When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Dalam bermasyarakat, memang yang paling menyakitkan itu adalah ucapan. Seseorang yang berucap tidak sesuai dengan kenyataannya cukup membuat orang lain menjadi sakit hati. Itu yang saat ini sedang di rasakan oleh Tata dan juga Ara. Beberapa waktu lalu, setelah kepergian Ibu Dinda untuk selama-lamanya, banyak sekali omongan-omongan yang menyakitkan hati mereka. Ternyata, ada beberapa guru yang tidak suka dengan sikap Tata dan Ara, itu membuat mereka membicarakan Tata dan Ara seenaknya sendiri. Beberapa diantaranya ada juga yang anaknya sekolah di tempat tersebut, baik itu sekelas dengan Tata dan Ara atau di atas mereka. Banyak sekali murid-murid yang selalu memandang aneh setiap kali mereka berpapasan dan itu sudah membuat Ara sangat jengah. Bagaimana tanggapan Tata? Jangan ditanya, ia ba