When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
[On the Phone] [Ruby sudah di ranjangnya, lengkap dengan piyama tidur, ketika ponselnya berdering] Lucifer: "Kenapa kau langsung pergi tadi?" Sunshine: "Tentu saja karena aku tidak ingin diterkam binatang buas." Lucifer: "Apa aku binatang buas itu?" Sunshine: "Kau masih berani bertanya?" [Ruby mendengar suara tawa dari ujung sambungan. Pelan dan singkat. Tapi cukup untuk membuat kedua sudut bibir gadis itu mengembang membentuk sebuah senyuman] Sunshine: "Moodmu nampaknya sudah kembali." Lucifer: "Kau tahu, kan, kau yang selalu membuatnya hancur?" Sunshine: "HEY! Apa yang kulakukan hingga membuat moodmu hancur?! Aku selalu baik hati dan penyabar!" Lucifer: "Ini alasannya, Ruby. Kau selalu membuat kepalu pusing dengan teriakanmu, bahkan aku bisa mendengar suaramu dari luar sini."