When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Ucapan Tata terbukti, saat keluar dari ruang kepala sekolah. Semua mata memandangnya penuh kasihan karena mungkin merasa Tata adalah korban disini dan mereka memandang Lena justru sinis sekali. Ia masih mengejar Tata dan berteriak-teriak. Semua siswa justru memandang Lena dengan tatapan sinis. "Apa lu semua? Hah? Mandang gue macam begitu!" "Dih gak malu! Sudah nyakitin orang, malah tetap aja seperti itu!! Malu woy malu!!" teriak salah satu siswa. "Berani lu sama gue!!" "Uh, takut! Nanti di santet, takut ah ada pemuja setan," ledek yang lainnya. "Anjir! Maksud lu apaan? Hah? Seenaknya aja ngebacot!" "Duh pemuja setan gak ngaku malah sewot!!! Takut!!" "Haha, pemuja setan!!" "Anak setan kok teriak anak setan!!" "Malu woy!! Malu!! Menjijikan!" "Rendahan sekali caranya, aneh tuh orang