When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Ah, ya...ya... aku akan katakan dia sebagai ayah jika ibu mengatakan siapa yang melukai ibu? Itu hal yang mudah kan? Jika ibu terus rahasia- rahasiaan, maka Zanko juga tidak akan menerimanya. Zanko itu sudah dewasa, bukan anak- anak lagi! Jadi Zanko juga berhak untuk melindungi ibunya” jelasnya. Ibu Zanko hanya bisa menarik napas panjang, apa yang dikatakan putranya memang benar. Tidak boleh ada rahasia- rahasiaan. Mereka harus saling terbuka satu sama lain jika ingin diterima dalam keluarga ini. “Ini hanya ketidaksengajaan. Aku hendak membangunkan Zhi Zhe untuk makan malam bersama. Zhi Zhe sepertinya mengalami mimpi buruk, jadi dia tidak sengaja menyakiti tanganku. Tidak apa Zanko, dia tidak sengaja!” ucap Ibu Zanko sembari melihat tangannya. Zanko yang mendengar penjelasan dari ibuny