When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Ternyata dia adalah …." "Siapa?" "Sebentar, seperti ada yang memperhatikan kita." Tata menoleh ke kanan dan ke kiri, memperhatikan siapa gerangan yang sedang memperhatikan. Meneliti setiap sudut tempat ia berhenti tapi tak menemukan apa-apa, namun saat matanya memandang jauh ke depan. Ia melihat sosok perempuan itu yang menatapnya dengan tajam, Tata hanya membalasnya dengan senyum sinis. Lalu, ia pergi meninggalkan Tata dan Ara. "Siapa, Tata? Gak ada siapa-siapa disini!" pekik Ara. "Ah iya, mungkin perasaanku saja." "Atau mungkin sosok baru?" tanya Ara asal. "Mungkin bisa jadi. Tapi belum terlihat. Ah sudahlah, mungkin bisa jadi hanya lewat saja. Ayo, masuk," ajak Tata. "Tapi, kamu belum kasih tahu aku siapa pelakunya, Tata!" "Lena." "Apa? Gila!" pekiknya terkejut. "Hus! Tenang