Melati menggeleng lalu memeluk Wira seketika. Dia tak memikirkan hal lain karena dia hanya ingin mengucapkan banyak terima kasih yang telah membantu masalahnya sampai selesai. “Terima kasih ya, Pak. Kalau tidak karena Pak Wira, entah jadinya bagaimana untuk menyelesaikan masalahku dengan Mas Arya,” ucap Melati dengan sungguh-sungguh. Tangan Wira gemetar saat Melati tiba-tiba memeluknya. Tetapi, dia berusaha untuk mengelus punggungnya. Wira juga tidak peduli dengan banyak wartawan yang masih menyoting dari depan mobilnya. “Sama-sama, Melati. Tanpa kamu juga ruang lingkup kinerja maskapai saya justru semakin kotor karena adanya oknum itu.” Kemudian, Melati melepaskan pelukan dari Wira. “Ma—maaf ya, Pak. Bukan saya lancang untuk memeluk bapak.” “Tidak apa-apa. Sekarang kita pulang ya. Ab