part 9

1133 Words
Na Na. Apa yang kalian pikirkan saat mendengar nama itu? Wanita cantik? Atau anak kecil yang menggemaskan? Awalnya Jiwon berpikir bahwa Na Na adalah wanita cantik atau seorang anak kecil yang lucu, namun kenyataan berbanding terbalik dengan pikiran Jiwon. Inilah Na Na, seekor anjing betina jenis Siberian Husky berusia sekitar 1 tahun. Anjing yang sekilas terlihat seperti serigala itu terus saja menatap Jiwon, sedangkan Jiwon juga menatap si anjing. Dalam hatinya, Jiwon mengutuk Na Na karena nyaris membuat ia harus mengendarai mobil Kyuhyun. Tidak akan lucu bukan jika ia mengalami kecelakaan mobil karena ingin menjemput seekor anjing? Jiwon terus menatap Na Na dengan tatapan tidak suka, ia berani karena Kyuhyun sedang sibuk berbincang dengan pria yang ia tahu bernama Donghae. Berbeda dengan Na Na yang malah bersikap sebaliknya dengan mulai mendekati Jiwon, bahkan tidur di kaki Jiwon. "Yak! Apa yang kau lakukan? Bangun!" Jiwon mencoba memberi perintah, berharap Na Na mengerti seperti anjing yang pernah ia lihat di tv. Tapi, Na Na tidak peduli dan malah terlihat manja pada Jiwon. Ini agak aneh, sebab Na Na tidak mudah dekat dengan orang asing, meski sifat alami Siberian Husky adalah ramah dan bersahabat. Biasanya Na Na tidak pernah mau jauh dari Kyuhyun, tapi sekarang justru malah menjauhi sang Tuan dan memilih dekat dengan Jiwon. "Na Na ..." kalimat Jiwon terhenti karena Na Na tiba-tiba saja terbangun begitu ia menyebut namanya. Kini, Jiwon tahu kalau ia perlu hanya menyelipkan nama Na Na agar anjing itu menurut padanya. "Na Na, duduk!" Jiwon kembali memberi perintah dan kali ini Na Na benar-benar menurut, membuat ia seketika tersenyum, sebab tidak menyangka kalau Na Na sangat pintar. Sementara dari tempat yang tidak begitu jauh, Kyuhyun dan Donghae nampak memperhatikan Jiwon dengan seksama. Ini sungguh luar biasa, sebab Na Na bisa menurut. Sekali lagj ditegaskan walau sifat alami anjing Siberian Husky adalah ramah terhadap orang asing dan bersahabat, namun Na Na memiliki sifat berbeda. Anjing berusia 1 tahun itu hanya bisa dekat dengan Kyuhyun, sang Tuan dan para keluarga Cho, juga Donghae, Dokter Hewan yang beberapa kali memberikan pengobatan saat Na Na sakit. "Mungkinkah Na Na tahu kalau Jiwon akan menjadi Nyonya Cho? Bukankah ini pertanda baik, Cho Kyuhyun?" Donghae bersuara, sedangkan Kyuhyun hanya menoleh sekilas pada Dongha, lalu kembali menatap Jiwon dan Na Na. Kyuhyun terlihat begitu serius saat menatap anjing kesayangannya bermain bersama Jiwon. Bukan perkara gampang untuk membuat Na Na menurut, tapi Jiwon bisa melakukannya dengan mudah. Membuat Kyuhyun tiba-tiba menyunggingkan senyum tipis dan tanpa sadar di lihat oleh Donghae. Kedua tangan Donghae terlipat di d**a, sementara matanya fokus menatap Kyuhyun. Ternyata sahabatnya benar-benar sedang sangat jatuh cinta. Pada siapa? Haruskah Donghae jelaskan di saat gerak-gerik Kyuhyun sudah menunjukkan semuanya? Namun jangan berharap Kyuhyun akan mengatakan siapa wanita yang ia cintai pada banyak orang, hanya orang-orang tertentu yang boleh mengetahuinya dan Kyuhyun memiliki cara berbeda untuk menunjukkan rasa cintanya. "Kenapa tidak langsung katakan? Aku yakin, semua akan menjadi lebih mudah jika kau bicara." Donghae memberikan saran, hingga Kyuhyun dengan cepat menoleh padanya. "Justru akan ada masalah jika aku bicara sekarang. Sudah, aku pergi dulu. Terima kasih sudah memberikan perawatan terbaik untuk Na Na." Kyuhyun menepuk bahu Donghae, kemudian ia pergi untuk menghampiri Jiwon dan Na Na. "Ya, terserah kau saja," ucap Donghae pelan, sebelum ia kembali ke ruangannya. Jika tadi Kyuhyun tersenyum, maka sekarang tampang tidak bersahabat khas Cho Kyuhyun telah kembali. Bukan karena ia tidak bisa ramah pada pemalas seperti Jiwon, namun ia hanya ingin terlihat tegas pada Jiwon. Ada banyak cara untuk menunjukkan rasa cinta, tapi Kyuhyun memilih cara yang tidak biasa. Ya sudahlah, percuma saja bicara pada annoying boss. "Bawa Na Na ke mobil," ucap Kyuhyun, tanpa menatap Jiwon dan hanya fokus pada mobilnya saja. Meski sangat menjengkelkan, namun Jiwon tetap melakukan tugasnya. Tunggu, tugas? Tidak. Ini bukanlah tugasnya, melainkan perintah menyebalkan dari annoying boss. Apa sebentar lagi pekerjaannya akan bertambah? Apa ia akan menjadi pengasuh Na Na? Semoga saja tidak. **** "Kenapa kau tidak mengatakan akan pulang hari ini?" Nyonya Oh bertanya pada putranya, Oh Sehun, yang terlihat berjalan menuju ke kamar seakan tidak ada seseorang yang bertanya padanya. "Oh Sehun!" habis sudah kesabaran Nyonya Oh, sampai akhirnya membentak Sehun. Mendengar bentakan dari sang Ibu, membuat Sehun dengan cepat menghentikan langkahnya dan menatap wanita paruh baya yang terlihat sedang menahan amarah. Tapi, apa peduli Sehun? Ia sudah muak pada ibunya, yang dulu dengan sangat mudah melempar ia ke Inggris. Padahal bisa saja ibunya mengatakan tidak setuju, maka ayahnya akan membatalkan rencana untuk mengirim ia ke Inggris. "Ibu tidak lihat kalau aku lelah? Lagipula, apa salahnya kalau aku pulang sekarang? Kuliahku sudah selesai, jadi untuk apa aku di sana?" kekesalan terdengar jelas dari nada bicara Sehun, setelahnya ia kembali berjalan dan meninggalkan Nyonya Oh yang terdiam. Kemarahan dalam diri Nyonya Oh semakin menjadi, sebab ia mulai curiga kalau Sehun pulang secara diam-diam agar bisa leluasa bertemu Jiwon. Kalau saja kecurigaannya sampai terbukti, maka ia dan suaminya harus bergerak cepat. Ia ingin Sehun mendapat pendamping yang satu kasta dengan keluarga Oh, bukan seperti Jiwon, yang sudah jelas berada jauh di bawah keluarga Oh. **** Hari semakin siang, rumah makan milik Nara belum juga buka. Wanita cantik itu masih saja duduk termenung dengan wajah sedihnya dan pandangan yang terus terarah ke pintu masuk. Perdebatan kecil dengan Jiwon semalam masih Nara ingat dan membuat Nara merasa bersalah karena sampai marah seperti itu. "Bibi, seseorang menunggumu di luar," ucap Hae Ra, yang baru saja menghampiri Nara. "Siapa?" tanya Nara, tanpa sekalipun menatap Hae Ra. "Pria yang datang sering datang ke sini." Jawaban Hae Ra seketika memunculkan kerutan di dahi Nara, namun setelahnya wanita itu berdecak dan tahu siapa yang sedang menunggunya. Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Nara langsung bangkit dari duduknya. Namun belum sempat Nara melangkah, ia tiba-tiba berbalik dan menatap Hae Ra. "Kau buka saja, nanti aku kembali," ujar Nara, kemudian keluar dari rumah makan. Sedangkan di luar nampak seorang pria sedang berjongkok, sambil bermain dengan seorang anak kecil bernama Han Byul. Pria itu terlalu fokus pada Han Byul, sampai tidak menyadari kehadiran Nara, yang sekarang menunjukkan tampang bingung. Untuk beberapa saat Nara tidak bicara, ia hanya fokus menatap pria itu dan juga si anak kecil. Dalam hatinya, Nara tidak menyangka pria setua Gong Yoo masih memiliki anak berusia 5 tahun. Tapi, benarkah anaknya? "Anakmu?" Gong Yoo agak terkejut saat mendengar suara Nara, bahkan ia sampai melempar tatapan tajam pada wanita itu. "Bisakah jangan mengagetkanku? Menyebalkan!" kesal Gong Yoo, tapi Nara malah menunjukkan ekspresi tidak peduli. "Kau memiliki anak kecil? Wah, kau bahkan sudah tidak pantas lagi dan sekarang kau terlihat seperti sedang bersama cucumu." Nara kembali bersuara, tanpa menduga kalau ucapan Gong Yoo akan sangat membuat ia terkejut. "Dia memang cucuku," ucap Gong Yoo, masih dalam posisi berjongkok. Sementara Han Byul tersenyum ramah pada Nara, membuat kesan evilnya hilang entah kemana. ••••• bersambung ....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD