Di dalam kamar.
Amelia pun menatap berkas yang berisikan tentang surat perceraian dirinya dengan Daniel dan untuk sejenak, Amelia pun menatap surat itu dengan tatapan sedih.
"Akhirnya! Akhirnya surat ini pun keluar dan tidak pernah aku bayangkan, jika aku … Aku benar-benar harus berpisah dengannya," ucap Amelia sambil menatap ke arah perutnya yang kempes itu.
"Kenapa Tuhan bersikap tidak adil padaku? Apa salah aku? Padahal aku sudah menjadi wanita yang sangat baik dan selalu menjalankan apapun perintah yang engkau katakan dan aku … Aku sudah berusaha menjadi istri yang baik. Tapi mengapa … Mengapa engkau membuat aku menjadi wanita tidak sempurna? Kenapa?" Ucap Amelia sambil memukul perutnya yang menjadi asal dari semua masalah yang dia hadapi saat ini.
"Hiks … Hiks … Karena Tuhan tidak mengizinkan aku untuk memiliki bayi di dalam rahimku ini dan semua kebaikan yang aku lakukan semuanya juga sudah sia-sia. Maka aku … Aku tidak akan percaya lagi dengan namanya cinta dan juga menjadi orang baik itu … Itu tidak ada artinya, maka aku … Aku akan melakukan apapun yang ingin aku lakukan, agar aku bisa mendapatkan setidaknya kesenangan yang tidak aku bisa dapatkan selama aku … Menjadi orang baik," ucap Amelia.
Setelah itu, Amelia pun menandantangani surat cerai itu, lalu meninggalkan surat cerai itu diatas meja dan dia meninggalkan sepucuk surat dengan kata singkat, karena dia tidak bisa mengatakan hal apapun untuk Daniel yang sudah membuangnya seperti sampah tidak berguna itu.
Isi surat itu.
"Terima kasih atas semua kebaikan yang kamu berikan padaku. Aku kembalikan semua kebebasan kamu dan semoga bahagia bersama istri dan anak kamu. Mulai saat ini, kita jalani hidup kita masing-masing dan anggap saja, kita tidak pernah bertemu di dunia ini."
Wassalam.
Amelia.
Setelah menuliskan itu, Amelia meninggalkan sepucuk surat itu dan dia segera mengemas pakaian dan juga semua barang-barang yang dia butuhkan ke dalam kopernya.
"Setelah ini, aku akan menjadi Amelia yang baru. Bukan Amelia yang selalu tinggal di rumah dan bukan Amelia yang mengabdikan semuanya untuk suami. Karena aku adalah Amelia yang sudah bebas dan mulai saat ini, aku akan mencoba untuk mencintai diriku sendiri, hanya diriku sendiri!" Ucap Amelia yang terus meyakinkan dirinya, jika dirinya harus mencintai dirinya dan tidak akan pernah mencintai pria lagi, karena dia takut kecewa seperti saat ini.
Setelah selesai mengemas pakaiannya dan membawa uang secukupnya.
Amelia pun keluar dari dalam kamarnya dan dia melewati tangga kecil yang terhubung ke arah dapur.
Karena semua orang sibuk dengan pesta itu.
Sehingga, tidak ada yang memperhatikan kepergian Amelia dari tempat itu dan Amelia pun akhirnya bisa bebas dari rumah itu untuk selamanya.
"Akhirnya … Aku bisa pergi dari rumah itu dan aku … Aku akan memulai hidup baruku tanpa dirimu lagi mas Daniel," ucap Amelia sambil memandang rumah itu sebelum dia pergi.
"Selamat tinggal! Mulai hari ini, nyonya di rumah ini bukanlah aku tapi Karisa dan mama tidak akan sering marah, karena aku yang menurutnya hanyalah wanita bodoh dan tidak berguna ini, sudah tidak ada lagi," ucap Amelia dan dengan berat hati, Amelia pun melangkah keluar dari halaman rumah itu, menuju keluar gerbang utama rumah itu.
Hingga, saat Amelia sudah berada didepan pintu gerbang rumah itu.
Amelia pun mendapatkan taksi yang kebetulan kosong dan Amelia pun segera masuk ke dalamnya.
Brakkk ….
Suara pintu ditutup terdengar sangat jelas dan Amelia menatap ke arah luar jendela untuk melihat rumah yang sudah lama dia tinggali selama bertahun-tahun dan kini, dia harus meninggalkannya.
"Selamat tinggal masa lalu, selamat tinggal semua kenangan indah dan selamat tinggal cintaku," ucap Amelia dengan suara lirih diiringi dengan bibirnya yang gemetar, karena menahan rasa sakit di dalam hatinya.
Amelia pun kembali menitikkan air matanya dan dia merasa enggan meninggalkan rumah itu serta timbul rasa ragu di dalam hatinya.
Tapi, ketika mengingat sikap kejam yang Daniel lakukan padanya. Rasa ragu itu pun segera menghilang dan tekad kuat pun kembali membakar hatinya.
"Sudahlah! Aku tidak mau terpuruk terlalu lama di rumah itu! Aku harus mencintai dirimu sendiri dan jangan merusak diriku sendiri, seperti sebelumnya," ucap Amelia yang terus meyakinkan dirinya untuk tidak memiliki keinginan kembali ke rumah Daniel.
Setelah merasa yakin, Amelia pun melihat ke arah sopir taksi yang menunggu dirinya memberi perintah.
"Ahh … iya, pak! Kita bisa pergi sekarang," pinta Amelia kepada sopir taksi itu.
Sopir taksi itu pun menganggukkan kepalanya dan dia bertanya kepada Amelia.
"Mbak, kita mau pergi ke mana?" Tanya sopir taksi itu.
Amelia pun langsung terdiam sejenak dan dia berpikir tentang tujuan yang belum dia tentukan. Tapi, dia mengingat masa lalunya. Jika ada daerah pinggiran yang memiliki banyak rumah kost-kostan, rumah kontrakan dan Amelia memutuskan untuk ke tempat itu.
"Pak, ke jalan Angsana!" Ucap Amelia yang memutuskan ke daerah itu.
Si sopir pun menganggukkan kepalanya dan dia pun segera menginjak pedal gas, lalu mobil itu segera melaju kencang meninggalkan rumah itu.
Amelia pun menghela napas panjang dan dia sudah siap untuk menjalani kehidupan barunya di tempat barunya nanti dan Amelia berharap, jika dia bisa menjalani hari-harinya dengan tenang dan tidak akan pernah bertemu lagi dengan Daniel dan juga lainnya.
Itulah keinginan Amelia saat ini dan itulah harapan terbesar yang dia tanam di dalam hatinya.
-bersambung-
Dhini_218
Only on: Dreame n Innovel.