Aku mandul
Lima tahun sudah, usia pernikahan Amelia dan juga Daniel mereka lewati dan sudah lima tahun lamanya, mereka menanti kedatangan buah hati yang sudah mereka nantikan yang tidak kunjung datang.
Tuduhan, cacian dan hinaan harus Amelia terima, tatkala saat dia pergi keluar rumah atau bertemu dengan ibu mertuanya yang sejak awal mereka menikah tidak pernah menyetujuinya.
Ditambah dengan masalah tentang memberi keturunan untuk keluarganya, membuat ibu mertua Amelia semakin menyudutkan dirinya.
Hingga, pada suatu hari.
Di malam yang dingin dan sunyi.
Amelia yang seperti biasanya, menunggu kepulangan suaminya. Tiba-tiba saja, dia mendapatkan sebuah pesan yang menjadi awal dari kehancuran dalam kehidupan rumah tangganya.
***
Malam hari, pukul 21.00 WIB.
Amelia sedang duduk didepan televisi, namun pikirannya terus melayang dan tidak ada di tempatnya saat ini.
Karena, tiba-tiba saja. Rasa sesak di dalam dadanya dan sebuah firasat buruk pun terus datang menghantuinya.
Namun, perasaan itu terus dia sangkal, karena Amelia yakin sekali. Jika suaminya akan baik-baik saja. Walaupun malam semakin larut dan Daniel belum terdengar kabarnya, tapi Amelia masih tetap menunggu kedatangannya.
"Sudah pukul sembilan, tapi mas Daniel belum juga kembali? Kemana dia hari ini? Apakah sesibuk itu, sampai selarut ini, dia belum juga kembali?" Ucap Amelia yang semakin merasa gelisah.
Amelia yang sedang duduk pun segera bangun dan berjalan mondar-mandir tiada henti.
"Apakah mungkin, mas Daniel mau menginap lagi di kantornya?" Gumam Amelia yang sedang mengingat, jika akhir-akhir ini, Daniel jarang pulang ke rumah dan dia selalu beralasan sibuk dengan semua pekerjaannya di kantor, lalu dia terlihat jauh lebih cuek dan juga dingin tidak seperti biasanya.
Mengingat itu semua, Amelia merasakan hatinya terasa sangat sakit. Karena dia tahu, semenjak tes itu. Daniel mulai berubah terhadap dirinya. Tes yang mengubah segalanya termasuk sikap Daniel terhadap dirinya.
Mengingat itu, Amelia pun kembali duduk di kursi kembali, lalu Amelia pun segera menyandarkan tubuhnya di punggung kursi sambil memejamkan matanya serta ingatan dia pun kembali ke waktu satu bulan sebelumnya. Waktu di mana dia melakukan test kesuburan di rumah sakit bersama Daniel dan juga kedua orang tuanya.
"Mungkinkah karena aku tidak bisa memberikan keturunan untuk keluarga ini, membuat dirinya tidak menginginkan aku lagi? Apakah itu alasan dia yang tidak memperdulikan aku bahkan telah membuat dirinya mengubah sikapnya terhadap aku selama satu bulan ini?" Gumam Amelia dan tanpa terasa, air mata pun mulai mengalir dari sudut matanya dan perasaan itu terasa sakit untuk dirinya.
Namun, Amelia masih berusaha memiliki pikiran positif terhadap suaminya, jika suaminya tidak mungkin melakukan hal semacam itu.
"Tidak! Mas Daniel tidak mungkin melakukan hal semacam itu. Dia mungkin memang sedang sibuk dan aku yakin, kalau dia pasti masih mencintai aku. Ya! Aku yakin sekali!" Ucap Amelia sambil mengusap air mata yang sudah membasahi pipinya.
Lalu, Amelia masih terus menghibur dirinya, agar dia tidak merasa sedih dengan tuduhan-tuduhan yang tidak beralasan itu.
"Sudahlah, Amel! Kamu harus percaya pada mas Daniel. Dia tidak mungkin berubah, bukankah kamu tahu. Kalau mas Daniel sangat mencintai kamu? Hehehehe … selama lima tahun, dia tidak pernah mengeluh bahkan mau menerima aku apa adanya, walaupun ibunya tidak pernah menyukai aku. Tapi dia tetap mempertahankan aku. Jadi … aku tidak boleh menuduh dia seperti itu. Ya! Aku tidak boleh menuduh dia sembarangan," ucap Amelia yang terus meyakinkan dirinya, jika Daniel tidak mungkin mengkhianati dirinya dan perubahan yang Daniel tunjukkan kepada dirinya, bukanlah karena dia sudah tidak mencintai dirinya tapi Daniel mungkin terlalu banyak masalah yang dia hadapi dengan semua pekerjaannya itu.
Namun, semua harapan dan pikiran Amelia itu hanyalah omong kosong belaka.
Karena, di tempat lain. Daniel yang sudah membohongi Amelia sedang bersenang-senang dengan wanita lain, wanita yang sudah membuat Daniel melupakan cintanya untuk Amelia dan Daniel sudah dimabuk kepayang oleh wanita ini, karena wanita ini bisa memberikan keturunan untuk dirinya dan juga keluarganya.
Waktu pun berlalu sangat cepat dan seperti biasanya, Daniel pun tidak pulang dan pada akhirnya, Amelia pun mematikan televisi itu, lalu pergi meninggalkan ruang tamu untuk masuk ke dalam kamarnya.
Saat Amelia masuk, dia melihat suasana kamarnya yang terasa sangat dingin dan sepi. Hanya kegelapan serta angin malam yang menemani dirinya setiap malam. Karena, pria yang seharusnya ada disampingnya sudah jarang menemaninya.
Melihat itu semua, Amelia hanya bisa menghela napas panjang sambil mengusap lembut dadanya.
"Sudahlah! Lebih baik aku tidur sekarang, aku harus bangun pagi karena mungkin, besok pagi mas Daniel kembali untuk ganti pakaian dan sarapan di rumah," ucap Amelia yang lagi dan lagi, mencoba untuk menghibur dirinya sendiri.
" Hah! Baiklah, ayo Amelia kita tidur. Jangan memikirkan hal yang tidak mungkin terjadi, ya! Tidak mungkin kalau itu terjadi," ucap Amelia yang terus menyemangati dirinya sendiri. Sehingga, Amelia pun segera membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur dan untuk kesekian kalinya. Dia pun harus tidur sendiri tanpa ada kehadiran dari pria yang dia cintai, disisinya lagi.
Amelia berusaha untuk memejamkan matanya, tapi mata itu tidak bisa tertidur sama sekali. Karena rasa sesak di dalam hatinya semakin terasa dan entah mengapa, jika malam ini. Amelia merasa jauh tidak merasa lebih tenang dari sebelumnya.
Sehingga, Amelia pun melihat kearah sisi tempat dimana Daniel sering tidur di sana.
Amelia pun mengusap tempat kosong itu dengan perasaan getir, namun dia masih harus tetap tersenyum.
"Dia sudah lama tidak tidur di sini, sehingga tempat ini, terasa sangat dingin tapi … aku yakin, kamu pasti akan kembali lagi mas dan tempat ini, pasti akan hangat kembali, sehangat dulu lagi," ucap Amelia sambil tersenyum dan setelah itu, Amelia pun mencoba untuk memejamkan matanya lagi, hingga pada akhirnya, Amelia pun bisa memejamkan matanya sambil menyentuh tempat kosong yang terdapat sedikit jejak dari Daniel yang dia rindukan selama ini, jejak yang membuat Amelia terus berharap, jika Daniel akan kembali hangat seperti dahulu lagi.
Hingga.
Kini, Amelia harus melewati malam yang dingin untuk kesekian kalinya tapi tidak untuk Daniel.
Dia yang sibuk dengan malam panasnya dengan wanita barunya, begitu bersemangat dan dia sudah melupakan Amelia yang setia menunggu dirinya di rumah. Dia melupakan janjinya kepada Amelia, ketika dia menemukan wanita baru yang diberikan oleh ibunya, wanita yang bisa memberikan dirinya segalanya termasuk keturunan yang dia dambakan selama ini.
-bersambung-