When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh di tambah macem dimana-mana karena hari libur, mereka sampai juga di rumah Om Andi. Ternyata rombongan Tata dan Ara juga ikut serta mengantar keluarga Jamal ke rumah Om Andi. Mereka semua bergegas turun dari mobil masing-masing. Kedua bocah itu menatap takjub pada rumah bagai istana di hadapannya. Matanya berbinar, menunjukkan bahagia yang luar biasa, Kakek dan Nenenk tak kalah terkejutnya menyadari bahwa mereka akan tinggal di rumah besar bak istana itu. Mereka merasa seperti mimpi, kehilangan Jamal lalu mendapatkan kehidupan yang baru. "Ini, rumah siapa, Om?" tanya Neng. "Ini rumah Om dan akan menjadi rumah kalian juga." "Hah? Iya, Om?" tanya Adik membelalakan matanya. "Iya, dong. Kalian bahagia, gak?" "Bahagia banget, Om!" seru keduany