Bye Laras

1731 Words
Mungkin mas Pras sadar dengan tingkahku yang sejak tadi memperhatikan Mbak Erin yang saat itu sedang berkumpul dengan teman-teman sma-nya yang lain. " kenapa Non? " tanya mas Pras kepadaku yang seketika langsung kubalas dengan gelengan kepala takut-takut kami berdua perang dingin karena hanya membahas perihal Mbak Erin yang di undang atau tidak ke acara kami. Tapi bukan mas Pras namanya kalau ia sendiri tidak bisa membaca pikiranku, tiba-tiba ia lantas menarikku ke belakang Kemudian kami berdua berbicara baik-baik. " Erin lagi deket sama Cahyo Jadi pas aku undang Cahyo ke sini Erin ikut, kamu jangan mikir macam-macam ya sayang lagian aku cuma sayangnya ke kamu nggak mungkin aku berpaling sama orang lain " ucap mas Pras sembari menatap mataku lekat-lekat. Mas Pras menjawab seperti itu tapi entahlah aku tetap merasakan sesuatu yang mengganjal dalam hatiku. Aku tidak ingin mengacaukan acara kami jadi saat itu aku hanya bisa tersenyum dan kembali menarik maspras untuk menemui para tamu kami yang belum sempat kami temui hari itu. Saat acara telah selesai, Jujur saja tubuhku sudah terlalu lelah hanya untuk sekedar duduk dan makan bersama dengan keluargaku yang lain. Aku langsung naik ke atas kamar kemudian menjatuhkan tubuhku di atas kasur yang empuk. Aku bahkan sudah tidak sadar Sudah berapa lama aku aku tidur dan saat terbangun kulihat Suamiku sedang tertidur lelap, aku mengambil ponselku kemudian melihat jam yang masih menunjukkan pukul 3.30 dini hari. Kerongkonganku terasa kering dan juga Perutku tiba-tiba lapar ya wajar juga sih karena terakhir kali aku makan siang tadi dan sekarang ini sudah subuh, jadilah aku memutuskan untuk turun ke bawah sekaligus menyiapkan sarapan untuk orang-orang di rumah. Saat baru saja ya aku Aku ingin masak mie untuk diriku sendiri tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang. Tentu saja aku terlonjak kaget hingga panci yang berisikan air lantas terjatuh dan tentu saja hampir membangunkan seisi rumah. "LARAS?!" Aku lantas kaget karena tiba-tiba melihat sosok Laras berada di depanku tanpa rasa bersalah sedikitpun. Sebentar wanita itu hanya tersenyum licik menatapku " Kenapa kok kaget gitu? " tanyanya sembari terus-terusan mendekatkan badannya kepadaku aku yang yang merasa takut akan Laras lantas mundur hingga tubuhku hampir menabrak kompor dibelakangku. "Mau apa kamu...?" Tanyaku dengan suara pelan sementara Laras Iya hanya tertawa licik tepat didepan mataku. Aku memejamkan mata takut takut melihat matanya dan tiba-tiba beberapa detik kemudian kini gantian Laras yang berteriak, aku membuka mata kemudian melihat kakakku Mas Harun sedang menarik jilbabnya hingga wanita itu berhasil menjauh dariku. " dasar wanita tidak tau diri! Mau apa kamu datang terus kemari? " ucap Mas Harun yang tanpa tanggung-tanggung sudah menarik jilbab Laras sehingga hampir terlepas dari kepala gadis itu Mendengar teriakan Mas Harun, seisi rumah kemudian bangun dan aku semakin kaget ketika melihat ibu mertuaku tiba-tiba berdiri di depan meja makan. Jujur, aku sendiri tidak tahu kapan mereka datang entah karena aku yang terlalu cepat tidur atau mereka yang datang tanpa sepengetahuan kami. Kulihat dari ujung anak tangga suamiku datang dengan keadaan yang masih setengah sadar kemudian menghampiriku dan juga menghampiri Mas Harun yang masih menjambak jilbab Laras hingga wanita itu hampir terjengkang ke belakang. "Mas Harun! Ini kenapa mas!?" Tanya mas Pras yang nampak panik ketika melihat Mas Harun sedang menjambak kerudung wanita itu. Mas Harun segera melepaskan jabatannya pada kerudung Laras lalu menghempaskan wanita itu ke belakang hingga Laras sendiri tersungkur jatuh ke lantai. "Saya nggak tahu kenapa dia sampai sebegitu jahatnya kepada adik saya, kita semua bahkan tidak tahu Kapan dia datang ke rumah ini sampai - sampai dia mau mencelakai adik saya. Saya tidak peduli kalau kalian menganggap saya kasar atau apa Yang jelas di mata saya yang saya saksikan dia mau mencelakai Laras "ucap Mas Harun sembari menatap selaras dengan Tatapan yang begitu emosi. Suamiku nampak kaget terlebih lagi ketika ia melihat sosok ibunya yang berdiri tidak jauh di antara kami semua, sementara Mas Galih Ia hanya diam takut takut Mas Harun melakukan sesuatu yang lebih lagi kepada Laras. " Mas Harun Saya minta maaf sebesar-besarnya atas Kejadian ini jadi lebih baik Ayo kita semua bicarakan ini di ruang keluarga saja "ucap mas Pras yang saat ini ini berusaha merangkulku dari samping iya nampak begitu khawatir dengan keadaan ku yang masih nampak shock. Kami semua berjalan menuju ruang keluarga termasuk ibu mertuaku dan juga Laras yang diseret dengan kejamnya oleh Mas Harun menuju ruang keluarga. Di sana kami semua duduk sementara Laras dibiarkan melantai Karena Mas Harun tidak membiarkannya duduk di kursi, aku tahu bahwa itu semua kejam tapi aku juga bisa memahami Bagaimana rasa khawatirnya Mas Harun karena ia telah mendapati Laras akan mencelakai ku untuk yang kedua kalinya. "Laras, Sebelum saya berpindah kasar atau pun memanggil polisi untuk menghukum kamu silakan jawab pertanyaan saya baik-baik" ucap mas Pras dengan nada bicara yang begitu dingin dan juga tatapan mata yang sama dinginnya kepada Laras "Kamu ada urusan apa sampai-sampai kamu harus muncul di Rumah saya di tengah malam seperti ini dan kamu Kenapa ada niatan mencelakai istri saya? "Tanya mas Pras kepada Laras Wanita itu hanya Diam seribu bahasa dan tidak menjawab satupun pertanyaan yang dilontarkan oleh suamiku, sementara Mas Galih dan juga Mas Harun sudah sangat emosi dan jika saja tidak bisa ditahan oleh istri mereka masing-masing mungkin Laras sudah habis karena dihajar oleh mereka berdua. "Ibu yang mengajak Laras untuk datang ke sini" ucap Ibu mas Pras yang sejak tadi hanya Diam seribu bahasa Dan kini ia baru bersuara saat Laras berusaha dihakimi oleh suamiku dan juga kedua orang kakakku. "Bukannya saya sudah bilang Bu, saya nggak pernah larang ibu buat datang ke sini. tolong kalau ibu mau ke sini Ibu enggak usah bawa-bawa Laras, lagi ini Bu sadar nggak sih kalau Laras ini bukan siapa-siapa kita? Saudara saya bukan saudara Ibu juga bukan. Jujur Sampai detik ini saya juga masih heran Ibu ini ada hubungan apa sama Laras sampai-sampai ibu selalu bawa-bawa Lara setiap kali Bu mau kesini jujur sebagai yang punya rumah saya nggak suka akan kehadiran Laras yang seperti nggak ada gunanya Jika dia kesini justru dia malah bawa beban buat saya karena dia sudah beberapa kali mencelakai istri saya sendiri, dan juga bukan cuma istri saya bu tapi calon cucu ibu yang di celakai oleh Laras entah apa tujuannya kali ini saya nggak bisa tinggal diam saya bakal lapor polisi "ucap mas Pras dengan wajah yang memerah karena sudah terlanjur emosi akan tingkah laku Laras yang bisa dibilang sudah kelewatan batas. " tidak usah, nanti Ibu yang bilang sama Laras " ucap Mertuaku sembari berdiri kemudian menghampiri Laras yang sedang terisak di hadapan kami semua "Sebagai kakak dari orang yang Laras celakai Saya tidak terima bu dan Apakah ibu setuju atau tidak Saya juga tidak peduli Yang jelas Besok pagi saya akan memposisikan Laras terkait dengan apa yang ia lakukan terhadap adik saya "ucap Mas Harun yang nampak masih emosi terhadap apa yang Laras lakukan terhadapku. "Saya juga ikut dengan apa yang Mas Harun katakan Bu. Bukannya saya tidak menghargai ibu sebagai ibu kandung saya Tapi menurut saya kelakuan Laras sudah kelewat batas jadi saya minta maaf Sayang sebesar-besarnya terhadap ibu besok pagi saya ke Kantor Polisi dan saya akan melaporkan tindak kejahatan yang harus lakukan terhadap istri saya " ucap mas Pras yang juga setuju jika Laras dipolisikan Kemudian ibu mertuaku tidak berbicara apa apa lagi Setelah itu kami berdua tidur namun Laras dikurung oleh eh mas Pras dan Mas Harun di sebuah kamar yang tidak terpakai di rumah kami. Awalnya mas bilang bahwa sebaiknya Laras dipolisikan malam itu juga namun Entah kenapa aku melarangnya karena sebentar lagi pagi dan alangkah baiknya jika pagi saja. Keesokan harinya kami semua bersiap-siap menuju Kantor Polisi, Untung saja ya mas Pras tidak ada jadwal penerbangan hari itu jadi ya bisa melaporkan kejahatan Laras terhadapku. Saat kami hendak membawa Laras pergi ke kantor polisi tiba-tiba ibu mertuaku datang dan berlutut tepat dihadapan Mas Harun dan juga mas Galih . beliau meminta agar Mas Harun, Mas Galih, dan juga mas Pras berbesar hati untuk memaafkan Laras. "Harun, Galih, Pras . Ibu mohon dengan sungguh-sungguh Tolong jangan polisi kan Laras Ibu janji ini kali terakhir Laras nginjak rumah Pras dan ibu juga janji kalau Ibu ke sini Ibu enggak bakal ngajak Laras lagi dan ibu jamin bahwa nanti nggak bakal ada lagi kejadian bahwa Laras bakal mencelakai Kinan tolong Ibu minta kebesaran hati kalian untuk memaafkan Laras dan juga Ibu "ucap ibu mertuaku sembari tetap berlutut didepan kedua orang kakakku. Jujur, kami semua merasa kaget karena seorang ibu Ratih yang terkenal akan keanggotaannya dan juga ketegasannya tiba-tiba berlutut di hadapan kedua orang kakakku dan juga anaknya sendiri. Terlebih lagi ia berlutut Demi Seseorang yang kami semua bahkan tidak mengenalnya. Beliau begitu memohon kepada kami agar Laras tidak usah dibawa ke polisi. Entah karena memang kedua orang Kakakku itu adalah orang yang baik sejak kecil jadi dengan cepat ia meminta ibu Ratih atau ibu mertuaku itu untuk berdiri dan dengan cepat ia memaafkan kelakukan Laras sehingga ibu mertuaku itu berhenti menangis dan juga mengajak Laras untuk segera pergi dari rumah kami. Sementara Pras sendiri sejak tadi tidak bersuara sama sekali. Saat Ibunya telah pergi bersama Laras barulah kami semua bisa berkumpul di ruang makan dan saling berdiskusi satu sama lain perihal kejahatan yang dilakukan oleh Laras. "Sebenarnya kalau misalnya Laras dilepasin gitu aja kayaknya nggak begitu bagus deh Mas" ucap mas Pras kepada Mas Harun sembari terus memikirkan bagaimana agar Laras Berhenti melakukan kejahatan terhadap ku. Mas Harun menghela napas panjang "Kasihan ibumu mas karena dia udah berlutut di hadapan kita semua Padahal sebelum-sebelumnya kita semua tahu bahwa Bagaimana terhormatnya beliau , lagipula tidak apa-apa kalau kita memaafkan mereka kali ini lagi pula mereka juga sudah berjanji bahwa mereka tidak akan lagi melakukan hal yang jahat seperti itu kan? Tidak ada salahnya juga kalau kita Maafkan dulu untuk kali ini "jawab Mas Harun yang dihadiai anggukan oleh mas Pras. Setelah kami semua sarapan akhirnya aku dan Mas Pras memilih untuk keluar dulu untuk sekedar berjalan-jalan dan menjernihkan pikiran kami yang sejak semalam begitu tidak tenang karena kelakuan Laras. Mas Pras sendiri juga berulang kali meminta maaf kepada aku karena dia begitu menyesal karena iya tidak bisa selalu berada di sampingku untuk menjagaku Iya semakin menyesal terlebih lagi ketika orang akan menjaga hatiku di rumah kami sendiri padahal saat itu mas Pras sedang ada di rumah namun ia mengaku ia tidak bisa menjagaku dari kejahatan orang lain. Aku sendiri tidak merasa tidak diperhatikan oleh Suamiku itu ya lagi pula Siapa yang tahu bahwa Laras akan berbuat jahat kepada aku lagi. " Maaf ya non, mas belum bisa jadi suami yang baik untuk kamu" Ucap Mas Pras dengan tatapannya yang sendu "Gak apa - apa mas. Bukan salah mas juga kok" jawabku sembari tersenyum manis kepadanya
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD