Masih Bimbang

1132 Words

Di ufuk timur, matahari mulai memancarkan sinarnya, yang menghapus titik-titik embun di dedaunan dan menghangatkan tubuh dari udara dingin. Pagi itu, Nadya sudah berada di taman belakang rumah, ia diam berdiri sambil menghirup udara segar, ditambah angin yang berbisik lembut menyuarakan alam yang terasa begitu ramahnya. “Hatiku benar-benar merasa damai,” gumam Nadya sambil memejamkan matanya. Ia benar-benar menikmati suasananya yang begitu tenang. Membuat ia semakin menjadi wanita yang beruntung, meski sesuatu yang masih mengganjal di hatinya, ia tetap berusaha tersenyum. Entah harus bagaimana lagi, memikirkan Kakaknya yang tak kunjung datang, membuat ia semakin bertanya-tanya. “Kenapa aku harus menunggu dia di stasiun terus? sementara dia tak ada kabarnya sampai saat ini. Apa aku harus

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD