“Ki, dia lihat siapa? Perasaan cuma kita berdua saja disini,” ucap Dicka sembari lirik-lirik kesemua sudut ruangan. “Entahlah, anak kecilkan masih polos, mungkin dia melihat ibunya sedang berada disini,” ucap Yongki dengan santainya. “Iya juga, ini sudah hampir jam dua belas malam. Jangan-jangan, dia sedang duduk didekat kita, makanya panggil-panggil Mamanya terus,” ucap Dicka. "Bisa jadi,” kata Yongki dengan singkat. Namun ada kejanggalan dalam situasi ini. Dicka tidak merasakan adanya makhluk halus, biasanya ia suka merinding dan terkadang ada rasa ketakutan. Akan tetapi untuk saat ini ia merasa seperti biasa-biasa saja. “Aneh! dalam gelagatnya, dia bukan seperti melihat makhluk halus, Ki. Apa ada orang lain di luar?” tanya Dicka keheranan. Melihat sekelilingnya, Dicka benar-benar