Rencana

1198 Words
SeSampainya di restoran mereka berdua secara tidak sengaja atau secara kebetulan mereka berdua bertemu dengan Erin, Prasetyo langsung terlihat kaget dan begitu juga dengan Erin sementara Kinan hanya menatap mereka dengan Tatapan yang bingung seakan akan bertanya kepada mereka berdua ini kalian Ada apa sih? Prasetyo langsung memeluk Kinan dari samping memeluk pinggang Kinan kemudian menatap Erin dengan senyum sinis "Pras..." ucap Erin dengan nada yang cukup kecil "Udah kenal ya? Ini Kinan istri ku" Ucap Pras dengan bangga nya memperkenalkan Kinan Erin kaget mendengar ucapan Pras bahwa Kinan adalah istrinya, padahal selama ini, selama kenal dengan Kinan kirim tidak menyangka bahwa Kinan adalah istri dari Pras, laki - laki yang selama ini yang sukses mencuri hati nya. "Se..serius?" Tanya Erin Pras mengangguk, Kinan semakin di tarik ke dalam dekapannya. Jujur , Kinan sendiri bingung harus bersikap apa saat ini. Pasalnya, ia beberapa kali bertemu dengan Erin dan mereka sempat pergi ke cafe bersama namun Kinan tidak memberitahu gadis itu bahwa Pras adalah suami nya "Maaf ya, aku ngga ngasih tau kamu mbak. Soalnya aku bingung gimana ngasih tahunya Soalnya tiap ketemu sama aku kamu selalu nanyain mas Pras jadi aku susah banget ngasih tahu kamu. Aku pikir juga kamu bakal tahu sendiri nanti lagi pula sekarang aku sama Mas Pras udah nikah ya bentar lagi punya anak jadi maaf ya Mbak ucap Kinan kepada Erin Sementara Erin hanya diam mematung ditempatnya kemudian iya kembali menatap Prasetyo dengan Tatapan yang Kinan sendiri sulit untuk mengartikannya. tidak ingin berlama-lama akhirnya Prasetyo menarik Kinan untuk menjauh dari Erin sementara Erin yang masih mematung di tempatnya tanpa sepatah kata apapun Sesekali Kinan melirik gadis itu Jujur saja ia merasa tidak enak apalagi dengan situasi sekarang mah wiring tahu bahwa Prasetyo adalah suaminya tepat di hadapannya padahal dalam hati Kinan ingin tahu melalui orang lain tidak Dari Dirinya. Kinan menatap suaminya dengan Tatapan yang seolah-olah berkata Kok kamu bisa baik-baik aja sih? Padahal kan udah menolak mentah-mentah anak orang di depan kamu. Pras malah makan dengan santainya tanpa peduli dengan Erin dan juga Kinan yang masih sesekali melirik gadis itu "Non. Udah gak usah di pikirin" ucap Pras kepada istrinya seakan ia tahu bahwa apa yang ada di dalam pikiran Kinan saat itu titik Kinan mengangguk kemudian ia menuruti Apa perintah suaminya Hari semakin hari kandungan Kinan juga semakin besar , mood nya sudah lumayan lebih bisa di kontrol, yang jadi masalah sekarang adalah. Badannya yang semakin hari semakin mudah lelah. Tak jarang di kantor ia harus menunda pekerjaannya karena badannya yang sulit sekali di kontrol. Karena lama duduk, lama berpikir menjadikan badan Kinan semakin mudah lelah. "Non, kamu gak mau resign aja dulu? Atau cuti deh, gimana bagusnya aja, menurut kamu gimana? Mas kasihan liat kamu yang makin hari makin keliatan capek. Tuh lihat tuh kantung mata kamu makin menjadi - jadi aja" Ucap Pras sembari memegang wajah mulus milik istrinya. "Yaa... gak bisa cuti dong mas, bukan kuliah yang bisa cuti satu semester. Kalau buat resign... emm gatau mas nanti deh aku pikir-pikir lagi" Jawab Kinan. "Emang kenapa non kalau kamu resign? Apa yang bikin kamu gak mau resign?" Tanya Pras, lagi. Kinan nampak berpikir sejenak. "Gapapa biar tabungan Kinan ada aja gitu mas" Jawab Kinan dengan tampang lugu nya. Pras tertawa melihat tampang lugu milik istrinya itu, ia kemudian menarik Kinan ke dalam dekapannya. "Kinan... kamu mau kerja atau pun enggak kerja, kamu gak bakalan kelaparan. Kamu gak usah mikir sampai sejauh itu. Uang aku cukup, sampai cucu kita punya cucu lagi." Ucap Pras sembari mengelus lembut rambut istrinya itu Ucap Kinan yang di balas dengan anggukan oleh suaminya itu. Pada saat Kinan ingin berdiri dan berjalan menuju dapur tiba-tiba Pras menahan tangan istrinya itu. " soal asisten rumah tangga yang waktu itu aku bilang sama kamu Kapan dia bisa aku suruh datang? Tanya Pras kepada Kinan. Kinan nampak berpikir sejenak kemudian ia mengangkat kedua bahunya pertanda ia tidak tahu "Kapan aja terserah mas Pras" Jawab Kinan. Pras kemudian mengangguk lagi, ia paham dengan keinginan istrinya. Pagi - pagi buta , saat Pras dan Kinan masih tertidur lelap. Tiba - tiba ibu nya menelfon Pras. Suara dering telepon di waktu -waktu yang sepi berhasil membuat sepasang suami istri itu terbangun dari tidur nya. Kinan mengambil ponsel Pras yang sedang di charger di dekat nya. Kemudian memberi Pras benda kecil itu. "Ibu mas" Ucap Kinan dengan suara serak khas bangun tidur nya. Pras mengangguk kemudian ia bangun untuk menerima ponsel dari ibu nya. "Iya bu, assalamualaikum" Ucap Pras sembari mengusap wajah nya yang masih setengah sadar. "Iya bu , iya sekarang Mas transfer ya. Iya bu, iya baik - baik ya bu disana" Ucap Pras sebelum memutuskan sambungan telepon sang ibu. "Ibu baik - baik aja mas?" Tanya Kinan. Pras lantas mengangguk "Iya non, tapi katanya ibu butuh uang gatau buat apa aku gak terlalu denger. Yaudah tak transferin aja" Jawab Pras. Kinan mengangguk, kemudian ia melirik jam ternyata memang sudah waktunya untuk mereka bangun sebab hari ini Prasetyo ada ada penerbangan dan juga Kinan harus bekerja. Mereka berdua bersiap-siap kemudian masing-masing berangkat menuju tempat kerja mereka kali ini Pras mengantar istrinya menuju kantor sebab penerbangan hari ini tidak terlalu banyak mengambil waktu dan ia bisa menjemput istrinya tepat waktu saat sore nanti "Hati - hati ya mas" Ucap Kinan sembari melambaikan tangannya pada sang suami saat Pras sudah ingin berangkat menuju kantornya. Pras tersenyum, sembari membalas lambaian tangan istrinya. Entah mengapa di sepanjang hari kian merasa perasaannya tidak enak padahal mood-nya juga sedang baik-baik saja dan juga kondisi fisiknya tidak terlalu lelah seperti kemarin ya Walaupun memang kerjaannya hari ini lebih banyak daripada kemarin tetapi mood-nya sedang baik-baik saja. Yang jadi masalah adalah perasaannya yang seperti tidak tenang seperti ada yang mengganjal dalam pikiran dan juga hatinya tapi Kinan tidak tahu apa itu Sepulang kerja saat suaminya menjemput tepat di depan lobby kantor Kinan langsung masuk kedalam mobil kemudian ia memberitahu suaminya apa yang ia rasakan hari itu Tapi menurut Pras itu adalah hal yang wajar sebab Kinan sedang hamil dan mungkin saja itu adalah bawaan hamil Kinan hanya mengangguk mendengar penjelasan suaminya itu Dan mungkin juga ada benarnya sebab siapa tahu kan memang benar begitu adanya saat ia juga bertanya kepada Salsa bahwa apakah itu wajar jika seseorang hamil dan merasa perasaannya sedang tidak enak Salsa mengajarkannya katanya saudaranya juga pernah begitu dulu. Mereka berdua langsung pulang ke rumah namun sebelum itu mereka mampir dulu untuk membeli makan malam mereka. Karena seperti yang kalian ketahui sebanyak Kinan hamil Prasetyo tidak mau terlalu merepotkan istrinya itu ya walaupun menurut Kinan ia tidak merasa direpotkan jika hanya harus memaksakan atau mencucikan baju suaminya itu tapi tetap saja Prasetyo tidak mau merepotkan istrinya. Sesampainya di rumah mereka Langsung makan kemudian mereka bersih-bersih Setelah itu mereka hanya menonton TV bersama di ruang televisi baru saja mereka bersantai tiba-tiba ponsel Prasetyo berdering dan tertera nama ibunya di layar ponsel milik pria itu "Ibu non" ucap Prasetyo sembari menunjukkan ponselnya kepada Kinan. Kinan mengangguk kemudian ia mengisyaratkan suaminya agar segera mengangkat telepon dari ibunya itu. Pras mengangguk kemudian ia mengangkat telepon dari ibunya " Iya Bu Kenapa? " tanya Pras kepada ibunya "Iya bu, lagi sama Kinan" "Kabari saja ya bu" "Iya bu, iya sehat - sehat bu" "Kenapa mas?" Tanya Kinan sesaat setelah suaminya selesai berbicara dengan ibu nya. "Katanya ibu mau nginep disini, tapi nanti aja katanya" Jawab Pras. Seketika Kinan merasa senang sebab ia merasa bahwa ia bisa mendekatkan diri kepada mertuanya jika seperti itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD