Malam harinya rupanya Qiana masih ngambek, ia malah tiduran di kamarnya. Ketika Erlangga menjemputnya untuk makan malam. "Eh, bukannya udah ganti baju. Malah masih bobo aja," Erlangga duduk di tepi kasur. "Enggak mau keluar!" Gadis itu malah membungkus dirinya dengan selimut. Erlangga menggeleng geli. Ia yakin sekali--gadis itu masih marah--karena ia melarangnya mandi di laut tadi. "Ayo bangun ah, kita dinner romantis yang. Emang gak mau dinner bareng aku?" Erlangga mengusap kepala Qiana yang sedang tidur membelakangi dirinya. "Aku kesel, aku tuh pengen mandi di laut, tadi. Kamumah malah bawa aku ke hotel. Besok kan kita pulang!" Rengeknya, mulai kembali seperti anak kecil. Erlangga menarik napas dalam, ia harus ekstra sabar. Kalau menghadapi gadisnya itu ketika sedang merajuk. "Ok,