"Gue minta maaf kalau sebagai teman lo udah ngebuat lo malu karena semua ini, lo bisa kan maafin gue, Alaka?" Sepasang mata Rafael dibingkai binar harap. "Gue emang belum mampu menerima hujatan orang waktu itu karena bener-bener baru coba main film, akhirnya di sela beban pikiran gue—cobain ngisap sabu, dan ternyata relaks banget rasanya."
"Raf, lo jangan minta maaf ke gue, tapi minta maaf ke diri sendiri, ke Tuhan. Karena dengan cara lo seperti ini, lo merusak diri sendiri, merusak pikiran sama badan lo. Gue bisa memahami kok gimana lo waktu dapat masalah kayak gitu, tapi jangan ngerusak diri juga, lo punya Tuhan, Raf. Elo enggak sendirian." Alaka menoleh dan meraih shopping bag yang ia bawa, menunjukannya di depan Rafael. "Gue bawa sesuatu buat lo." Ia mengeluarkan kantung berisi bebera
