Innovator dalam Pertunjukan Opera [2-G]

1233 Words
... Teriak ketakutan mengisi relung kota hari itu. Begitu banyak yang menderita karena serangan dari para kelompok tentara Jerman. Bertemu langsung dengan pemimpinnya memang hal yang jadi tujuan Bayu sejak awal. Untung saja hal itu bisa terlaksana tanpa banyak hambatan. Walau di saat sama hal itu tak serta merta jadi hal yang mudah juga. Rasanya sampai ingin muntah. Koneksi dengan Innovator musuh sudah terbentuk dan wajah Enchancer musuh muncul di layarnya. “Wunderbar! Wie geht’s, Bayu Adenauer Carstens,” sapa Enchancer itu dengan nada suara dalam penuh penekanan dalam bahasa Jerman. “Was haben sie vor?” tanya Bayu dengan intonasi suara sama datarnya. Enchancer itu berkata lagi masih menggunakan bahasa Jerman, “Setelah mendapat kabar soal Anda yang kabur dari Indonesia, pihak Jerman berencana untuk berikan perlindungan pada Anda. Kami telah menyiapkan kewarganegaraan ras Arya jika Anda bersedia mengabdi pada Ratu dan Kanselir.” “Jadi kalian sampai lakukan semua hal ini hanya untuk mencari aku. Wie kommst du dazu, Hienritze?” tanya Bayu masih tak habis pikir. Ingin rasanya ia temui empat mata dan hajar saja Enchancer yang baru ia panggil dengan nama Hienritze itu. Tapi, situasi mereka bukan berarti mendukung untuk terwujudnya hal itu juga. Hienritze sendiri adalah teman Bayu paling dekat saat ia masih sedang melakoni pelatihan dan pendidikan militer gabungan antara TNI Angkatan Darat dan militer Jerman. Saat itu Jerman dan Indonesia memang tengah berkoalisi untuk menghadapi beragam gejolak yang tengah terjadi di planet ini. Mulai dari penemuan sumber daya terbarukan tanpa batas yang menggemparkan seluruh umat manusia. Sampai hal lain yang rasanya sampai kapan saja akan tetap harus diperjuangkan sepenuh tenaga. Tidak ada hal lain yang bisa menggantikannya. Tidak peduli bagaimanapun juga. “Aku dengar soal kabar burung berhembus yang mengatakan kalau kamu pindah ke angkatan laut saat memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Semua hal yang kita pelajari bersama dulu kamu belum lupa, kan? Ayo kita bertarung!” ajak anak muda Jerman itu dengan teriakan yang sepenuh hati. Tak ingin memungkiri perasaannya sendiri yang membuncah ingin sekali segera melihat pertumpahan darah.  “Selama ini aku sudah sangat muak pada semua perang yang harus terjadi dan kita alami yang mana hanya buat aku harus terus saja menyakiti orang lain bahkan yang paling aku kasihi. Bahkan mereka orang-orang dan korban yang tak punya kesalahan sama sekali. Tidakkah kamu mengerti? Sagen Sie was die richtig! Mengapa orang-orang hanya terus saja berusaha untuk saling menyakiti? Apakah kemenangan untuk umat manusia berarti saat di mana mereka bisa akibatkan hal buruk tak menimpa mereka dan malah menimpa orang lain?” tanya Bayu seraya menatap angkasa. Ia tak ingin ada efek melodrama dalam apa yang habis ia ucapkan, tapi di saat sama ia juga berharap anak muda kaukasian di hadapannya paham soal bagaimana berat hal yang harus ia jalani selama ini hanya hidup dalam perang dan kengerian yang tidak punya akhiran. Entah bagaimana sudah ia berdoa dan berharap untuk hari esok yang lebih baik dan indah di mana manusia bisa dengarkan bergama bunyian alam tanpa ditambahi oleh efek bunyi s*****a juga ledakan. Tapi, semua seperti belum cukup untuk jadi alasan dari terciptanya kedamaian karena apa yang manusia butuhkan untuk terus hidup rasanya hanya perang dan perang demi dapatkan kebahagiaan. Seperti tidak ada jalan lain untuk apa yang mereka inginkan kecuali peperangan yang tak miliki akhiran. Habis mendengar semua omong kosong, maksudnya curahan hati mantan teman dekatnya saat masih di Jerman dulu, Hienritze hanya merespon sammbil memangkukan salah satu pipi. Ia tersenyum cukup lebar dengan lengkungan wajah mengerikan saat melihat Bayu yang masih sama labil seperti delapan tahun lalu. Sikap seperti itu buat ia merasa yakin dan sangat relate bahwa siapa yang ada di depannya merupakan Bayu kenalannya bertahun silam sungguhan. Tak diragukan lagi. Hienritze pun berkata, “Karena tak semua orang bisa merasa bahagia. Hal itu membuat mereka berakhir perebutkan hal yang sama. Hal yang tak seharusnya terjadi jika manusia cukup bijak menentukan batas konsekuensi dari tiap tindakan yang mereka ambil.” “Nah, kamu terdengar seolah kamu memahami hal itu. Lantas kenapa kamu malah terjun dalam semua hal gila dan tidak masuk akal ini? Bergabunglah dengan aku! Akan aku ciptakan dunia yang damai untuk semua orang agar dapat hidup tanpa masalah dan suara bombardir peluru yang mengerikan,” ajak Bayu seraya mengulurkan satu telapak tangannya. Namun, Hienritze malah menjawab bahwa ia, “Aku tak minat pada janji seseorang yang tak bisa melakukan apa pun untuk dirinya sendiri dan orang yang ia cintai.” Bayu mengepalkan tangannya. Percuma bicara panjang lebar. Hienritze takkan memahami logikanya. Jika sudah begini, ia hanya harus bertarung sekuat tenaga. Demi menjaga sesuatu yang ia percaya. “Die Zeit will uns zeigen, wer ist Richtig, Hienritze. Kau akan mengetahui kebenarannya nanti.” Allahu Akbar! ... Bidang bukunya telah terisi tugas yang harus ia kerjakan. Diselonjorkan tubuhnya saat melihat Shun sudah terlelap pulas. Barangkali pertemuan dan tanggung jawab sebagai ketua OSIS sangat melelahkan. “Waktu itu kenapa Kanon san ingin menyakiti Shun kun? Karena rencananya telah aku gagalkan, mungkin ia punya rencana selanjutnya. Harus aku caritahu apa alasannya setelah itu berusaha untuk menghalanginya.” Prioritasnya sekarang adalah melindungi Shun dan Kanbara. Ia ingin Hienritze melihat kesungguhan tekadnya untuk merubah dunia dan bersedia berjuang bersamanya. Amiin! Bayu pun beranjak mengambil air wudhu untuk menunaikan shalat Isya. Keesokan harinya para Enchancer Shihara Gakuen berkumpul membentuk barisan. Sebentar lagi waktunya melihat Archipelagia. Penyelenggara pameran memperkenankan para Enchancer berbakat yang berhasil mengusir tentara Jerman itu mencoba. Kepala penyelenggara memuntahkan omong kosong kekagumannya pada kemampuan mereka. Sebelum masuk, kelas Enchancer berpapasan dengan kelas yang masuk sebelumnya, kelas Operator. Reika tak berkedip saat menatap Bayu diantara kumpulan Enchancer lain. Bayu yang menyadari itu membalas tatapannya ramah. Inikah yang disebut green light? “Bayu kun, cewek operator itu aku rasa punya wajah yang cukup manis,” bisik Zaizen di belakangnya, “Dia diangkat jadi ketua kelas setelah berhasil menghadapi misi kemarin. Aku ingin berpasangan dengannya juga.” “Dia hanya akan berpasangan dengan ketua kelas,” jawab Bayu nakal. Ia menyadari kesempatan emas yang didapatnya saat pertama. Dasar anak muda. Dengan teratur mereka memasuki tempat Archipelagia disimpan. Bayu terpana bagai menemukan cinta pertama. Ia sangat percaya diri dapat menaikinya. Ia berada di sini saat ini juga pasti karena ditakdirkan untuknya. I got it! Setiap siswa mendapat kesempatan mencobanya. Para penemu memang berharap untuk itu. Harus warga negara mereka sendiri yang mampu membangkitkan daya Archipelagia. Bayu sangat berdebar menunggu gilirannya. Takdir besar yang selalu ia kejar akhirnya ada di depan mata. Archipelagia, I’m coming! Sekarang ia telah berada di kokpit Archipelagia. Semua orang di luar menunggu penuh harap. Sejak tadi belum ada siswa yang berhasil. Harapan mereka tinggal tiga siswa yang tersisa. Semua orang pasti menaruh harap padaku. Aku harus berhasil! Druuumm! Mesin menderu lembut. Mesin Archipelagia berhasil dinyalakan. Semua orang berdecak kagum. Bayu memulai proses pengaktifan Calmanac drive. Syuung! Calmanac drive Archipelagia enggan bangkit. Bayu tak percaya. Calmanac-nya tak mampu membangun koneksi dengan Archipelagia. Ia gagal membangkitkannya. Padahal mesinnya sudah menyala. Tinggal sedikit lagi. Ia menuruni Archipelagia dengan wajah kuyu sekaligus malu menatap orang-orang dihadapannya. Padahal sudah dia yang mencoba, manusia yang entah s**l atau beruntung karena memiliki Calmanac Barbara misterius. Giliran Zaizen yang menaikinya. Ia sudah tak berminat dan ingin cepat keluar. Seluruh dunia seolah sedang meledeknya. Bete! Druumm! Syuung! Garis biru sirkuit Calmanac drive Archipelagia menyala. Artefak tua itu telah bangkit. Semua mata tak berkedip menatapnya, Enchancer muda yang akan menorehkan sejarah. Dada Bayu terasa cukup sesak. Karena Enchancer itu adalah Shun!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD