Wanita licik

1567 Words
" tolong kasih tahu sama suami kamu biar dia beritahu ibunya Kalau Laras nggak usah diajak kalau mau datang, Mas nggak suka banget Kalau yang kemarin ke ulang lagi Kasihan juga sama kamu dan calon anak kamu " ucap Mas Harun saat ku telepon untuk kedua kalinya Yang aku lakukan hanyalah mengangguk karena walaupun masku itu tidak melihat yang jelas aku akan menuruti perintahnya dan lagi pula suamiku juga mendengar apa yang iparnya itu Katakan jadi aku tidak perlu repot-repot untuk memberitahunya lagi perihal pesan Mas Harun kepada aku. 3 hari sebelum acara tiba-tiba ibu mertuaku datang tapi ia hanya datang dengan tangan kosong tidak membawa barang-barang yang akan dipakai untuk menginap jadi saat itu aku pastikan bahwa ia tidak akan menginap di rumah kami. Walaupun ibu mertuaku itu sangat jahat kepadaku Tentu saja aku tetap menyambutnya dengan hangat sebagaimana seharusnya menantu menyambut mertuanya ketika datang. Datang-datang ternyata ibu mertuaku hanya meminta uang kepada aku dan ternyata jumlahnya tidak sedikit jadi dari pada ia mengamuk dan justru mengasariiku jadi kupilih untuk memberikannya uang dengan sejumlah yang Iya minta. Saat ku tanya alasannya apa ternyata Ia juga tidak ingin memberitahuku Mengapa Ia membutuhkan uang sebanyak itu secara tiba-tiba tapi tidak apa-apa lagipula Tidak ada salahnya juga jika aku membantu dirinya. ---------- Saat baru saja ibu mertuaku pergi dari rumah kami tiba-tiba seorang kurir datang dan mencari suamiku tapi karena Suamiku sedang tidak ada jadilah aku yang menerima paket yang seharusnya untuk suamiku. Paket yang Kuterima cukup mencurigakan ya bagaimana tidak suamiku tidak pernah memberitahuku bahwa akan ada paket yang datang ke rumah kami tapi tiba-tiba seseorang mengirim paket untuknya, bukan online shop tapi yang mengirim paket adalah seseorang yang tidak ingin di tahu namanya aku jadi semakin Curiga Tapi aku tidak tahu Aku curiga kepada siapa sebab suamiku juga tidak menunjukkan gerak gerik bahwa ia sedang berselingkuh atau apa. Jadi sepulang mas Pras bekerja aku langsung Menghadang nya di belakang pintu kamar lalu Bertanya kepadanya bahwa Apakah ia baru saja berbelanja via online atau tidak Tapi jawabannya adalah tidak kemudian aku membiarkannya mandi dulu Lalu setelah itu barulah aku menunjukkan paket yang tadi aku terima. Iya mau ngambil paket tersebut dengan Tatapan yang bingung beberapa kali ia mendekapku secara bergantian dengan paket ini Namun pada akhirnya ia tetap bertanya kepadaku bahwa benda dari mana ini? "Ini benda apa apaan kok ada nama aku segala? Kado ya?" Ucap maspras sembari membolak-balikkan pakai tersebut di tangannya " tadi ada kurir yang datang terus nyari kamu paketnya atas nama kamu ya udah aku terima aja " ucapku sembari menjelaskan kepadanya Dari mana asal paket tersebut " Dih bahaya banget tau non Lain kali kalau misalnya kamu menerima paket atau begitu telepon aku dulu ya Ini aku nggak mesen apa-apa aku nggak beli apapun secara online aku juga nggak dapat kiriman apapun dari temanku atau siapa gitu Nggak aku nggak tahu ini punya siapa jadi paketnya Kita buang aja ya? " Aku menahan tangan suamiku " nggak Mas, kita lihat dulu apa isi paketnya " Kami berdua sampai berdebat selama beberapa saat hanya untuk perihal membuka paket tersebut atau tidak usah tapi entah kenapa aku ingin sekali melihat Apa isi paket tersebut yang secara khusus ditujukan untuk suamiku jadi hasilnya mas Pras mengalah dan juga ia bersedia untuk melihat isi paket tersebut. Paket yang cukup aneh menurutku sebab isinya ringan namun seperti pengirimnya tidak ingin pakai tersebut rusak di perjalanan sebab pengaman dari paket tersebut terlalu tebal hingga kami sendiri cukup kesulitan untuk membukanya. "Asli si Mas, ini orangnya niat banget sampai setebal ini bungkusan paketnya " ucapku kepada mas Pras sembari terus berusaha membuka paket tersebut " nggak tahu non" ucap mas Pras sembari membantuku untuk membuka paket tersebut Lama kami berusaha membuka paket tersebut akhirnya pakai tersebut bisa kami buka dan kami bisa melihat isinya, ternyata isi dari paket tersebut adalah sebuah bingkai foto yang dimana isi bingkainya ada foto mas Pras dengan sebuah surat yang berisikan seakan-akan Seperti surat cinta. Setelah membaca surat tersebut kami berdua saling bertatapan satu sama lain dan dan kami heran karena mas Pras juga tidak tahu siapa pengirim paket tersebut. " Mas ini Aneh banget dan dan cukup menakutkan sih Tapi menurut aku pasti ini adalah orang yang dekat sama kita makanya dia tahu alamat rumah kamu yang baru " ucapku sembari terus menatap bingkai foto yang berisikan foto suamiku. "Apa kita laporin ke polisi aja ya Non?" Tanya mas Pras kepada aku Aku mengangkat bahu pertanda Aku tidak tahu untuk hal tersebut sebab kami juga tidak tahu harus melaporkan ini sekarang atau nanti saja siapa tahu lain kali kami memiliki petunjuk siapa pengirim rahasia ini "Lain kali aja Mas lagian juga kalo laper sekarang ya Masih aneh, next time aja biar Siapa tahu kita dapat petunjuk yang lain " ucapku yang hanya dibalas anggukan oleh mas Pras Hari yang kami tunggu tunggu akhirnya tiba yaitu hari dimana kami melakukan acara tujuh bulanan lagi untuk mendoakan kandunganku agar lancar-lancar saja sampai anak yang di dalam kandunganku ini lahir. Aku sangat bersyukur karena dari awal acara hingga akhir tidak ada satupun yang mengganggu padahal emas Pras sendiri sudah punya beberapa Bodyguard untuk mengamankan acara kami dari gangguan-gangguan orang-orang yang tidak penting. Berbagai kalangan hadir di acara kami hampir sama seperti saat kami melangsungkan acara pernikahan Ditambah lagi dengan semakin banyaknya orang-orang yang diundang padahal acara yang beberapa minggu yang lalu sempat batal kami tidak sempat mengundang orang sebanyak ini tapi untungnya saat ini ini acaranya lancar sehingga kami tidak malu untuk kedua kalinya. Jika kalian penasaran dimana ibu mertuaku jawabannya beliau hadir padahal sebelumnya beliau menolak untuk hadir karena mas Pras melarang ibunya untuk mengajak Laras datang ke sini. Aku sendiri tidak tahu apa yang mengubah hatinya sehingga Iya mau ke acara kami lagi tapi ya sudahlah aku cukup bersyukur karena setidaknya ibu mertuaku masih mau datang ke acara kami berdua. Berbeda dengan acara yang sebelumnya kali ini Mas Harun dan juga mas Galih akan menginap untuk 3 hari di sini berhubung karena acara yang kami laksanakan bertepatan dengan beberapa hari libur nasional jadi kedua Kakakku itu bisa tinggal sedikit lebih lama dibanding kemarin. Aku senang sekali hari itu Tapi dibalik senangku, masih terbesit rasa penasaran dalam hatiku tentang siapa pengirim paket yang kemarin aku dan mas Pras terima. Apa itu juga semalam sebelum acara aku sempat bertanya kepada mas Pras bahwa Apakah ia mengundang teman-teman SMA nya atau tidak dan jawabannya Iya Hanya mengundang beberapa teman teman laki-lakinya saja yang berdomisili di Jakarta. Tapi saat kami menerima tamu tadi tiba-tiba Mbak Erin datang sembari memberikanku sebuah kado yang besar. Aku yakin dia tidak Diundang tapi kenapa iya datang? Sebenarnya bukan masalah bagiku jika Mbak Erin mau datang atau tidak Aku bahkan sangat bersyukur jika ia datang tanpa aku undang tapi rasanya aneh saja karena setiap kali ku lihat Bagaimana caranya menatap kepada Suamiku itu sungguh sangat berbeda dengan caranya menatap kepada teman-temannya yang lain. Aku tidak tahu tapi rasanya aneh, atau mungkin aku begini karena sebelumnya aku tahu bahwa mereka pernah sama-sama saling suka dan Mbak Erin belum sempat mengutarakan perasaannya kepada suamiku. Mungkin mas Pras sadar dengan tingkahku yang sejak tadi memperhatikan Mbak Erin yang saat itu sedang berkumpul dengan teman-teman sma-nya yang lain. " kenapa Non? " tanya mas Pras kepadaku yang seketika langsung kubalas dengan gelengan kepala takut-takut kami berdua perang dingin karena hanya membahas perihal Mbak Erin yang di undang atau tidak ke acara kami. Tapi bukan mas Pras namanya kalau ia sendiri tidak bisa membaca pikiranku, tiba-tiba ia lantas menarikku ke belakang Kemudian kami berdua berbicara baik-baik. " Erin lagi deket sama Cahyo Jadi pas aku undang Cahyo ke sini Erin ikut, kamu jangan mikir macam-macam ya sayang lagian aku cuma sayangnya ke kamu nggak mungkin aku berpaling sama orang lain " ucap mas Pras sembari menatap mataku lekat-lekat. Mas Pras menjawab seperti itu tapi entahlah aku tetap merasakan sesuatu yang mengganjal dalam hatiku. Aku tidak ingin mengacaukan acara kami jadi saat itu aku hanya bisa tersenyum dan kembali menarik maspras untuk menemui para tamu kami yang belum sempat kami temui hari itu. Saat acara telah selesai, Jujur saja tubuhku sudah terlalu lelah hanya untuk sekedar duduk dan makan bersama dengan keluargaku yang lain. Aku langsung naik ke atas kamar kemudian menjatuhkan tubuhku di atas kasur yang empuk. Aku bahkan sudah tidak sadar Sudah berapa lama aku aku tidur dan saat terbangun kulihat Suamiku sedang tertidur lelap, aku mengambil ponselku kemudian melihat jam yang masih menunjukkan pukul 3.30 dini hari. Kerongkonganku terasa kering dan juga Perutku tiba-tiba lapar ya wajar juga sih karena terakhir kali aku makan siang tadi dan sekarang ini sudah subuh, jadilah aku memutuskan untuk turun ke bawah sekaligus menyiapkan sarapan untuk orang-orang di rumah. Saat baru saja ya aku Aku ingin masak mie untuk diriku sendiri tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang. Tentu saja aku terlonjak kaget hingga panci yang berisikan air lantas terjatuh dan tentu saja hampir membangunkan seisi rumah. "LARAS?!" Aku lantas kaget karena tiba-tiba melihat sosok Laras berada di depanku tanpa rasa bersalah sedikitpun. Sebentar wanita itu hanya tersenyum licik menatapku " Kenapa kok kaget gitu? " tanyanya sembari terus-terusan mendekatkan badannya kepadaku aku yang yang merasa takut akan Laras lantas mundur hingga tubuhku hampir menabrak kompor dibelakangku. "Mau apa kamu...?" Tanyaku dengan suara pelan sementara Laras Iya hanya tertawa licik tepat didepan mataku. Aku memejamkan mata takut takut melihat matanya dan tiba-tiba beberapa detik kemudian kini gantian Laras yang berteriak, aku membuka mata kemudian melihat kakakku Mas Harun sedang menarik jilbabnya hingga wanita itu berhasil menjauh dariku. " dasar wanita tidak tau diri! Mau apa kamu datang terus kemari? " ucap Mas Harun yang tanpa tanggung-tanggung sudah menarik jilbab Laras sehingga hampir terlepas dari kepala gadis itu
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD