Innovator dalam Pertunjukan Opera [2-E]

1337 Words
... Apa itu kehidupan dan bagaimana roda dunia sesungguhnya berputar dan berjalan akhirnya dimulai juga saat ini. Saat yang telah lama dinantikan oleh mereka yang sekian lama rindukan tempat pulang. Tempat di mana saja mereka bisa merasa setara dengan orang lain dan bebeas untuk merasakan kenyamanan. Para anak yang berasal dari keluarga elit yang sering direndahkan oleh para anak yang berasal dari keluarga bintang merasa ini adalah waktu untuk akhirnya mereka menuntut balas dari rasa sakit yang sekian lama ditahan. Rasa nyeri yang tak sempat diobati eh malah ditambahi lagi rasa tidak enaknya. Nyaris bisa dipastikan bahwa dalam dua bulan yang sebenarnya tidak begitu lama ini ini akan jadi ajang dari beragam tindak pembalasan dendam dari para anak remaja yang jiwanya kadung terluka karena kehidupan sosial yang tidak jarang berjalan di luar apa yang mereka inginkan. Dan bukan lagi sepenuhnya pembentukan mental seperti apa yang para panitia di awal rencanakan. Ya, dunia ini rasanya akan terlalu tidak masuk akal jika harus benar-benar berjalan sesperti apa yang para penghuninya inginkan. Yang ada itu malah hanya akan jadi semakin tidak masuk akal. Karena kenyataan sesungguhnya itu sangat kejam dan bisa kapan saja menampar bolak balik siapa pun yang ia inginkan. * Dalam dua minggu pertama mereka akan berkutat dengan ruang simulasi juga pelajaran pengenalan terhadap berbagai macam mesin yang menyusun komponen Innovator. Akhirnya hari ini para pelajar yang beruntung akan dapat kesempatan untuk menungganginya sebagaimana kuda di medan perang. Sekujur tubuh Bayu terdiam tak kuasa digerakkan bahkan tak jarang sampai gemetar saat berhadapan langsung dengan beberapa buah Innovator yang langsung diserbu oleh para siswa yang tak bisa menahan diri mereka lagi akan pesona suatu hal baru yang sedang ada di hadapan mata. Seorang taruna yang akrab dengan dia melihat dirinya sendiri dengan tatapan cukup khawatir. “Apa kau tak minta izin saja?” katanya dengan intonasi suara hangat serta menentramkan. “Aku juga gak gitu suka. Sebenarnya aku berharap jadi ahli mekanik.” Kepala Bayu langsung tergerak untuk menengok anak remaja itu pelan. “Zaizen kun, kau itu kan anggota OSIS. Mengerti apa soal penolakan?” tanyanya. Seperti ada toleransi saja di sekolah ini. Terlebih untuk anak asing seperti dirinya. Terkesan sangat tidak mungkin. Anak remaja dengan rambut yang menggunakan potongan belah tengah itu menaruh telunjuk di bibir. “Sekarang kau harus memilih. Tak semua kejadian memberi banyak kemungkinan.” Setelah pemanasan sesaat, mereka dipersilahkan memilih Innovator yang hendak mereka tumpangi. Satu orang hanya bisa menjadi pilot bagi satu Innovator. Shun mendapat sebuah sosok Innovator yang menurutnya paling gagah. Warnanya perak dan biru dengan tanduk dan mata tajam. Di antara semua humanoid disana, ialah yang paling bersinar. Sampai di dalam, ia segera melakukan “connection” untuk membangun kemistri antara mesin dan jiwa. Proses itu membuat Innovator tak hanya sekadar tunggangan, melainkan rekan kerja. “Enchancer Shun Oozaki memerintahkan Calc. connection!” teriaknya. Sejak saat itu, hanya suara Shun yang bisa mengendalikan Innovator bernomor 08 tersebut. Mesin menderum lembut pertanda kehadiran pilot dapat diterima. “Enchancer Shun Oozaki, siap!” Dari luar trainer Rinji mengamati setiap anak didiknya. “Enchancer 08, Shun Oozaki, siap,” konfirmasinya ke operator pusat. Dari dalam Innovator, setiap (bakal) pilot Innovator yang disebut Enchancer tersebut melihat keanehan dari nomor 11. Mesin bergetar aneh dan warna tampilan luarnya berubah. Warna Innovator bukan cat. Melainkan perwujudan pribadi Calmanac didalamnya. Bayu dalam humanoid itu berketegangan tinggi. Dipegangnya kendali Innovator sekuat mungkin. Menurutlah! Menurutlah! Seorang gadis bernama Hirose keluar dari Innovatornya menghampiri Bayu yang baru saja turun. Wajahnya santai tak mendeteksi ancaman. “Bayu kun, apa kau baik-baik saja?” ia bertanya dengan lembut sambil berikan sebotol minuman berisi air segar. Satu-satunya gadis dalam kesatuan Innovator itu memang banyak jadi pujaan. Seorang pemuda mendekatinya. Perlahan ia seperti dikepung oleh seluruh Enchancer. Kayaknya mereka cemburu. “Ada yang tak beres dengan Calmanac-mu. Siapa kau sebenarnya?” sudut seorang siswa bernama Mizuno, memanasi siswa yang lainnya. Shun dari Innovator-nya mengamati. Apa yang akan Bayu katakan? “Ahahaha, santai, santai, santai saja! Aku ini anak dari direktur sebuah perusahaan kecil yang ada di luar Fair Fire Wall. Kemurahan hati Kanbara sama lah yang telah bawa aku sampai mendapat kesempatan untuk tinggal di sini,” respon Bayu berusaha santai saja seperti di pantai. Seorang anak tiba-tiba berteriak sambil menunjukkan ponselnya. “Lihat! Sebuah pesawat tempur asing ditemukan ringsek di hutan lindung Fair Fire Wall.” Semua orang disana menatap anak asing yang tengah menggaruk pipinya itu curiga. “Waduuh, itu sama sekali nggak ada hubungannya sama aku,” respon Bayu. Ia langsung berjalan pelan menuju kantor Rinji. Cari aman saja, deh! Alarm tanda bahaya tiba-tiba berdering di sepenjuru camp. Peringatan mengaum menempatkan setiap orang pada posisinya masing-masing, “Camp pelatihan ini telah diserang!” Rinji segera membalik tubuh Bayu. “Kembalilah, Bayu san. Ini adalah sebuah perang.” “Rinjiii san, aku ini seorang nahkoda, lho...” ucapnya dengan nada mengeluh, namun ia berakhir kembali juga menuju Innovator yang ia beri kode nama Izanagi itu. Dalam Innovatornya, Shun berpikir, siapa kau sebenarnya, Bayu kun? “Memulai koneksi ke seluruh Innovator dalam jaringan,” perintah Bayu. “Seluruh unit init-I, Enchancer 11 memimpin serangan. Semua Innovator, bergerak!” Para Enchancer itu tak punya waktu menelaah situasi. Di hari pertama sudah dihadapkan pada pertarungan sungguhan. Hari ini jadi sejarah pertama Fair Fire Wall Jepang ditembus musuh asing. Mainframe Innovator-11 memberi serangkaian instruksi dalam bahasa Inggris. Operator Innovator di menara pengendali jarak jauh memutuskan Bayu sebagai komandan pasukan. “Operator Reika Nina memberi konfirmasi kendali jarak jauh berfungsi dengan baik. Init I-11 menerima konfirmasi pengadaan musuh.” “Init I-11, Bayu Mahiro Ranze menerima konfirmasi pengadaan musuh,” balasnya. “Ke-28 init I siap menerima perintah. Empat init I menghadapi pasukan yang masuk lewat depan dan samping. Tujuh disebar menuju bagian Fair Fire Wall. Sisanya bertahan di kota. Meminta backing!” “Permintaan backing diterima. Lanjutkan konfigurasi server jaringan.” Selama pertarungan antar Innovator terjadi, pemimpin pasukan wajib berhubungan dengan operator menara kendali. Untuk itu operator dituntut memiliki skill tinggi dalam bidang komunikasi. Reika sebenarnya gadis pemalu. Tapi ia senang karena Enchancer pertama yang jadi partnernya mudah diajak bekerjasama. Terlihat sekali profesionalitasnya. Eh? Bayu san juga kan anak baru. Aku berlebihan, pikirnya dalam hati. Bayu menunjuk Shun sebagai partner di lapangan. Mereka berkolaborasi membersihkan Innovator musuh di camp pelatihan. Mereka terus berusaha masuk. Saat mengetahui anak-anak Fair Fire Wall Jepang akan menjalani wajib militer, pihak musuh kalang kabut. Pendanaan dan fasilitas mereka pasti lebih baik. Jika wajib militer usai, mereka bisa jadi tentara yang lebih berbahaya. Lebih baik bunuh mereka semua sebelum itu terjadi. “Cek, cek! Operator Reika Nina meminta sambungan Enchacer init I-11!” “Enchacer init I-11 menerima sambungan. Ko, komunikasi berjalan lancar.” Sebenarnya sinyal pemancar sudah dirusak di beberapa bagian oleh musuh. Reika menyadari kejanggalan itu. “Enchancer init I-04 kehabisan Calc.. Kondisi bertarung satu lawan satu. Lokasi garis dalam Fair Fire Wall. Permintaan kembali tak dimungkinkan. Enchancer hampir mencapai batas resource.” Gadis dalam pertarungan itu sangat terjepit. Yang dilawannya tampaknya Innovator pemegang komando. Setelah anak buahnya berhasil menembus pertahanan camp, harusnya ia masuk dan memulai rencananya. Namun Hirosue tak menyerah untuk menghalangi. Cadangan Calc.-nya tersedot sampai 100/s. Mesin makin melemah. “Init I-04 akan melempar Enchancer keluar. Bom bunuh diri bisa dimulai dalam…” kata mesin. “Jangan! Semua orang menghadapi musuhnya masing-masing. Aku tak mungkin menyerah disini. Chammel, MAJU!!!” Dddudduddduaarr! Syaat, bllaarr! Musuh berwarna hitam itu terus melontarkan serangan. Seolah Calmanac-nya tak bertepian saja. Hirosue mulai kewalahan dan Innovator-nya juga sudah terlalu panas. Dalam jarak pandang yang dihalangi oleh asap dan api, ia melihat sesosok Innovator bersayap datang bagai dewi penyelamat. Eh, jadi Innovator bisa mengeluarkan sayap. Di layarnya muncul gambar Enchancer Innovator tersebut. “Akako chan, biar kuselesaikan bagian sini.” Pemuda itu berwajah khawatir melihat kondisi gadis dalam layar. Saking lelahnya, ia sampai tak kuasa memandang wajah Enchancer itu. Memanggil nama asli tak dianjurkan dalam misi yang tengah berlangsung. Tapi tubuhnya sudah sangat kehabisan Calc.. “Memulai resource darurat. Enchancer Akako Hirosue berteleport ke camp pelatihan.” Klik!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD