When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Semua mata memandang pada mereka berdua masuk ke dalam kelas. Ibu Ayu mendekati keduanya dan bertanya apa yang terjadi kali ini. "Sebenarnya ada apa lagi, Ta, Ra?" "Gak ada apa-apa, Bu. Pak Abdul memanggil kami karena baru saja masuk sekolah dan meminta kami tidak berbuat sesuatu lagi yang akan mengakibatkan di skorsing kembali," jelas Tata "Syukurlah kalau begitu. Ibu khawatir sekali jika kalian ternyata bermasalah lagi." "Gak, kok, Bu. Kami duduk ya, Bu." "Ya silahkan. Lanjutkan pekerjaan kelas kalian ya." Tata dan Ara kembali lagi ke tempat duduk mereka dan memperhatikan materi yang berada di papan tulis lalu mulai mencatatnya dengan baik. Di sela-sela belajar, Tata memikirkan bagaimana caranya menemukan wadah yang dimaksud oleh Ayah? Apakah wadahnya berupa gaib atau justru nyata.