Innovator dalam Pertunjukan Opera [2-F]

1336 Words
... Gosip tentang Hirose yang berhasil lakukan hal luar biasa seperti teleport saat dalam misi langsung menyebar ke seluruh camp. Belum lagi ia yang mendapat donor Calc. gratisan entah dari mana atau siapa. Keberuntungan yang anak remaja itu alami tak ayal oleh semua orang dianggap sebagai berkah yang sangat luar biasa dari langit. “Itu nggak datang gitu saja!” kukuh Hirose saat ia sedang berusaha pertahankan diri kala harus menghadapi cemoohan yang terlontar dari mulut Kotobuki dan para temannya. “Seorang Enchancer memang telah menyelamatkan aku. Ini bukan berkah dari langit atau hal luar biasa, tapi tidak masuk akal lain seperti yang selalu kalian bicarakan. Ini adalah suatu hal yang nyata. Sebuah kenyataan.” Mizuno Kotobuki memandang gadis itu dengan mata burung gagaknya yang tajam seperti bisa menusuk sampai tulang. “Semua Enchancer saat itu berjuang dengan sangat keras dan nyaris semua kehabisan Calc. mereka sendiri. Nggak mungkin juga sampai ada yang bisa sempat menolong orang lain. Jangan mengada-ada dan jujur sajalah kalau kau itu memang sangat beruntung. Tidak perlu menambahkan cerita yang sebenarnya tidak ada. Tidak akan jadi masuk akal juga.” “Mungkin sebenarnya tanpa kita ketahui yang namanya Innovator itu memang memiliki berbagai macam mode darurat yang belum sepenuhnya para manusia seperti kita ketahui,” kata Yamashita, “Yang terjadi dianggap keberuntungan saja. Kalau ada yang mati kita juga akan susah, 'kan.” Memang susah jika hanya berada di dekat laki-laki. Semuanya aphatis dan egois. Tak ada teman curhat maupun ngobrol. Camp ini untuk kedepannya akan jadi mimpi buruk. Menuju kafetaria yang diperuntukan untuk ketiga kelas. Ia tersenyum-senyum sendiri saat berusaha mengingat kejadian itu. Suatu saat ia akan menemukan Enchancer yang sudah menolongnya. Ia bersumpah akan menikahinya. Sebagai putri keluarga elit bertampang manis, mustahil ada yang menolaknya. Kecuali… si ketua OSIS yang hatinya dingin. Berbagai macam gosip tentang Enchancer yang telah menyelamatkan Hirosue timbul tenggelam di kalangan para taruna. Ada yang menganggapnya hanya membual. Gosip terekstrim mengambil kemungkinan Innovator yang ia lihat adalah teknologi alien. Dari semua gosip yang berhembus, Hirosue mengambil kesimpulan, satu-satunya Enchancer yang bisa bergerak tanpa pengetahuan yang lain hanyalah… Waktu perenungan malam berguna sebagai waktu pelepas penat para Enchancer yang menjalani pelatihan terberat diantara semua taruna. Bayu tengah berbaring diatas tatami dengan yukata dan kipas kertas. Ia senang karena ada waktu santai di wajib militer Jepang. Saat di wajib militer Indonesia dulu di saat seperti ini apa yang ia lakukanpaling hanya membersihkan kantin atau kamar mandi atau tempat sampah. “Bayu kun, kaulah yang ada dalam Innovator itu,” tuding Hirosue mantap. Bayu cengok. “Akuilah kalau kau yang menyelamatkanku. Jangan buat aku menanggung beban ini sendiri.” “Tu, tunggu bentar! Aku sama sekali nggak ngerti apa maksud dari ucapanmu. Gosip gitu saja untuk apa digedein, sih?” tanya Bayu. “Innovator merupakan hal baru untuk kami,” jawab Kotobuki. “Kami harus bersiap untuk segala ancaman. Kami harus tahu penyebab hal misterius yang Akako alami. Belum lagi, identitasmu mencurigakan. Tak seperti Kanon-san yang juga mantan pelayan Shinozaki.” Kanon yang terusik mendengar namanya disebut-sebut bergabung dalam konferensi tanpa meja tersebut. “Let me tell you!” tunjuk Bayu ke Kotobuki dengan gaya selangit. “Teleportasi dimungkinkan untuk Innovator karena pengembangannya telah mencapai level dimensi. Yang jadi catatan, itu membutuhkan Calc. dalam jumlah sangat besar. Pengeluaran Calc.-ku hanya 1900/s. Bisa menguap aku kalau ngelakuin itu.” Ada benarnya juga. Walau yang memimpin serangan dan kredibilitasnya diakui para trainer, ia tak mencolok di pelajaran biasa. Yang jadi kemungkinan hanya setto kaicho yang mampu mengeluarkan Calc. segitu gede tiap detik. Hanya ia yang bisa. Kalau berurusan sama ketos, kayaknya mau ngapain saja bakalan susah. Pipi Hirosue bersemu. Dadanya berdetak kencang. Benarkah? Shun memang keren. Bisa mati berdiri dia kalau Shun benar-benar melakukan itu. Tapi… Shun kan pacarnya si cewek keluarga bintang. Bisa tidak ya merebutnya? * Di dalam kamar asrama Shun dan Bayu keesokan harinya. Keduanya lelah karena latihan dan tugas yang menumpuk. Terutama Shun yang mendapat lirikan tajam dari banyak siswa laki-laki. Cih, sudah pintar, sekarang bisa merebut hatinya Akako juga. Anak itu ngeselin! Begitulah yang mereka pikirkan. “Wekhekhe, kayaknya kau jadi ngetop, Shun kun,” goda Bayu dari ranjang atas. Shun tetap bertampang dingin. “Ini gara-gara kau. Aku menggantikan operasional saluran komando saat kau pergi menyelamatkan Akako. Aku malah jadi korban salah tangkap.” “Nee, Shun kun, aku pikir itu malah akan lebih baik untuk pencitraan yang kami miliki di hadapan para murid lain. Di misi selanjutnya harus kau yang mengambil komando. Aku akan mengandalkanmu,” ucap Bayu. “Kau sendiri tidak waras. Sebenarnya ada seberapa banyak Calmanac yang kau miliki dalam dirimu sendiri? Kau ini sebenarnya musuh kami atau teman kami?” tanya Shun. “Shun kun, kita akan tetap berteman sampai perang ini berakhir. Setelah dunia damai pun aku ingin tetap menjadi temanmu. Apa kau bisa menghitung bintang di langit?” Bayu bertanya seraya meraba-raba udara. “Ya enggaklah,” jawab Shun acuh tak acuh. Lagian pertanyaannya aneh juga. “Sebanyak itulah. Kira-kira,” lanjut Bayu dengan tatapan serius. Shun malah membalas, “Ada-ada saja sih kamu ini.” Bayu hanya menyunggingkan wajah yang tersenyum tipis. Entah apa makna di balik semua tindakan yang ia lakukan. ... Dua minggu kemudian. Gosip Ketos yang menyelamatkan Hirosue mulai basi. Hari-hari mereka diisi oleh pelajaran dan latihan. Perasaan ngeri tentang p*********n terakhir mulai hilang. Di luar kenyataan, para trainer menyembunyikan alasan p*********n mereka ke wilayah elit Jepang tersebut. Namun jiwa sosialita penyuka gosip anak-anak kaya itu tak juga hilang. Gosip satu hilang lahir gosip baru. Life is meaningless without gossip x reality. Peneliti laut Jepang digosipkan menemukan artefak mirip Innovator di Samudra Pasifik. Kemungkinan telah berusia ratusan tahun. Penampilan maupun kondisi mesinnya masih baik. Membuktikan bahwa teknologi Calmanac telah digunakan sejak zaman dahulu. Yang jadi masalah hanya aktivasinya. Dengan keadaan mesin sebaik itu, seharusnya penemuan yang diberi nama Archipelagia itu masih berfungsi. Setelah dipamerkan di museum nasional Jepang, Archipelagia beranjak dipamerkan di wilayah elit Jepang. Para pelajar Shihara tak sabar ingin melihat artefak tersebut. Gosip asal-usul Archipelagia pun menjadi bahan perbincangan hangat. Satu malam sebelum mereka mendapat giliran melihat penemuan tersebut. Shun kembali dari rapat dengan wajah pucat. Ia muak mendengar guru yang melebih-lebihkannya di hadapan para pengusung Archipelagia. “Apa tak aneh? Artefak setua itu masih dalam kondisi baik. Negara sudah meneliti selama sepuluh tahun dan tak ditemukan apa pun. Kecuali anggapan bahwa itu Innovator zaman dulu,” tanya Bayu memulai obrolan. Ia dari meja belajarnya tengah mengerjakan tugas. Seraya membuka kemeja dan berbaring di kasur, Shun menjawab, “Kau penasaran kenapa itu tak bisa nyala? Kau sendiri bilang, satu Innovator untuk satu Enchancer.” “Dakara, karena itu, saat seorang Enchancer mati, harusnya Calmanac drive dalam tungku penggerak suatu Innovator juga aus,” terang Bayu. “Akan aku beritahu jika kau mau memberitahu aku sesuatu juga,” cengir Shun jahil. Bayu langsung mengerti maksud pembicaraan Shun. Ia lempar majalah bokep Shun ke mukanya, blaak! Shun lempar balik sebuah bantal. “Cuma kau yang tahu masalah penyakitku. Sampai kau sebarkan, akan aku habisi kau,” ancam Bayu. Entah serius atau tidak. “Apa kau berharap bisa membangkitkannya dengan keistimewaanmu?” tanya Shun. Bayu menatap telapak tangannya. “Iya. Archipelagia diperkirakan memiliki kekuatan yang luar biasa. Sampai negara musuh tahu, ia akan diperebutkan. Sebelum itu terjadi, aku akan menggunakannya untuk menyelesaikan perang. Bersamamu dan Kanbara.” “Lalu apa yang kau lakukan setelah menyelamatkan Akako chan?” tanya Shun. Bayu melihat bingung. “Nih ye, kau punya jarak waktu beberapa menit sebelum memberi kami komando rencana lanjutan setelah melakukan teleportasi pada Akako.” “Ooo, bulet! Waktu itu aku ngobrol bentar sama pemimpin pasukan lawan. Menanyakan alasannya menyerang Fair Fire Wall. Itu obrolan standar buat para pemimpin pasukan yang kebetulan ketemu.” Ia mengerling santai. “Apa yang kau bicarakan?” tanya Shun lagi. Bayu kembali mengerjakan tugasnya. “Jangan banyak omong, Shun kun.” Ia harus tetap mengerjakan tugas. Tapi pikirannya jadi ngacir kemana-mana. Untung saja Bayu memiliki kemampuan multitasking. Sangat berguna saat seperti ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD