Kedua orang itu yang masih saling tatap-menatap tajam itu pun terkejut saat tiba-tiba Wira datang. Bibir Melati terasa kelu. Saking dongkolnya dengan sikap Arya, dia sampai lupa datang ke sini dengan Wira. “P—pak Wira?” Wira menghentikan langkah Melati saat menuju ke arahnya, “Stop, Melati.” “Arya, jadi selama ini kamu itu suaminya, Melati? Yang sekarang menjadi istri saya?” Arya pun mengangguk dengan sejuta rasa panik melanda. Paniknya Arya bukan sekadar pernah menjadi suami Melati, melainkan posisi dia sekarang. “I—iya, Pak.” Wira menoleh ke arah istrinya dengan tatapan kecewa. “Kamu kenapa tidak jujur dengan saya, Melati? Kalau kamu itu istri dari salah satu kapten pilot di maskapai saya?” “P—pak Wira, sa—saya bisa jelaskan sa—” “Saya tidak butuh penjelasan panjang kamu kar—” S