Sweet Lips

1816 Words

Amira baik Hamish memang tidak memberitahu Kaflin. “Kamu menginap di tempat Lea? Hamish…” Hamish menelan makanannya lebih dulu, baru menatap mata ayahnya. “Ya, Hamish bilang padaku Mas. Aku yang belum sempat bilang kamu.” Kaflin tetap tenang, berwibawa. Namun, tatapan matanya membuat Hamish selalu tak bisa membantah ayahnya. “Kalian sungguh serius, kan?” Ayah kembali memastikan. Hamish mengangguk, “ya.” Dia masih saja pilih berbohong. “Mas, udah jelas mereka pacaran kok pas aku ke kantor Hamish, aku memergoki mereka lagi Kissing,” dengan polosnya Amira mengungkit kejadian yang dilihat. “Apa? Kissing, kepergok lagi?!” Kaflin untung punya pengendalian baik, dan tidak ada riwayat serangan jantung mendengar informasi semua itu tentang kelakuan putranya dari sang istri. “Sete

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD