When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Di dalam kamar, Tata dan Ara duduk bersebelahan di balkon. Mereka menatap langit yang terang itu. Keduanya tetap diam sambil menikmati momen indah yang mungkin lain waktu tak akan terulang kembali. Tiba-tiba Rara datang dan ikut bergabung. "Kayaknya ada Rara," celetuk Ara masih tetap menatap. Tata menoleh dan berkata, "Kamu bisa melihatnya?" "Tidak. Aku cuman sudah bisa merasakan kehadirannya. Ada rasa yang berbeda kalau Rara dan Nyai datang, aku sudah bisa membedakannya, Ta." "Waw, seriusan?" "Iya, Tata. Hebat, 'kan?" "Banget!" pekiknya. "Ta, sebenarnya tadi apa yang terjadi?" tanya Ara hati-hati. "Aku gak tahu percis, tapi saat itu yang kamu lihat sendiri aku sedang kesakitan, 'kan? Nah, dari arah belakang itu sebelumnya memang sudah ada suara aneh. Ada suara decitan kursi dan la