia, tertahan sebentar tapi sepertinya tenaga dan juga hasrat Aldo jauh lebih kuat. Aku dihajar habis-habisan, dengan Bibir Aldo mengulum kuat Gundukan kembarku, bisa jadi teknik ini untuk mengurangi rasa sakitku. Aku cuma bisa pasrah sambil meremas Selimut dengan kedua tanganku untuk rasa menahan Sakit. Saat benda itu berhasil merobek dan menembus lapisan daging tipis, dan masuk lebih dalam lagi dan lagi Aldo memompaku lebih kuat. “Awhhh sakit, pelan aja pliss,” lirihku dengan berlinang air mata karena benar-benar Sakit. Jujur, Aku tak bisa merasakan enak seperti yang Orang lain bilang, yang ada Sakit, sakit banget.Titik! Aldo langsung mengulum bibir, Menghisap payudaraku bertujuan buat meredam rasa sakit. Tapi itu tak ada pengaruhnya dan Aku merasakan sangat sakit dan Aku belum bisa menikmati. “Sempit banget Sayang, enak, enak banget, nikmat dan pulen” bisik Aldo sambil terus menggenjotku. Dengan pelan tapi pasti Aldo memompaku tanpa ampun, meskipun berlinang air mata, tapi terus mengahajarku lagi dan lagi memompaku dengan sangat kuat tak peduli Aku merintih kesakitan “Apa mungkin rintihan Gue hanya menambah nafsunya?” Keselku. Tak ada posisi lain, selain Aku dibawah yang mengangkang lepas. Lalu akhirnya, Aldo mengerang hebat dengan tembakan menusuk ke bagian terdalam dan menyemburkan cairan sprema di rahimku untuk pertama kalinya. Aku bisa merasakan cairan itu hangat menyembur rahimku. Lalu, Aldo mencabut penisnya yang sudah bercampur darah segar dan cairan s****a, dan darah segar itu nampak di selimut dan juga di pangkal Pahaku. Aldo langsung berbaring di sebelahku dan memelukku erat, sangat erat, “Thanks for everything, and I love u so much my lovely wife,” ucapnya. Tanpa membalas kata, i love you too, Aku hanya bisa membalas pelukan eratnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD