17. Diancam Kapten

1202 Words

Tangan yang tidak terkena infus itu memegang perutnya yang memang terasa kram tiba-tiba. “Melati, kamu jangan banyak gerak dulu,” cegah Wira saat Melati mulai aktif gerak. “P—pak Wira? Sa—saya mau pulang aja.” “Melati, saat kamu sakit begini saja egois dengan diri kamu sendiri? Kamu marah sama saya, tapi jangan menyiksa diri kamu sendiri,” ucap Wira dengan tegas. Melati yang merasakan hal itu pun diam seketika. Dia menunduk malu, bahkan dia tak menyangka Wira sampai membawa dirinya ke rumah sakit. Dia masih teringat saat naik ke atas panggung sampai pingsan karena asam lambungnya yang sudah benar-benar perih hingga membuatnya tak sadarkan diri. “Bu guru, sebenarnya sakit apa, Pah? Kok wajahnya pucat sekali. Abil nggak mau kalau Bu guru sampai sakit, Pah,” rengeknya dengan manja. Sed

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD