Perubahan Dani....
Rahmadhani Widya Sukoco atau biasa dipanggil Dani adalah gadis semata wayang Bapak Hartono Wijaya Sukoco dan Ibu Widya Rhamdanadinata.
Dani terlahir dari keluarga sangat kaya raya, Kakek dan Nenek Dani pengusaha perhotelan di Lombok hingga Manado. Beberapa hotel berbintang di Jakarta adalah milik Hartono Papi Dani.
Hartono berpisah dari Widya, sejak Dani berusia 13 tahun. Pihak ketiga dari Widya. Widya menikah lagi dengan pria selingkuhannya masa itu. Seorang pengusaha bank swasta, cinta lama Widya masa sekolah bersemi kembali ketika mereka bertemu di suatu acara gathring. Tapi pernikahan mereka tidak berlangsung lama, dikarenakan suami Widya yang kedua mengalami kecelakaan pesawat, dan dinyatakan meninggal dan tidak dapat ditemukan. Selama perceraian kedua orang tuanya, Dani menjadi gadis yang tertutup, lebih memilih dalam berteman. Hingga kelas 1 SMA, Dani meminta Hartono memindahkannya sekolah di London, tapi selama sekolah disana, Dani sangat berubah. Makin berubah menjadi wanita yang kaku, kasar, dan memilih menjadi pencinta sesama jenis. Hartono murka, saat mengetahui putrinya menjadi wanita aneh. Tidak respect pada pria.
Widya tidak sepenuhnya dapat memperhatikan putrinya, karena kesibukannya mengurus perusahaan peninggalan suaminya.
Dani pernah meminta, agar Papi dan Mami kembali bersama. Tapi Hartono lebih memilih diam dan menghindar. Begitu dalam hati Hartono terluka karena perselingkuhan Widya kepadanya. Hanya karena alasan perhatian dan ketidak pedulian Hartono pada Widya.
Berbagai cara Dani membujuk Widya, agar kembali pada Hartono, tapi Widya enggan. Dengan alasan dia masih mengenang Kurniawan Kuncoro yang sudah almarhum. Walaupun kedua pria ini baik memperlakukan Widya, namun tidak menurut Dani, karena Hartono tidak begitu gencar memohon pada Widya agar tidak berpisah. Hartono lebih memilih pasrah, menyerahkan Widya pada Kurniawan secara gentle.
Kekecewaan Dani terhadap Hartono sangat nyata pada saat itu. Sehingga Dani lebih memilih tinggal bersama Widya dan Kurniawan.
Untuk kedua kalinya Dani kecewa kembali pada pria pujaan hatinya Randy. Yaaaaah.... Randy.
Randy lebih memilih menjadi kekasih Luna dari pada Dani. Keputus asaan itulah membuat Dani lebih memilih pergi meninggalkan Randy, kemudian menjadi wanita yang tertutup.
Saat Dani menghabiskan waktunya di Club milik teman Papinya, om Diaz, Dani bertemu dengan Angga. Penjahat kelamin yang sangat terkenal di Club. Sering membawa wanita secara bergantian, memorotin wanita itu, hingga merusak kekasih semalamnya. Dani selalu menolong wanita polos. Tapi selalu gagal. Karena termakan rayuan Angga kembali.
Pertama Dani melihat Cua di Club, Dani terkesima akan kecantikan Cua yang memiliki wajah oriental. Sangat santai, dan bingung. Tangan Angga melepas Cua, saat tiba didalam club. Dani berfikir, 'ini saat yang tepat untuk menyelamatkan gadis ini.' Dani memilih membawa Cua menjauh dari pandangan Angga. Dani berhasil.
Saat Cua meminta keluar dari Club, Dani memberanikan diri untuk mencium bibir Cua. Ternyata benar, Cua memang polos. Dani ingin meminta maaf, tapi Angga muncul secara tiba-tiba merebut Cua darinya.
Dani merasa bersalah, memilih berlalu menuju mobilnya. Ternyata, diluar perkiraannya. Cua dibawa oleh Angga kembali ke kosannya. Pikiran Dani sangat kalut masa itu. Berfikir jika Cua akan dilecehkan oleh Angga. Ternyata Angga tidak ada didalam kamar kos Cua. Melihat kamar Cua, Dani merasa Cua tidak begitu aman. Dani lebih memilih menemani Cua di kamar kosnya. Takut jika Angga hadir dihadapan Cua tanpa malu.
Menurut orang yang selalu mengikuti Cua, Angga beberapa kali menyambangi kos Cua, tapi tidak berani masuk. Hanya melihat Cua dari kejauhan. Angga sengaja menjebak Cua untuk meminjam uang pada Cua, tapi dihalangi oleh Dani. Itulah yang membuat Dani dan Cua ribut. Dani memang sangat tulus pada Cua, tapi tidak begitu pikiran Cua.
Cua lebih berfikir Dani akan memacarinya. Dani berencana memindahkan Cua ke apartmennya, agar Cua aman dan tidak didatangi pria m***m seperti Angga lagi. Semenjak kedekatan Cua dan Dani, semua berubah menjadi lebih sibuk dan lebih intens. Terlihat seperti Cua dan Dani ada hubungan. Padahal mereka seperti tom and jerry.
Beberapa kali Dani menemani Cua kuliah malam. Sementara Dani hanya sibuk dengan game onlinenya. Cua memang berusaha keras untuk menyelesaikan kuliahnya tepat waktu, disuport oleh Dani, wanita yang mengagumi Cua dalam keheningan ditutupi dengan cara juteknya.
Diketahui oleh teman kampusnya, Dani adalah gadis biasa, yang broken. Sesungguhnya teman-teman Dani tidak tahu, bahwa Dani adalah gadisnya Hartono salah satu donatur terbesar untuk universitas pelita.............
"Kamu disini aja.?" Tanya Cua kaget melihat Dani bermain game.
"Emang mau dimana lagi.? Ada tempat lain kah.?" Kekeh Dani.
"Lapeeer..." Isak Cua.
Kepulangan Cua dan Dani dari Bandung membuat hubungan Cua dan Dani makin membaik. Cua mulai terlihat nyaman atas perhatian dan kebaikan Dani. Saat Tanser memperlakukan Dani dengan sangat baik.
Dani sangat pandai membawa diri kekeluarga Cua. Pengenalan pertama Dani dan keluarga Cua, diawali dengan kesombongan Dani memperkenalkan diri sebagai donatur terbesar kampus, dan Tanser mengetahui Hartono Wijaya Sukoco. Tanser mengikuti perkembangan hotel milik Hartono.
Melalui tabloit kampus Tanser mengetahui semua tentang Hartono pengusaha sukses dibidang perhotelan. Tanser malah ingin magang di salah satu Hotel berbintang milik Hartono.
Dani hanya tersenyum, hingga Mama Cua yakin, bahwa Dani adalah gadis yang baik. Tanser bertanya pada Dani, apakah Dani anak Hartono.? Dani memberi jawaban tidak masuk akal, yaitu dengan kata-kata keponakan Hartono.
Mata Cua membulat, karena Dani dari awal sudah mengerti maksud Tanser sebenarnya. Dani tidak ingin membantu siapapun untuk masuk kekeluarganya dengan mudah, berbeda dengan Cua. Faktor keberuntungan. Cua memang tidak pintar dalam study, tapi beruntung dalam mengubah hidupnya. Cua terlalu polos, pada siapapun. Tidak mau tau bagaimana orang akan berniat baik atau jahat padanya. Dalam berteman Cua hanya menjalani saja.
Dani bergegas membawa Cua kesalah satu restoran. Randy telah menunggu direstoran tersebut.
"Heiiii... Dari tadi lo disini.?" Sapa Dani pada Randy saling memeluk.
"Nggak, baru sampai gue lima menit lalu." Randy meminta agar Cua dan Dani duduk didekatnya.
"Ciiiieee... Udah jadian kalian.?" Goda Randy sambil melirik Cua dan Dani.
Dani menimpuk Randy dengan buku menu. "Enak aja. Cua memang udah tinggal diapartmen gue, tapi gue tinggal sama mami yah." Jelas Dani geram.
"Sory... Gue kemaren nggak jadi nemanin kalian ke Bandung. Karena urgent. Papa dateng dari Jogja mau ketemu Papi kamu. Padahal kita udah janjian, tapi gue nggak datang. Maaf banget." Randy memohon pada Dani dan Cua.
"Lain kali telfon tu diangkat mas Randy. Jadi kita nggak nunggu dan kepikiran." Tegas Cua.
"Ciiiieeee... Kalian mikirin gue.?" Kekeh Randy senang.
"Hmmmm.... Geer banget seeeh lo." Geram Dani.
"Nginep dimana di Bandung Dan.?" Randy mulai kepo.
"Di dago. Rencana mau ke Lembang, tapi mama Cua buru-buru. Nggak bisa lama. Hanya memastikan Tanser brother Cua baik-baik saja, dia baru keluar dari rumah sakit." Jelas Dani.
"Abang lo sakit Cua.? Sakit apa.?" Tanya Randy penasaran.
"Hmmmm... Nggak tau, males juga nanya-nanya." Cua mengalihkan wajahnya. Ada sedikit kekecewaan pada Tanser, tapi sudahlah batinnya.
"Kalau dibandung tuh lebih hati-hati, apalagi kampus internasional. Banyak g*****o." Bisik Randy.
"Apaan siih lo." Pukul Dani pada lengan Randy.
"Serius gue sayang." Randy menatap Cua dan Dani secara bergantian.
"Sayang... Sayang... Gue baper nih..." Kekeh Dani.
"Ck... Udah aaagh... Jangan bahas itu." Tunduk Cua memalingkan wajah dari Dani dan Randy.
"Tenang, gue akan bantu lo." Senyum Dani menenangkan Cua.
Semenjak pertemuan Dani dengan Tanser, Dani telah mengirim orang suruhannya agar dapat memberi informasi apa saja kegiatan Tanser selama di Bandung, dan apa penyebab Tanser di rawat di Baromeos Bandung. Tatapan Tanser sangat berbeda, wajah juga tidak segar. Usia hanya beda 3 tahun, tapi wajah tua.hehehe...
"Hmmm... Cua... Lo diapartmen Dani.? Malam ni gue nginap disana yah.?" Wajah Randy serius seketika tanpa ada perasaan berdosa.
"Haaaah... Kamu nginep ama aku.? Nggak aaaagh... Ntar apa kata tetangga, lagian aku nggak kenal kamu, keluarga kamu, tiba-tiba nginap. Ogah." Tegas Cua.
Mata Dani dan Randy saling tatap.
"Mana ada tetangga yang peduli disana.?" Kesal Randy meyakinkan Cua. "Gue sahabat Dani, kamar ada dua kan.? Lagian gue dulu sering nginap disana." Tambah Randy membela diri.
"OGAH." Cua menegaskan lagi.
Dani hanya tersenyum memandang kedua insan ini.
"Lo tu yah Ran... Dia ini anak abege yang baik, nggak neko-neko, masih polos banget, dia hanya mau nginepin Angga doang." Kekeh Dani sambil menyindir.
"Iiiiigh... Kamu yah, Angga tuh cuma sekali nginap di tempat ku, itu pun karena Laras pengen bertemu. Mereka ngobrol serius banget. Aku nggak ngerti. Laras pake nangis-nangis segala." Bisik Cua menjelaskan untuk membela diri.
"Hmmmm... Temen lo udah nggak suci lagi kan?" Kekeh Dani.
"Maksud kamu.?" Tanya Cua penasaran.
"Yaaaah... Nanti lo tau sendiri." Tambah Dani.
Cua makin bingung akan ucapan Dani. Randy hanya menatap Dani penuh penasaran. 'kenapa Dani tiba-tiba over protektif pada Cua.? Why...???' batin Randy.
"Whatever..." Bisik Cua jutek.
Dani, Randy hanya terkekeh saling tatap.
tobe continue...