Beberapa hari kemudian.
Tanpa meminta persetujuan kepada Amelia. Daniel bersama dengan keluarga besarnya mengadakan pesta pernikahan sederhana di kediamannya sendiri dan Amelia hanya bisa menatap itu dari lantai atas dengan pakaian lusuh dan wajah yang kuyu, karena terlalu banyak menangis, hingga air mata pun kering dan Amelia sudah tidak bisa mengeluarkan air mata sama sekali.
Dengan tatapan penuh kebencian, sakit hati dan penuh amarah.
Amelia hanya bisa menahan rasa sesak di dadanya tanpa bisa berbuat apapun lagi.
"Mereka benar-benar menikah dan mas Daniel, dia tidak peduli lagi denganku!" Ucap Amelia sambil meremas dadanya yang terasa sesak itu.
"Mungkin! Jika aku pergi dari rumah ini pun, mereka semua juga tidak akan menyadarinya dan aku … Aku tidak rela harus hidup bersama dengan Karisa. Karena kehadiran dia, pasti selalu merusak kehidupan aku. Entah dulu, sekarang atau mungkin nantinya. Dia pasti terus mengganggu aku dan aku … Aku tidak mau menjadi budaknya yang selalu kalah olehnya," ucap Amelia sambil memejamkan matanya sejenak dan bayangan masa lalu yang dia lewati bersama Daniel pun muncul kembali. Terlebih, semua kata cinta yang pernah dia ucapkan masih terngiang di telinganya hingga saat ini.
"Cinta! Hahahaha … Dia mengatakan jika akan mencintai aku hingga maut memisahkan kita? Bahkan belum maut menjemput aku, dia sudah menyakiti hatiku! Bahkan sekarang, dia bahagia bersama wanita yang sering menyakiti aku sejak aku masih kecil!" Ucap Amelia yang terus tertawa, namun hatinya semakin sesak dan sulit untuk bernapas.
"Hah! Dasar pria br*ngsek! semua kata-kata yang kamu ucap adalah Bohong! Semua kata itu adalah bohong! Seharusnya aku tidak percaya dengan semua ucapan manisnya saat itu dan seharusnya … Aku tidak memiliki harapan terlalu besar, sehingga aku … Aku harus merasakan kecewa teramat dalam seperti ini!" Ucap Amelia dan tubuhnya terjatuh ke lantai dan air mata yang tersisa pun jatuh kembali meluncur untuk membasahi pipinya.
"Hiks … Hiks … Sialan! Apalah itu cinta! Cinta itu tidak ada sama sekali! Hanya ada kebohongan dan janji manis yang tidak bisa dihindari lagi. Bahkan suamiku sendiri yang aku sangat percayai, lebih memilih wanita itu daripada aku. Karena aku … Aku tidak bisa memberikan keturunan untuknya, dia langsung melupakan aku! Apakah ini cinta yang bisanya menyakiti hati ini?! Hanya bisa …. Menyakiti hatiku!" Ucap Amelia yang menangis sejadi-jadinya dan dia tidak berharap jika ada satu pun orang yang peduli terhadap dirinya, karena di bawah semuanya diliputi dengan rasa bahagia dan tidak akan mungkin ada yang memikirkan tentang dirinya.
Namun, tanpa Amelia sadari. Daniel yang sedang tersenyum dan kelihatan sedang bahagia dengan pernikahan keduanya itu, diam-diam melirik ke arah tempat Amelia berdiri dan dia tahu, jika Amelia ada di sana.
Sehingga, muncul rasa bersalah di dalam hatinya dan rasanya, dia ingin pergi meninggalkan tempat itu dan menemui Amelia, lalu memeluknya dengan erat.
"Amel, aku minta maaf! Aku melakukan ini karena … Aku tidak mau kalau kamu berharap lebih padaku dan aku melakukan ini karena … Aku masih mencintai kamu," gumam Daniel dengan perasaan sesak di dadanya dan dia pun segera memalingkan wajahnya, agar dirinya tidak ketahuan sedang menatap Amelia dan dia juga takut, kalau Amelia mengetahui isi hatinya saat ini. Sehingga, Daniel pun kembali tersenyum dan dia terus memperlihatkan jika dirinya juga menyayangi Karisa dan juga bayi di dalam kandungannya. Sedangkan Karisa, dia hanya tertawa mengejek di dalam hatinya, karena sekali lagi. Dia mendapatkan apa yang Amelia miliki dan dia selalu menjadi pemenang dari setiap pertandingan yang dia lakukan bersama Amelia.
"Cckckckck … Rasakan kamu Amel! Sudah ku katakan, kalau aku juga bisa merebut suami dan juga keluarganya. Sekarang, rasakan lah bagaimana rasanya harus berbagi lagi denganku dan perasaan ini, sama persis seperti lima tahun yang lalu. Saat mantan kekasih kamu berselingkuh denganku," gumam Karisa dengan senyuman penuh kemenangan dan dia merasa sangat sombong, karena dia bisa merebut semua yang di miliki Amelia walaupun sebenarnya, Amelia jauh lebih cantik darinya dan wajah ini, yang selalu membuat Karisa iri dengan Amelia.
"Ckckck … Walaupun kamu jauh lebih cantik, tapi selalu kalah olehku. Karena wanita perayu seperti aku, tidak akan bisa ditolak oleh pria manapun, termasuk suami kamu yang kamu banggakan selama ini," gumam Karisa sambil menatap ke arah Daniel yang berada tepat di sampingnya dan dia pun segera meraih lengannya, lalu memeluknya dengan erat dengan sengaja.
Melihat itu, Daniel merasa sangat risih dan dia segera menghempaskan tangan Karisa saat itu juga.
"Cukup! Aku merasa tidak nyaman. Lebih baik, kamu duduk saja. Karena berdiri terlalu lama, tidak akan baik untuk bayiku," ucap Daniel dengan nada ketus.
Mendengar itu, Karisa pun memasang senyum palsu dan mengikuti perintah Daniel untuk duduk.
Sedangkan Daniel, dia kembali menyapa para tamu yang datang dan sebagian tamu itu adalah saudara dan juga kerabat dekatnya. Ada juga rekan bisnisnya yang memandang rendah sikap Daniel yang bodoh. Karena menikah dengan wanita yang lebih jelek dari istrinya dan lebih menjijikan, dia menikahi sekertaris sekaligus sepupu istrinya, sehingga banyak orang memandang rendah Daniel dan tidak mau terlalu lama di tempat itu. Terutama para wanita yang membenci wanita yang merusak rumah tangga orang lain, sehingga mereka banyak yang tidak Sudi untuk bersalaman dengan Karisa.
Namun, Karisa tidak peduli dengan itu semua, karena dalam pikirannya saat ini, jika cepat atau lambat. Dia akan menjadi istri pertama dan nyonya resmi dari keluarga Daniel dengan status dari ibu dari anaknya yang dia kandung, Karisa sangat percaya diri. Jika dia bisa menyingkirkan Amelia secepatnya.
Sehingga, dia tidak peduli dengan tatapan penuh kebencian dari semua orang dan lebih memilih untuk mengabaikannya.
Sedangkan di tempat lain.
Amelia yang sudah merasa jika dirinya tidak ada artinya di rumah itu, terutama di dalam hatinya Daniel, mungkin tidak ada dirinya sama sekali.
Akhirnya, Amelia pun memutuskan untuk tidak terus larut dalam perasaan sedih dan kecewa itu.
Sehingga, Amelia pun bangun dari posisi duduk diatas lantai dan dia pun menyeka air matanya yang membasahi pipi dan juga sudut matanya.
"Aku tidak mau merusak hidupku di sini. Aku … Aku ingin lepas dari semuanya dan menghilang dari kehidupan yang menyakitkan ini," ucap Amelia dan dia pun memejamkan matanya sejenak, lalu membukanya kembali.
"Aku harus melupakan semuanya! Harus! Aku harus melupakan semuanya. Sama seperti dahulu aku melupakan dia yang direbut oleh Karisa dan sekarang, aku juga harus bisa melepaskan dia yang sudah menjadi milik si murahan itu," ucap Amelia yang terus menegaskan dirinya untuk tetap kuat.
Setelah itu, Amelia pun masuk kembali ke dalam kamarnya dan dia membuka lemari pakaiannya untuk mengambil surat yang sudah dia buat beberapa hari yang lalu. Surat itu dia buat saat pertama kali dia melihat kedatangan Karisa ke rumah itu dan hari itu pula, Amelia membuat surat itu dengan perasaan penuh amarah dan juga sedih. Mungkin, pada awalnya dia merasa sangat ragu dan masih ada perasaan cinta yang membuat dirinya merasa sangat enggan.
Tapi setelah melihat beberapa hari sejak kehadiran Karisa di rumahnya itu, Amelia melihat sikap Daniel yang sangat keterlaluan, bahkan dia tidak dianggap sama sekali di rumahnya sendiri.
Hingga hari pernikahan yang terjadi saat ini, Daniel tidak mengatakan apapun bahkan bertanya tentang keadaannya pun, tidak ada sama sekali.
Sehingga, rasa cinta yang sempat Amelia pertimbangkan pun, harus dia kubur sedalam-dalamnya dan Amelia kini merasa sangat yakin, jika jalan terbaik dari hubungan yang sudah hancur ini, adalah perceraian.
-bersambung-
Dhini_218
Only on: Dreame n Innovel