Tania sudah memakai gaun yang dibelikan oleh Ken untuknya. Ia meremas gaun itu dengan kepala menunduk dan matanya menatap pada sepatu Ken di depan matanya. Tania menelan salivanya kasar, dan tidak berani untuk melihat pada lelaki itu sekarang.
“Kau sudah siap?” tanya Ken datar.
Tania menggeleng, ia tidak siap untuk pergi bersama dengan Ken untuk melihat gaun pengantin yang dibeli oleh Ken untuk menikah dengan dirinya.
“Kak, aku tidak bisa untuk pergi dengan Kak Ken. Aku tidak menikah dengan Kak Ken.” Ucap Tania sangat takut sekali menatap pada lelaki yang menatapnya dengan tatapan tajam di depannya sekarang.
Mata Tania dan mata Ken bertemu. Ken menyeringai. “Tidak mau menikah? Aku tidak menerima penolakanmu Tania. Kau tidak bisa untuk menolakku. Aku akan tetap menikah denganmu sayang.” Ucap Ken mengelus pipi Tania.
Tania memundurkan langkahnya, dan tidak mau disentuh oleh lelaki itu. Ken yang kembali ditolak oleh Tania, menatap tajam Tania. Ia tidak suka ditolak oleh Tania. Ia tidak mau Tania menolak dirinya. Tania harus sadar diri, kalau dia itu yang terbaik untuk gadis itu.
“Berani menolakku lagi sayang?” tanya Ken.
Tania menatap Ken menantang. “Kenapa aku tidak boleh menolak? Ini diriku sendiri Kak. Aku bisa menolak siapa saja yang tidak aku suka. Dan aku bisa menerima siapa saja yang aku suka. Aku berhak untuk menerima dan menolak.” Ucap Tania menantang lelaki di depannya, dan matanya berubah tajam menatap pada lelaki itu.
“Kau memang bisa menolak sayang, tapi aku tidak akan membiarkan dirimu menolakku Tania. Kita tetap menikah.” Ucap Ken pada Tania.
Tania menggeleng dan menahan air mata yang akan menetes di pelupuk matanya. Tania sudah tidak bisa menghitung lagi sudah berapa kali dirinya menangis dan menjadi gadis cengeng yang tidak tahu caranya menghadapi masalah yang dirasakan olehnya sekarang.
“Aku tidak mau! Aku akan pulang dan mengadukan pada keluargaku dan juga ibumu, apa yang kau lakukan padaku.” Ucap Tania menatap tajam Ken.
Ken tertawa mengejek. “Pulang dan mengadukan semuanya?” Ken dengan santai menyender di dinding dan melipat tangannya di depan. “Coba saja kalau kau bisa untuk pulang ke rumahmu dan mengadukan semuanya. Kau tidak memiliki uang. Kau gadis miskin di sini Tania. Kau tidak punya uang untuk kabur sayang.” Ken menghina Tania yang mengepalkan tangannya di sisi kiri dan kanan.
Tania berusaha untuk tidak mendengar apa yang dikatakan oleh lelaki itu padanya. Dia benci Ken.
“Sebenarnya aku dimana sekarang?” tanya Tania. Melihat tempat tingalnya sekarang, ia tahu kalau dia tidak ada di Indonesia, dia berada di luar negeri dan tidak tahu dimana.
“Roma Italia, kau berada di sini sekarang.”
Tania terkejut dan langsung berjalan menuju jendela kamarnya. Keinginan Tania, setelah menikah dengann Kevin, maka dia akan pergi bulan madu ke Italia, tepatnya di Roma. Dan sekarang dia berada di sini bersama dengan lelaki lain. Bukan dengan Kevin.
Tubuh Tania menegang takut, ketika dirinya dipeluk oleh Ken dari belakang. Tania merasa tidak nyaman, dan berusaha untuk melepaskan pelukan darinya. Namun tidak bisa, lelaki itu masih memeluknya dan mengusapkan pipinya pada pipi Tania.
Tania mencoba untuk mendorong Ken, namun lelaki itu begitu erat sekali memeluk dirinya, dan tidak membiarkan Tania untuk lepas dari pelukannya.
“Kak… lepas…”
“Sststt… diam Tania. Aku tidak mau melepaskan dirimu Tania. Kau tetap harus di dalam pelukanku Tania.” Ucap Ken mencium leher Tania berulang kali.
Tubuh Tania meremang takut dengan apa yang dilakukan Ken padanya. Ia tidak terbuai dengan apa yang dilakukan oleh lelaki itu padanya. Bahkan dia sangat takut dan tidak nyaman dengan tingkah Ken padanya.
“Nikmati apa yang aku lakukan padamu Tania.” Ucapnya, kembali mencium leher Tania sekarang.
Tania kembali mendorong Ken. “Kak! Aku tidak mau. Aku tidak ada merasakan nyaman denganmu. Malahan aku merasakan sangat takut sekali padamu Kak. Aku tidak mau membuat keluargaku kecewa dengan apa yang aku lakukan.” Ucap Tania menangis.
“Tidak usah menangis sayang. Aku tidak akan menyakiti kamu sayang, aku itu lelaki setia. Seperti ayahku. Kau juga pernah mendengar cerita tentang ayahku bukan? Kenapa dia sampai menyiksa ibuku. Itu karena dia mencintai kakak ibuku. Rasa cintanya hanya untuk Aleta. Dan rasa cintaku hanya untukmu Tania.”
“Tapi rasa cintamu salah Kak! Aleta, dia menerima ayahmu dengan perasaan yang sama. Sedangkan aku? Aku mencintai adikmu! Kevin! Aku mencintainya, dan dari kecil aku hanya melihat pada Kevin bukan pada lelaki lain.”
Ucapan Tania yang kembali menyebutkan nama Kevin. Membuat Ken mendengarnya merasa marah, dan tidak senang mendengar apa yang dikatakan oleh Tania. Kevin dan Kevin. Hanya Kevin yang dia cintai. Sialan!
“Kau tidak boleh menaruh rasa pada Kevin lagi Tania, kau sudah akan menjadi istriku. Kau harus belajar menerimaku dan mencintaiku yang akan menjadi suamimu.”
Tania mendengar itu tertawa kecil. “Aku tidak bisa belajar mencintai lelaki jahat sepertimu Kak.” Ujar Tania, setelahnya meringis, Ken yang menarik rambut dan mata tajam lelaki itu menatapnya dengan tatapan membunuhnya.
“Tidak bisa mencinta lelaki laiin? Hahaha… aku tidak terima penolakan itu Tania. Kau tetap harus mencintaiku Tania. Hanya aku yang pantas kau cintai. Kau beruntung dicintai oleh lelaki sebaik aku.” Masih dengan percaya dirinya, Ken mengatakan hal itu pada Tania yang tertawa mengejek.
“Beruntung? Tidak ada hal yang patut aku beruntungkan, dicintai oleh dirimu Kak. Malah aku tersiksa karena dicintai olehmu. Aku membenci dirimu.” Ucap Tania mengatakan kata benci tepat di wajah Ken.
Ken mendengar itu hanya tersenyum, dan tidak marah mendengar apa yang dikatakan oleh Tania pada dirinya. Untuk apa ia marah?
Karena benci dan cinta itu beda tipis. “Kau sekarang memang membenciku Tania, tapi lihat nanti, kau pasti mencintaiku, dan memohon padaku, untuk selalu berada di sampingmu, dan kata benci tidak akan pernah keluar dari mulutmu itu lagi sayang." Ucapan penuh percaya diri.
Tania bertekad dalam hatinya, ia tidak akan pernah jatuh cinta pada lelaki sejahat Ken. Tania akan tetap setia pada Kevin.
Kevin .... Tania yang mengingat kekasihnya itu, yang sekarang terbaring di rumah sakit. Merasa rindu dan ingin menemani Kevin. Memeluk kekasihnya itu, dan menguatkan Kevin.