When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Tidak lama kemudian dokter yang dipanggil pun datang, ia segera melakukan tugasnya. Ia memeriksa tangan Nyonya besar yang terkilir, memperban tangan Nyonya besar dan memberi obat anti nyeri. Setelah melakukan tugasnya, dokter itu pun pergi. Kepergian dokter bersamaan dengan kedatangan Zanko. Pria tampan berpenampilan gangster itu segera menghampiri ibunya. Ia melihat ibunya terluka. “Ibu, apa yang terjadi? Ibu sakit? Apa yang terjadi dengan tangan ibu?” tanya Zanko sembari duduk di sofa berhadapan dengan ibunya. “Oh, ini. Tidak apa-apa” jawab ibu sembari melihat tangannya yang di perban. “Ibu, mengapa ibu selalu saja begini? Katakan pada Zanko, siapa yang melukai ibu? Apa pria yang ada di samping ibu itu?” Ibu Zanko, sekaligus sebagai Nyonya besar itu melihat ke arah suaminya. Ibu Zan